Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa sekitar 40 persen dari semua kasus kanker dapat dicegah dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup. American Cancer Society telah merilis penelitiannya yang mengamati 30 jenis kanker dan 18 faktor risiko. Mereka menemukan tujuh jenis kanker teratas yang dapat dihindari.
Sementara menurut Cancer Research UK, dari total kasus kanker di Inggris antara tahun 2016 dan 2018, sebanyak 38 persen dapat dicegah. Studi ini juga menemukan bahwa lebih dari 700.000 kasus kanker baru dan 262.000 kematian di antara orang dewasa berusia 30 tahun ke atas pada tahun 2019 dikaitkan dengan faktor gaya hidup.
Baca Juga
Untuk itulah penting untuk Anda menghindari sebisa mungkin beragam gaya hidup atau kebiasaan buruk yang dapat memicu meningkatnya risiko kanker pada orang dewasa. Berikut selengkapnya sebagaimana dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (23/7/2024).
Advertisement
1. Merokok
Merokok dapat memicu peningkatan risiko kanker melalui berbagai mekanisme yang merusak sel-sel tubuh secara langsung maupun tidak langsung. Asap rokok mengandung lebih dari 70 zat karsinogenik yang dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh, meningkatkan probabilitas mutasi genetik yang berpotensi memicu perkembangan sel kanker. Selain itu, senyawa kimia dalam rokok juga dapat memengaruhi aktivitas enzim dan mekanisme biologis yang penting dalam regulasi pertumbuhan sel, menyebabkan sel-sel berpotensi menjadi ganas dan tidak terkendali.
Dalam sebuah penelitian dilansir dari Mirror menyebut bahwa merokok berkontribusi terhadap 22,7 persen dan 15,8 persen dari semua kasus kanker pada pria dan wanita. Kanker paru-paru dan trakea adalah jenis kanker yang paling umum disebabkan oleh merokok. Jadi berhenti merokok menjadi salah satu solusi guna mengurangi risiko terkena kanker secara signifikan.Â
Advertisement
2. Obesitas atau Berat Badan Berlebih
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko yang signifikan dalam pengembangan beberapa jenis kanker pada orang dewasa. Fenomena ini terkait erat dengan berbagai perubahan biologis dalam tubuh yang dapat meningkatkan probabilitas terjadinya kanker. Salah satu mekanisme utama adalah bahwa jaringan lemak ekstra dalam tubuh dapat menghasilkan hormon tambahan, seperti estrogen, insulin, dan faktor pertumbuhan, yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker.
Dalam sebuah penelitian dilansir dari Mirror, jenis kanker yang paling mungkin disebabkan oleh kelebihan berat badan adalah kanker rahim, kandung empedu, esofagus, hati, dan ginjal. Menurut CDC, semakin banyak berat badan yang dimiliki dan semakin lama seseorang mengalami kelebihan berat badan, risiko terkena kanker semakin besar.
3. Diet yang Buruk
Kebiasaan buruk yang bisa memicu meningkatnya risiko kanker pada orang dewasa adalah kurangnya asupan nutrisi. Sebuah studi menunjukkan bahwa kekurangan kalsium, serat makanan, serta buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Selain itu, jika kita terlalu banyak mengonsumsi daging merah atau makanan olahan, risiko yang kita hadapi juga lebih tinggi.
Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengutamakan makanan yang kaya protein, seperti daging tanpa lemak, unggas, telur, makanan laut, dan kacang-kacangan. Pedoman Diet USDA untuk orang Amerika juga merekomendasikan hal ini. Selain faktor nutrisi, kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
Advertisement
4. Kurangnya Olahraga
Kurangnya olahraga merupakan penyumbang terbesar keenam pada pria dan penyumbang terbesar keempat pada wanita dalam kasus kanker. Oleh karena itu, Pedoman Aktivitas Fisik untuk Amerika menyarankan agar manusia melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 hingga 300 menit per minggu dengan intensitas sedang, atau 75 hingga 150 menit per minggu dengan intensitas kuat. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker dan menjaga kesehatan tubuh kita.
5. Tak ada screening kanker
Memeriksakan diri secara rutin adalah langkah penting untuk mengurangi risiko kanker. Bagi wanita, mammogram harus dilakukan setiap dua tahun sekali, dimulai pada usia 40 tahun, untuk memantau risiko kanker payudara. Sedangkan untuk pemeriksaan kanker kolorektal, orang dewasa disarankan untuk memulainya pada usia 45 hingga 75 tahun.
Â
Advertisement
6. Paparan Sinar UV
Jangan lupa juga untuk memeriksa kulit secara teratur guna mendeteksi kelainan atau bintik-bintik yang mencurigakan terkait kanker kulit. Paparan sinar UV merupakan salah satu faktor utama penyebab kanker kulit, dengan 93 persen kasus melanoma kulit disebabkan oleh radiasi UV. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah perlindungan terhadap sinar matahari guna mengurangi risiko kanker kulit.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain membatasi paparan sinar matahari berlebihan, menggunakan pakaian pelindung dan topi, serta menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi secara teratur. Dengan menjaga kesehatan dan melindungi diri dari paparan sinar UV, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker kulit. Jadi, jangan lupa untuk menjalani pemeriksaan rutin dan mengambil langkah-langkah perlindungan yang dianjurkan.
Â
7. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan merupakan penyumbang terbesar keempat dari seluruh kasus kanker pada pria dan penyumbang terbesar ketiga pada wanita. CDC menyebutkan asupan alkohol dalam jumlah sedang untuk wanita adalah tujuh porsi, sedangkan untuk pria adalah 14 porsi. Lebih dari itu dianggap minuman keras.
Sementara ABC News melaporkan bahwa penyajiannya didefinisikan sebagai 5 ons anggur dan hanya 1,5 ons minuman beralkohol kadar tinggi, yang jumlahnya lebih sedikit dari apa yang biasanya disajikan di bar, restoran, dan di rumah-rumah penduduk. Jadi sebisa mungkin mengurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebihan demi kesehatan Anda.Â
Advertisement
8. Stres Berkepanjangan
Stres merupakan faktor kompleks yang dapat berpengaruh signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan, termasuk meningkatkan risiko terkena kanker pada orang dewasa. Respons tubuh terhadap stres, seperti pelepasan hormon kortisol dan adrenalin, dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, peradangan, serta proses biologis lain yang memainkan peran penting dalam perkembangan kanker.
Stres yang kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker yang sudah ada atau meningkatkan kemungkinan pembentukan sel kanker baru. Selain itu, stres juga sering kali menyertai kebiasaan hidup yang tidak sehat lainnya.Â