Liputan6.com, Jakarta Olimpiade adalah acara olahraga yang sangat dinantikan oleh banyak orang selama bertahun-tahun dan menghadirkan berbagai emosi. Baik atlet maupun penggemar dapat merasakan berbagai respons, mulai dari kegembiraan dan sorak-sorai yang luar biasa hingga kekecewaan atau ketidakpercayaan yang mendalam. Saat menunggu pengumuman putusan hakim dan melihat papan skor, momen tersebut bisa sangat menegangkan.
Salah Satunya Keberhasilan Rizki untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 diraih melalui penampilan gemilang di IWF World Cup 2024 di Phuket, Thailand. Pada ajang tersebut, Rizki mencatatkan total angkatan 365 kg, yang tidak hanya membuatnya memenangkan kejuaraan tetapi juga memecahkan rekor dunia yang sebelumnya dipegang oleh Shi Zhiyong dari Tiongkok dengan angkatan 364 kg.Â
Di Olimpiade Paris 2024, Rizki berhasil meraih medali emas di kategori 73 kg putra, menjadi lifter pertama Indonesia yang mencapai prestasi ini. Pada 8 Agustus 2024, ia memecahkan rekor olimpiade dengan angkatan clean and jerk 199 kg. Prestasi ini membuat Rizki mencatatkan namanya sebagai atlet Indonesia termuda yang meraih medali emas Olimpiade, pada usia 21 tahun dan 52 hari, dan menambah daftar kebanggaan bagi olahraga angkat besi Indonesia.
Advertisement
Dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, ini dia beberapa alasan mengapa atlet kerap mengigit medali yang diraih dalam sebuah kejuaraan, Jum'at (9/8/2024).
Â
Simbol Kemenangan dan Kebanggaan
Untuk memenuhi syarat berkompetisi di Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah harus berpartisipasi dalam beberapa kompetisi penting. Selain Kejuaraan Dunia IWF 2023 di Riyadh, Arab Saudi, dan Piala Dunia IWF 2024 di Phuket, Thailand, Rizki juga mengikuti turnamen kualifikasi Olimpiade di berbagai lokasi seperti Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, IWF Grand Prix 1 2023 di Havana, Kuba, dan Kejuaraan Asia 2024 di Tashkent, Uzbekistan.Â
Perjalanan Rizki menuju Olimpiade tidak selalu mulus; pada akhir Agustus 2023, ia mengalami operasi usus buntu yang memaksanya untuk beristirahat dari latihan angkat besi selama 5-6 bulan. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Rizki menunjukkan ketahanan dan tekadnya dengan kembali berlatih pada akhir Januari 2024. Di Olimpiade Paris 2024, Rizki berhasil meraih medali emas di kategori 73 kg putra, menjadi lifter pertama Indonesia yang mencapai prestasi ini. Pada 8 Agustus 2024, ia memecahkan rekor olimpiade dengan angkatan clean and jerk 199 kg.Â
Advertisement
Pengingat Perjalanan dan Pengorbanan
Penembak pistol Turki Yusuf Dikec menjadi viral di media sosial karena sikapnya yang tampak santai saat menembak dan meraih medali perak di Olimpiade 2024. Foto yang banyak dibagikan di media sosial menunjukkan Dikec menembak sambil mengenakan kaus dengan satu tangan di saku, kacamata yang tampak standar, dan tanpa ekspresi di wajahnya. Ia disamakan dengan pria biasa yang berkompetisi di Olimpiade, atau bahkan pembunuh bayaran.
Selain menjadi simbol kemenangan, pose gigit medali berfungsi sebagai pengingat visual dari perjalanan panjang yang telah dilalui para atlet. Setiap medali mewakili ribuan jam latihan, dedikasi, dan pengorbanan yang telah dilakukan. Menggigit medali tidak hanya merayakan pencapaian tetapi juga menghormati semua upaya yang telah dilakukan untuk mencapainya. Ini adalah pengakuan atas semua kerja keras yang mungkin tidak terlihat oleh publik tetapi sangat berarti bagi para atlet.
Momen ini juga mencerminkan perjalanan emosional dan fisik yang telah dilalui, menunjukkan betapa berartinya pencapaian tersebut bagi mereka. Dengan merayakan prestasi mereka dengan pose ini, para atlet menegaskan bahwa medali tersebut adalah hasil dari semua usaha dan pengorbanan mereka, menjadikannya bukan hanya sebagai simbol kemenangan tetapi juga sebagai penghargaan atas segala sesuatu yang telah mereka lalui.