Luas Wilayah Singapura, Negara Terkecil di ASEAN Tapi Paling Maju

Singapura merupakan negara kepulauan yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya, dikenal sebagai negara terkecil di Asia Tenggara. Berapa luas wilayah Singapura sebenarnya?

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 13 Agu 2024, 14:15 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 14:15 WIB
Patung Merlion Singapura Ditutup Mulai 25 September 2023 demi Proses Perbaikan
Patung Merlion Singapura. (dok. Jay Ang/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Singapura merupakan negara kepulauan yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya, dikenal sebagai negara terkecil di Asia Tenggara. Berapa luas wilayah Singapura sebenarnya? Terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor, Singapura memiliki sejarah yang menarik dan unik. 

Didirikan sebagai sebuah kota oleh Sir Stamford Raffles pada tahun 1819, Singapura awalnya merupakan bagian dari koloni Inggris sebelum meraih status sebagai negara republik pada tanggal 9 Agustus 1965, setelah sebelumnya menjadi bagian dari Malaysia. Di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura menjalani transformasi besar dan mengukir nama sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. 

Meski wilayahnya  terkecil di ASEAN, Singapura telah membuktikan bahwa ukuran tidak selalu berhubungan dengan pencapaian dan pengaruh. Berikut ulasan lebih lanjut tentang luas wilayah Singapura yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wilayah Singapura

Negara Wisata Murah di Asia
Singapura / Sumber: Pixabay

Meskipun Singapura merupakan negara dengan luas teritorial yang relatif kecil, negara ini memiliki posisi yang sangat signifikan dalam konteks global. Dengan luas sekitar 728 km², Singapura menjadi negara terkecil Asia Tenggara. Namun, kemampuannya untuk memanfaatkan ruang yang terbatas menjadi salah satu kunci kesuksesannya. Luasnya yang relatif kecil terdiri dari sekitar 63 pulau, dengan pulau-pulau utama seperti Pulau Sentosa, Pulau Ubin, dan Pulau Tekong menjadi pusat aktivitas dan pemukiman.

Secara astronomis, Singapura terletak di antara 15 derajat LU hingga 26 derajat LU dan 103 derajat 40 BT hingga 104 derajat BT. Negara ini berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah barat dan Riau, Indonesia di sebelah selatan. Pembagian wilayahnya secara administratif meliputi tiga daerah utama: kawasan pusat dengan bukit batu karang Bukit Timah, Mandai di pantai barat, dan daerah timur hingga Katong.

Dengan jumlah penduduk sekitar 5,97 juta jiwa, menurut data dari Worldometers, Singapura adalah rumah bagi beragam kelompok etnis dan budaya. Mayoritas penduduk adalah bangsa Cina, dengan komunitas Melayu, Yahudi, Pakistan, Bengali, Arab, dan peranakan Eropa turut menyumbang keragaman tersebut. 

Bahasa resmi di Singapura meliputi Cina, Inggris, Melayu, dan Tamil, mencerminkan pluralitas budaya dan etnis yang ada. Dari segi agama, penduduk Singapura menganut berbagai keyakinan, termasuk Taoisme, Islam, Kristen, dan Hindu.

Meskipun memiliki luas wilayah yang kecil, Singapura telah berhasil menempatkan dirinya sebagai negara dengan perekonomian terkuat di dunia, menduduki peringkat ke-10 dalam daftar negara terkaya global menurut laman World Population Review. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan efektif dari sumber daya yang ada, sebuah negara kecil seperti Singapura dapat memiliki dampak yang besar di panggung internasional.


Paling Kecil dan Paling Maju

Kasus COVID-19 di Singapura naik gegara subvarian Omicron XBB. (Foto: ilustrasi Freepik/mrsiraphol)
Kasus COVID-19 di Singapura naik gegara subvarian Omicron XBB. (Foto: ilustrasi Freepik/mrsiraphol)

Meskipun memiliki luas wilayah yang kecil, Singapura telah berhasil meraih status sebagai negara paling maju di kawasan Asia Tenggara. Keberhasilan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor kunci, terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

Menurut buku “Kurikulum di Negara Maju” oleh Ismail Hanif Batubara, salah satu alasan utama di balik kemajuan Singapura adalah sistem pendidikannya yang sangat terstruktur dan inovatif. Negara ini memanfaatkan modal pendidikan sebagai kekuatan dasarnya, dengan pendekatan yang memahami bahwa setiap individu memiliki bakat dan minat unik.

Sistem pendidikan Singapura menonjol dengan kurikulum multibahasa yang mencakup Bahasa Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil. Ini bukan hanya memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam lingkungan multikultural, tetapi juga memastikan bahwa pelajar tetap terhubung dengan identitas budaya mereka masing-masing. Dengan demikian, pendidikan di Singapura tidak hanya bersifat holistik dan global, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai lokal yang penting.

Selain itu, kurikulum yang diterapkan di lembaga pendidikan Singapura dirancang untuk menciptakan individu yang tidak hanya berkompeten tetapi juga siap menghadapi persaingan global. Pendekatan ini memungkinkan pelajar untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka dalam berbagai bidang, mempersiapkan mereka untuk berkontribusi secara signifikan dalam berbagai sektor.

Keberhasilan sistem pendidikan Singapura berkontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi dan sosial negara ini. Meskipun wilayahnya kecil, negara ini telah mampu memanfaatkan sumber daya secara efisien untuk mencapai status sebagai salah satu negara terkaya dan paling inovatif di dunia. Singapura membuktikan bahwa dengan perencanaan yang cermat dan investasi pada pendidikan, bahkan negara dengan luas terbatas dapat mencapai kemajuan yang luar biasa.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya