Liputan6.com, Jakarta 7 love language apa saja? Cinta merupakan perasaan yang kompleks dan unik bagi setiap individu. Dalam perjalanan memahami bahasa cinta, Gary Chapman, seorang konselor pernikahan dan penulis, memperkenalkan konsep "Lima Bahasa Cinta" yang kemudian berkembang menjadi "Tujuh Bahasa Cinta". Teori ini menyoroti gagasan, bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan dan menerima kasih sayang.
Baca Juga
Advertisement
7 love language apa saja? Memahami love language seseorang dapat menjadi kunci, untuk membangun hubungan yang lebih harmonis dan memuaskan. Ketika kita mengenali dan menghargai cara pasangan atau orang-orang terdekat kita mengungkapkan cinta, kita dapat lebih baik dalam merespons dan memenuhi kebutuhan emosional mereka. Sebaliknya, mengetahui bahasa cinta diri sendiri juga penting, agar dapat mengkomunikasikan dengan jelas bagaimana kita ingin dicintai dan dihargai.
7 love language apa saja? Tujuh bahasa cinta atau love language ini mencakup kata-kata peneguhan, tindakan pelayanan, hingga sentuhan fisik. Setiap bahasa cinta memiliki nuansa dan penekanan yang berbeda, mencerminkan keragaman cara manusia dalam menunjukkan afeksi. Beberapa orang mungkin merasa paling dicintai ketika menerima hadiah, sementara yang lain mungkin lebih menghargai waktu berkualitas yang dihabiskan bersama.
Meskipun setiap orang cenderung memiliki satu atau dua bahasa cinta yang dominan, penting untuk diingat bahwa kita semua dapat mengapresiasi dan merespons positif terhadap berbagai bentuk ekspresi cinta. Berikut ini 7 love language dalam hubungan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2024).
7 Love Language Apa Saja?
Cinta dan kasih sayang adalah elemen mendasar dalam kehidupan setiap orang. Namun, cara seseorang menyampaikan dan menerima cinta bisa sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan emosional dan karakteristik pribadinya. Untuk memahami dinamika ini, Dr. Gary Chapman memperkenalkan konsep The 5 Love Languages dalam bukunya yang terkenal. Seiring waktu, konsep ini berkembang lebih jauh, melibatkan tujuh love language yang menguraikan berbagai cara orang mengekspresikan cinta dalam hubungan mereka. Berikut penjelasannya:
1. Words of Affirmation (Kata-Kata Penegasan)
Words of affirmation adalah bahasa cinta atau love language yang berfokus pada kekuatan dan makna kata-kata positif. Bagi individu yang memiliki bahasa cinta ini, kata-kata yang penuh pujian, dorongan, atau apresiasi menjadi sarana penting untuk merasakan dicintai.
Mereka merasa sangat dihargai ketika pasangan mereka memberikan pujian tulus, atau menyampaikan kata-kata penyemangat di saat yang dibutuhkan. Ucapan sederhana seperti "Aku mencintaimu," "Kamu sangat berarti bagiku," atau "Kamu melakukan pekerjaan yang hebat" bisa memiliki dampak besar terhadap emosi mereka.
Dalam hubungan, orang dengan love language ini menginginkan komunikasi yang penuh kehangatan secara verbal, baik itu melalui percakapan sehari-hari, pesan teks, atau bahkan tulisan. Mereka merasa lebih terhubung secara emosional ketika mendapatkan penghargaan verbal atas usaha dan kehadiran mereka dalam hidup pasangannya.
Namun sebaliknya, kritik yang terlalu keras atau kurangnya kata-kata positif, dapat melukai perasaan mereka lebih dalam daripada orang yang memiliki love language lain. Oleh karena itu, bagi pasangan yang memiliki love language ini, penting untuk terus mengekspresikan rasa cinta dan perhatian secara verbal, serta menciptakan lingkungan di mana kata-kata penuh cinta menjadi bagian penting dari komunikasi sehari-hari.
2. Acts of Service (Tindakan Pelayanan)
Acts of service atau tindakan pelayanan, adalah bahasa cinta di mana seseorang merasa dicintai melalui perbuatan nyata yang menunjukkan perhatian dan kepedulian. Orang dengan bahasa cinta ini mengutamakan tindakan, yang memperlihatkan bahwa pasangan mereka bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk meringankan beban, atau membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, membantu membersihkan rumah, menyiapkan makanan, atau mengurus hal-hal kecil yang meringankan beban pasangan adalah cara-cara penting untuk mengekspresikan cinta.
Acts of service bukan tentang ukuran atau jumlah pekerjaan yang dilakukan, melainkan tentang niat tulus di balik tindakan tersebut. Ketika pasangan mereka melakukan sesuatu tanpa diminta, seperti memasak makan malam setelah hari yang panjang atau membantu dengan tanggung jawab keluarga, mereka merasa dicintai dan dihargai. Orang dengan love language ini mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh kata-kata afirmasi, tetapi tindakan-tindakan kecil yang menunjukkan perhatian nyata akan membuat mereka merasa terhubung secara emosional.
Sebaliknya, jika tindakan tersebut diabaikan atau jika mereka merasa pasangan tidak peduli untuk membantu, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak dihargai. Acts of service menuntut kepekaan terhadap kebutuhan pasangan, di mana setiap tindakan yang dilakukan menjadi wujud konkret dari cinta.
Advertisement
3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)
Receiving gifts adalah love language di mana seseorang merasakan cinta melalui pemberian hadiah. Bagi mereka, hadiah bukan sekadar benda material, melainkan simbol kasih sayang dan perhatian yang lebih mendalam. Hadiah-hadiah ini tidak harus mahal atau mewah, yang lebih penting adalah pemikiran dan niat di baliknya. Hadiah yang penuh makna, seperti bunga, buku yang mereka inginkan, atau barang kecil yang mengingatkan mereka pada momen istimewa, dapat memberikan perasaan dicintai yang luar biasa.
Bagi orang yang memiliki love language ini, hadiah menjadi tanda bahwa pasangan memikirkan mereka dan memperhatikan hal-hal yang penting bagi mereka. Setiap hadiah menjadi representasi fisik dari cinta, yang dapat mereka pegang, lihat dan nikmati.
Dalam hal ini, pemberian hadiah bisa dianggap sebagai upaya simbolis dalam menjaga koneksi emosional. Sebaliknya, jika pasangan mengabaikan pemberian hadiah atau memberikan hadiah yang tidak memiliki makna, ini bisa diartikan sebagai kurangnya perhatian atau usaha dalam hubungan. Oleh karena itu, dalam love language ini, pemahaman tentang preferensi pribadi dan minat pasangan menjadi sangat penting untuk menjaga kedekatan emosional.
4. Quality Time (Waktu Berkualitas)
Quality time adalah bahasa cinta yang sangat mengutamakan pentingnya kehadiran fisik dan emosional pasangan. Bagi mereka yang memiliki love language ini, menghabiskan waktu bersama dengan perhatian penuh merupakan bentuk utama dari cinta.
Aktivitas yang dilakukan bersama bisa bermacam-macam, mulai dari sekadar duduk bersama, menonton film, berbicara secara mendalam tentang kehidupan, hingga melakukan aktivitas yang sama-sama disukai. Yang paling penting bagi mereka adalah kehadiran yang penuh dan perhatian tanpa gangguan, di mana mereka merasakan bahwa pasangan benar-benar menghargai waktu yang dihabiskan bersama.
Waktu berkualitas tidak harus melibatkan kegiatan yang rumit atau mahal. Bahkan, momen sederhana seperti berjalan-jalan atau menikmati makanan bersama tanpa gangguan teknologi bisa sangat bermakna bagi mereka. Yang terpenting adalah menciptakan kenangan dan hubungan emosional yang mendalam selama waktu tersebut.
Sebaliknya, jika pasangan sering terganggu oleh pekerjaan, telepon, atau hal-hal lain ketika mereka seharusnya menghabiskan waktu bersama, orang dengan love language ini bisa merasa diabaikan atau kurang diperhatikan. Oleh karena itu, menyediakan waktu berkualitas menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan emosional dalam hubungan dengan mereka.
5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)
Physical touch adalah salah satu cara paling mendasar dan langsung untuk mengekspresikan cinta. Bagi orang yang memiliki love language ini, sentuhan fisik adalah kebutuhan emosional yang sangat penting.
Sentuhan fisik tidak hanya mencakup keintiman seksual, tetapi juga bentuk kontak fisik yang lebih sederhana, seperti pelukan, ciuman, atau sekadar menggenggam tangan. Bagi mereka, sentuhan fisik yang lembut dan penuh kasih menjadi cara utama untuk merasakan kehadiran dan perhatian pasangan.
Orang dengan bahasa cinta ini merasa lebih terhubung dan dihargai, ketika mereka mendapatkan sentuhan yang konsisten dari pasangan. Bahkan dalam situasi sehari-hari, seperti menyentuh bahu atau memeluk saat pulang kerja, tindakan-tindakan kecil ini bisa memberikan perasaan aman dan dicintai.
Sebaliknya, jarak fisik atau kurangnya sentuhan dapat menyebabkan mereka merasa terputus secara emosional. Bagi mereka, cinta tidak hanya tentang kata-kata atau tindakan, tetapi juga tentang kehadiran fisik yang nyata dan terasa dalam setiap momen hubungan.
6. Thoughtfulness (Kepedulian dan Perhatian Kecil)
Thoughtfulness adalah love language yang lebih menekankan pada perhatian detail, terhadap hal-hal kecil yang seringkali diabaikan. Orang dengan bahasa cinta ini merasa dicintai ketika pasangan mereka menunjukkan perhatian pada detail-detail kecil yang mungkin terlihat sepele, tetapi memiliki arti besar. Misalnya, mengingat ulang tahun, membawa makanan kesukaan tanpa diminta, atau sekadar memberikan perhatian ekstra saat mereka merasa tidak enak badan.
Kepedulian kecil ini menunjukkan bahwa pasangan benar-benar memperhatikan dan peduli pada kesejahteraan emosional dan kebutuhan pribadi mereka. Mereka tidak hanya ingin dilihat dari luar, tetapi juga ingin dipahami pada tingkat yang lebih mendalam. Setiap tindakan perhatian kecil ini memperlihatkan, bahwa pasangan berinvestasi dalam hubungan dan bersedia memberikan waktu serta usaha ekstra, untuk membuat mereka merasa istimewa.
7. Shared Interests (Ketertarikan Bersama)
Shared interests adalah love language yang berfokus pada pentingnya memiliki minat atau aktivitas yang sama dengan pasangan. Bagi mereka, berpartisipasi dalam kegiatan bersama, seperti berbagi hobi, melakukan proyek bersama, atau bahkan sekadar menikmati acara favorit bersama, menjadi cara utama untuk memperkuat hubungan. Ketertarikan bersama menciptakan rasa kebersamaan dan kesempatan untuk saling terhubung melalui pengalaman yang menyenangkan.
Orang dengan love language ini merasa lebih dekat dengan pasangan, ketika mereka dapat berbagi aktivitas yang disukai. Misalnya, bersepeda bersama, memasak bersama, atau berpartisipasi dalam olahraga yang disukai dapat menciptakan momen kebersamaan yang memperkuat ikatan emosional. Dengan melakukan hal-hal yang mereka nikmati bersama, mereka merasakan kehadiran dan komitmen pasangan dalam hubungan tersebut.
Advertisement