Liputan6.com, Jakarta Keputihan adalah sesuatu yang normal dialami oleh wanita. Cairan bening atau putih ini memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan vagina serta melindunginya dari infeksi. Namun, perlu diwaspadai, keputihan yang keluar dalam jumlah banyak, berwarna, berbau, dan disertai gejala lain seperti gatal atau perih bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Beberapa penyebab keputihan yang berlebihan bisa berasal dari proses alami tubuh seperti siklus menstruasi hingga infeksi. Penting untuk memahami penyebabnya agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Artikel ini akan membahas 5 penyebab keputihan yang berlebihan yang perlu kamu ketahui. Dengan memahami penyebabnya, kamu dapat lebih waspada terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh dan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan organ reproduksi, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(12/9/2024).
Advertisement
Faktor Penyebab Keputihan
1. Pelepasan Sel Telur
Ovulasi adalah proses di mana sel telur dilepaskan dari ovarium. Selama ovulasi, tubuh menghasilkan lebih banyak cairan vagina yang membantu sperma mencapai sel telur. Cairan ini biasanya lebih banyak, lebih encer, dan lebih licin dari biasanya. Keputihan saat ovulasi biasanya berwarna bening atau putih keruh dan tidak berbau. Jika kamu mengalami keputihan yang banyak selama ovulasi tanpa gejala lain, tidak perlu khawatir.
2. Kehamilan
Selama kehamilan, tubuh mengalami banyak perubahan hormon yang dapat meningkatkan produksi cairan vagina. Keputihan saat hamil biasanya lebih banyak, lebih encer, dan lebih putih dari biasanya. Keputihan ini tidak berbahaya dan merupakan suatu yang normal selama kehamilan. Namun, jika keputihan disertai gejala lain seperti gatal, perih, atau bau, segera konsultasikan dengan dokter kandungan.
3. Infeksi Jamur
Infeksi jamur atau kandidiasis vagina adalah infeksi umum yang sering terjadi pada wanita. Penyebabnya adalah jamur Candida albicans yang biasanya ada di vagina dalam jumlah kecil. Namun, jika terjadi ketidakseimbangan flora vagina, jamur ini dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi. Gejala infeksi jamur meliputi keputihan yang banyak, berwarna putih seperti keju, gatal, perih, dan nyeri saat berhubungan intim.
Advertisement
Apa saja Faktor Keputihan
4. Infeksi Bakteri Vagina
Vaginosis bakterialis adalah infeksi yang terjadi karena ketidakseimbangan bakteri di vagina. Biasanya, vagina mengandung bakteri baik dan bakteri jahat yang hidup berdampingan. Namun, jika jumlah bakteri jahat lebih banyak, kondisi ini dapat memicu infeksi. Gejala vaginosis bakterialis meliputi keputihan yang berlebihan, berwarna abu-abu atau putih, berbau amis, serta disertai rasa gatal atau perih.
5. Infeksi Menular Seksual
Beberapa infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan keputihan yang berlebihan. Contohnya adalah gonore, klamidia, dan trikomoniasis. Gejala IMS yang berhubungan dengan keputihan bervariasi, tetapi umumnya meliputi keputihan yang berlebihan, berwarna kuning, hijau, atau bercampur darah, berbau busuk, gatal, perih, dan nyeri saat berhubungan intim. Jika kamu menduga terkena IMS, segera konsultasikan dengan dokter.
Penting diingat bahwa keputihan yang berlebihan dan disertai gejala lain bisa menjadi indikasi masalah kesehatan. Jika kamu mengalami keputihan yang tidak normal, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan penanganan yang tepat, kamu bisa mengatasi keputihan dan menjaga kesehatan reproduksimu.