Penyebab Keputihan Banyak, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Pelajari berbagai penyebab keputihan banyak, gejala yang perlu diwaspadai, serta cara mengatasi dan mencegahnya secara efektif.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 15 Mar 2025, 07:23 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2025, 07:23 WIB
penyebab keputihan banyak
penyebab keputihan banyak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Keputihan merupakan kondisi yang umum dialami oleh wanita. Meski demikian, keputihan yang berlebihan atau tidak normal dapat menandakan adanya masalah kesehatan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai berbagai penyebab keputihan banyak, gejala yang perlu diwaspadai, serta cara mengatasi dan mencegahnya.

Definisi Keputihan

Keputihan atau dalam istilah medis disebut leukorrhea adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah menstruasi. Keputihan merupakan mekanisme alami tubuh untuk membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi. Namun, keputihan yang berlebihan atau disertai gejala tidak normal dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan.

Secara umum, keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis:

  • Keputihan normal (fisiologis): Biasanya berwarna jernih atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan. Jumlahnya dapat meningkat pada masa ovulasi, kehamilan, atau saat terangsang secara seksual.
  • Keputihan abnormal (patologis): Ditandai dengan perubahan warna, bau, tekstur, atau jumlah yang tidak biasa. Seringkali disertai gejala lain seperti gatal, nyeri, atau iritasi pada area kewanitaan.

Penyebab Keputihan Banyak

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan keputihan berlebih. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama keputihan banyak yang perlu diketahui:

1. Perubahan Hormonal

Fluktuasi hormon dalam tubuh wanita dapat mempengaruhi produksi cairan vagina. Beberapa kondisi yang terkait dengan perubahan hormonal meliputi:

  • Siklus menstruasi: Keputihan cenderung meningkat menjelang ovulasi dan sebelum menstruasi.
  • Kehamilan: Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan dapat menyebabkan produksi keputihan yang lebih banyak.
  • Menopause: Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan penipisan dinding vagina dan perubahan pada keputihan.
  • Penggunaan kontrasepsi hormonal: Pil KB atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon dapat mempengaruhi keseimbangan cairan vagina.

2. Infeksi

Berbagai jenis infeksi dapat menjadi penyebab keputihan banyak, di antaranya:

  • Vaginosis bakterial: Ketidakseimbangan bakteri di vagina yang menyebabkan keputihan abu-abu atau putih dengan bau tidak sedap.
  • Kandidiasis vagina: Infeksi jamur yang mengakibatkan keputihan putih kental seperti susu dan gatal.
  • Trikomoniasis: Infeksi parasit yang ditularkan melalui hubungan seksual, menyebabkan keputihan kuning kehijauan dan berbau.
  • Gonore dan klamidia: Infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan keputihan kuning atau hijau.

3. Iritasi atau Alergi

Penggunaan produk tertentu dapat mengiritasi vagina dan memicu keputihan berlebih, seperti:

  • Sabun dengan pH tinggi atau mengandung parfum
  • Pembalut atau pantyliner yang tidak cocok
  • Douching atau pembilasan vagina
  • Pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan sintetis

4. Penyakit atau Kondisi Medis

Beberapa kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan keputihan banyak antara lain:

  • Penyakit radang panggul (PID)
  • Endometriosis
  • Polip serviks
  • Kanker serviks atau kanker endometrium (dalam kasus yang jarang)

5. Faktor Gaya Hidup

Beberapa kebiasaan sehari-hari dapat mempengaruhi produksi keputihan, seperti:

  • Stres berlebihan
  • Kurang tidur
  • Pola makan tidak seimbang
  • Kebersihan area kewanitaan yang kurang terjaga

Gejala Keputihan yang Perlu Diwaspadai

Meski keputihan normal tidak menimbulkan keluhan, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai karena dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan:

  • Perubahan warna: Keputihan yang berwarna kuning, hijau, abu-abu, atau kecoklatan.
  • Bau tidak sedap: Keputihan yang mengeluarkan bau amis, busuk, atau menyengat.
  • Perubahan tekstur: Keputihan yang sangat kental, berbuih, atau berdarah.
  • Gatal atau iritasi: Rasa gatal, panas, atau perih di sekitar area kewanitaan.
  • Nyeri: Rasa sakit saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
  • Pembengkakan: Vagina atau vulva yang membengkak atau kemerahan.
  • Jumlah berlebihan: Keputihan yang keluar dalam jumlah sangat banyak hingga membasahi pakaian dalam.

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Diagnosis Keputihan

Untuk mendiagnosis penyebab keputihan banyak, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan:

1. Anamnesis

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, serta faktor-faktor risiko seperti aktivitas seksual, penggunaan kontrasepsi, atau riwayat infeksi sebelumnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan pada area kewanitaan untuk melihat tanda-tanda infeksi, iritasi, atau kelainan lainnya.

3. Tes Laboratorium

Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Tes pH vagina: Untuk mengetahui tingkat keasaman vagina yang dapat mengindikasikan adanya infeksi.
  • Pemeriksaan mikroskopis: Sampel cairan vagina diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya bakteri, jamur, atau parasit.
  • Kultur vagina: Untuk mengidentifikasi jenis mikroorganisme penyebab infeksi.
  • Tes Pap smear: Untuk mendeteksi adanya perubahan sel pada serviks yang dapat mengindikasikan kanker atau infeksi HPV.

4. Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Dalam kasus tertentu, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti:

  • USG panggul: Untuk memeriksa kondisi organ reproduksi internal.
  • Kolposkopi: Pemeriksaan serviks menggunakan alat pembesar khusus.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut jika dicurigai adanya kanker atau kelainan lain.

Pengobatan Keputihan

Penanganan keputihan banyak tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang umumnya direkomendasikan:

1. Pengobatan untuk Infeksi

  • Antibiotik: Untuk mengatasi infeksi bakteri seperti vaginosis bakterial, gonore, atau klamidia.
  • Antijamur: Untuk mengobati infeksi jamur seperti kandidiasis vagina.
  • Antiparasit: Untuk mengatasi infeksi trikomoniasis.

Obat-obatan ini dapat diberikan dalam bentuk oral (tablet atau kapsul) atau topikal (krim, gel, atau supositoria vagina).

2. Terapi Hormonal

Jika keputihan disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, dokter mungkin meresepkan:

  • Pil KB atau kontrasepsi hormonal lainnya untuk mengatur siklus menstruasi.
  • Terapi penggantian hormon untuk wanita menopause.

3. Penanganan Kondisi Medis Lainnya

Jika keputihan disebabkan oleh kondisi medis tertentu, penanganan akan disesuaikan dengan diagnosisnya, misalnya:

  • Pengobatan untuk penyakit radang panggul.
  • Pengangkatan polip serviks.
  • Terapi untuk endometriosis.

4. Perubahan Gaya Hidup

Selain pengobatan medis, beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi keputihan:

  • Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan benar.
  • Menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi vagina.
  • Menggunakan pakaian dalam berbahan katun dan tidak terlalu ketat.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

Cara Mencegah Keputihan

Pencegahan keputihan banyak dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa kebiasaan sehat berikut:

1. Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

  • Membersihkan area kewanitaan dari depan ke belakang setelah buang air untuk mencegah perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
  • Mengganti pakaian dalam setidaknya sekali sehari atau setelah berkeringat banyak.
  • Menghindari penggunaan douche atau pembilasan vagina yang dapat mengganggu keseimbangan pH.

2. Memilih Pakaian yang Tepat

  • Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat.
  • Menghindari celana yang terlalu ketat atau berbahan sintetis yang dapat menyebabkan kelembaban berlebih.
  • Mengganti pakaian basah atau lembab sesegera mungkin.

3. Praktik Seks Aman

  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan infeksi menular seksual.
  • Membersihkan area kewanitaan sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
  • Menghindari berganti-ganti pasangan seksual.

4. Pola Makan Sehat

  • Mengonsumsi makanan kaya probiotik seperti yogurt untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina.
  • Membatasi konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang dapat memicu pertumbuhan jamur.
  • Memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

5. Mengelola Stres

  • Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
  • Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
  • Mendapatkan istirahat yang cukup.

Kapan Harus ke Dokter

Meski keputihan normal tidak memerlukan penanganan khusus, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda segera berkonsultasi dengan dokter:

  • Keputihan yang berbau tidak sedap atau menyengat.
  • Perubahan warna keputihan menjadi kuning, hijau, atau keabu-abuan.
  • Keputihan disertai rasa gatal, panas, atau nyeri yang intens.
  • Keputihan bercampur darah di luar masa menstruasi.
  • Keputihan yang sangat banyak hingga membasahi pakaian dalam.
  • Adanya demam, nyeri perut bagian bawah, atau nyeri saat berhubungan seksual.
  • Keputihan yang tidak membaik setelah pengobatan mandiri.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa khawatir atau tidak yakin dengan kondisi yang dialami. Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

Mitos dan Fakta Seputar Keputihan

Terdapat banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai keputihan. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:

Mitos: Keputihan selalu menandakan adanya infeksi.

Fakta: Keputihan normal merupakan mekanisme alami tubuh untuk membersihkan vagina dan tidak selalu mengindikasikan adanya infeksi.

Mitos: Menggunakan pantyliner setiap hari dapat mencegah keputihan.

Fakta: Penggunaan pantyliner yang terlalu sering justru dapat meningkatkan kelembaban dan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan hanya saat diperlukan.

Mitos: Mencuci vagina dengan sabun antiseptik dapat menghilangkan keputihan.

Fakta: Penggunaan sabun antiseptik dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan meningkatkan risiko infeksi. Cukup bersihkan dengan air bersih.

Mitos: Keputihan hanya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual.

Fakta: Keputihan dapat terjadi pada semua wanita, termasuk yang belum pernah berhubungan seksual.

Mitos: Keputihan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Fakta: Meski keputihan normal dapat hilang sendiri, keputihan abnormal yang disebabkan oleh infeksi memerlukan penanganan medis.

Pertanyaan Seputar Keputihan

1. Apakah keputihan normal terjadi setiap hari?

Ya, keputihan dalam jumlah sedikit dapat terjadi setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan alami vagina. Namun, jumlah dan konsistensinya dapat berubah sesuai siklus menstruasi.

2. Bisakah keputihan menjadi tanda kehamilan?

Ya, peningkatan keputihan bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Namun, diperlukan tes kehamilan untuk memastikannya.

3. Apakah keputihan dapat menular ke pasangan seksual?

Keputihan normal tidak menular. Namun, jika disebabkan oleh infeksi menular seksual, ada risiko penularan ke pasangan.

4. Bagaimana cara membedakan keputihan normal dan abnormal?

Keputihan normal biasanya jernih atau putih susu, tidak berbau, dan tidak disertai gejala lain. Keputihan abnormal umumnya berwarna tidak biasa, berbau, atau disertai gejala seperti gatal dan nyeri.

5. Apakah penggunaan kontrasepsi dapat mempengaruhi keputihan?

Ya, beberapa jenis kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi produksi keputihan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami perubahan yang mengganggu.

Kesimpulan

Keputihan merupakan kondisi yang umum dialami oleh wanita dan seringkali normal. Namun, penting untuk memahami penyebab keputihan banyak dan gejala yang perlu diwaspadai. Dengan mengenali tanda-tanda keputihan abnormal dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, Anda dapat menjaga kesehatan area kewanitaan dengan lebih baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan atau keputihan yang tidak kunjung membaik. Kesehatan reproduksi yang terjaga akan mendukung kualitas hidup Anda secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya