BJ Habibie Menemukan Apa Saja? Ini 4 Jejak Kejeniusan Bapak Teknologi Indonesia

Penemuan-penemuan spektakuler dari BJ Habibie

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 16 Sep 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 17:00 WIB
BJ Habibie
BJ Habibie (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta BJ Habibie menemukan berbagai inovasi yang mengubah wajah industri penerbangan Indonesia dan dunia. Sosok yang dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia ini tidak hanya menjadi presiden ketiga Republik Indonesia, tetapi juga seorang ilmuwan dan insinyur yang brilian. Sepanjang kariernya, BJ Habibie menemukan beragam solusi teknologi yang membuktikan kejeniusannya di bidang kedirgantaraan.

Dari sekian banyak penemuan, yang paling menonjol adalah ketika BJ Habibie menemukan teori yang revolusioner dalam dunia penerbangan. Teori ini kemudian menjadi landasan bagi berbagai inovasi lainnya yang ia kembangkan. Tidak hanya berhenti pada teori, BJ Habibie menemukan cara untuk mengaplikasikan penemuannya dalam bentuk pesawat terbang yang dirancang dan diproduksi di Indonesia.

Keberhasilan BJ Habibie menemukan teknologi-teknologi baru dalam industri penerbangan tidak lepas dari latar belakang pendidikannya yang kuat di bidang teknik pesawat terbang. Dengan bekal ilmu yang didapatkan dari dalam dan luar negeri, BJ Habibie menemukan jalannya untuk membawa Indonesia ke kancah industri penerbangan dunia. 

Mari kita telusuri lebih dalam penemuan-penemuan spektakuler dari sang jenius Indonesia, yang telah Liputan6.com rangkum pada Senin (16/9). 

1. Crack Progression Theory: Revolusi dalam Keamanan Penerbangan

20150902-Reza Rahadian Rayakan Satu Dekade Berkarier di Dunia Film-Jakarta
Mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie usai menghadiri perayaan 10 tahun Reza Rahazian berkarya di dunia film di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2015). Acara tersebut bertajuk 10 Years Personal Journey of Reza Rahadian. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Salah satu penemuan paling signifikan dari BJ Habibie adalah Crack Progression Theory atau Teori Crack. Teori ini menjadi tonggak awal kontribusi Habibie dalam dunia industri penerbangan dan memberikan solusi untuk masalah krusial yang dihadapi industri pada saat itu.

Pada tahun 1960-an, teknologi pesawat terbang masih belum secanggih sekarang. Banyak pesawat mengalami kerusakan pada badan pesawat akibat kelelahan material atau fatigue. Titik-titik rawan fatigue ini umumnya terjadi pada sambungan antara sayap dan badan pesawat, atau antara sayap dan dudukan mesin.

BJ Habibie berhasil mengembangkan teori yang dapat mengkalkulasi keretakan pada badan pesawat terbang dengan sangat detail. Melalui Teori Crack ini, Habibie mampu menghitung perkembangan retakan hingga ke tingkat atom. Hal ini memungkinkan prediksi yang lebih akurat tentang kapan dan di mana keretakan mungkin terjadi.

Dampak:

  • Peningkatan keamanan penerbangan dengan mencegah risiko jatuhnya pesawat akibat kegagalan struktural.
  • Efisiensi dalam pemeliharaan pesawat, karena kerusakan dapat diprediksi dan ditangani sebelum menjadi kritis.
  • Pengurangan biaya operasional maskapai penerbangan melalui perawatan yang lebih tepat sasaran.

Teori Crack dari Habibie ini menjadi landasan penting dalam desain dan pemeliharaan pesawat terbang modern, membuktikan kontribusi signifikan Indonesia dalam kemajuan teknologi penerbangan global.

2. Dornier DO-31: Pesawat Vertikal Pertama Rancangan Habibie

Setelah sukses dengan teorinya, BJ Habibie melangkah lebih jauh dengan merancang pesawat pertamanya, Dornier DO-31. Pesawat ini menjadi bukti nyata kemampuan Habibie dalam menerjemahkan teori ke dalam aplikasi praktis.

Keunikan Dornier DO-31:

  • Pesawat angkut pertama di dunia yang mampu melakukan pendaratan secara vertikal.
  • Menggunakan teknologi VTOL (Vertical Take Off & Landing).
  • Dirancang khusus untuk memenuhi spesifikasi NATO.

Meskipun akhirnya proyek ini dibatalkan karena tingginya biaya produksi dan beberapa masalah teknis, kontribusi Habibie tetap diakui. NASA kemudian membeli hak atas draf rancangan Dornier DO-31, dan nama Habibie tercatat sebagai salah satu penyumbang ide dalam rancangan pesawat tersebut.

Keterlibatan Habibie dalam proyek ini menunjukkan kemampuannya untuk bersaing di tingkat internasional dan membuka jalan bagi kontribusi Indonesia dalam industri penerbangan global.

3. N250 Gatot Kaca: Kebanggaan Industri Penerbangan Indonesia

N250 Gatot Kaca menjadi puncak prestasi BJ Habibie dalam industri penerbangan Indonesia. Pesawat ini tidak hanya membuktikan kemampuan Indonesia untuk memproduksi pesawat sendiri, tetapi juga menerapkan teknologi mutakhir yang bahkan mendahului zamannya.

Fitur Unggulan:

  • Fly by wire system (FBW): Teknologi kontrol penerbangan digital yang pertama kali diterapkan pada pesawat seukuran N250.
  • Full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS): Sistem informasi digital canggih untuk pilot.

Proses Pengembangan:

  • Merupakan bagian dari strategi besar tahap 3 inisiasi Habibie: Tahap Pengembangan Teknologi.
  • Dirancang dan diproduksi oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sekarang PT Dirgantara Indonesia.

Pencapaian:

  • Berhasil melakukan uji terbang yang disaksikan oleh masyarakat Indonesia.
  • Menjadi inspirasi bagi pengembangan pesawat sejenis di masa depan.

N250 Gatot Kaca menjadi simbol kemajuan teknologi Indonesia dan membuktikan kapabilitas negara berkembang untuk bersaing dalam industri high-tech.

4. Pesawat R80: Visi Masa Depan Penerbangan Indonesia

Sebagai bukti bahwa semangat inovasinya tidak pernah padam, BJ Habibie merancang pesawat R80 sebagai penerus visinya untuk industri penerbangan Indonesia.

Spesifikasi Utama:

  • Dirancang untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.
  • Berat maksimum saat take-off: 27.000 kilogram.
  • Operasi tanpa beban: 16.200 kilogram.
  • Menggunakan mesin turboprop untuk efisiensi bahan bakar.

Keunggulan Teknologi:

  • Dilengkapi dengan teknologi fly by wire terbaru.
  • Tingkat keamanan tinggi dengan fokus pada keselamatan penumpang.
  • Konsumsi bahan bakar 20% lebih irit dibandingkan pesawat bermesin jet sekelasnya.

Pesawat R80 dirancang untuk memenuhi kebutuhan penerbangan domestik Indonesia, khususnya untuk rute-rute seperti Palembang-Bali.

Meskipun dikembangkan di akhir karier Habibie, R80 menunjukkan visi jangka panjangnya untuk terus memajukan industri penerbangan nasional dan menjawab tantangan transportasi udara di masa depan.

Penemuan-penemuan BJ Habibie dalam bidang penerbangan tidak hanya membuktikan kejeniusannya sebagai ilmuwan dan insinyur, tetapi juga menjadi bukti nyata kontribusi Indonesia dalam kemajuan teknologi global. Dari Teori Crack yang revolusioner hingga rancangan pesawat yang inovatif seperti N250 Gatot Kaca dan R80, Habibie telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia dan dunia.

Melalui karyanya, BJ Habibie tidak hanya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi dan berinovasi. Penemuan-penemuannya menjadi bukti bahwa dengan pendidikan, dedikasi, dan visi yang kuat, Indonesia mampu bersaing dalam industri teknologi tinggi di tingkat global.

Warisan BJ Habibie dalam industri penerbangan terus menjadi fondasi bagi pengembangan teknologi di Indonesia. Tantangan ke depan adalah bagaimana melanjutkan dan mengembangkan visi Habibie, memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pemain penting dalam industri penerbangan dunia. Dengan semangat inovasi yang ditanamkan oleh BJ Habibie, kita dapat optimis bahwa masa depan teknologi penerbangan Indonesia akan terus bersinar cerah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya