Waspada 5 Penyakit Penyerta Musim Hujan, Jangan Sampai Tumbang

Kewaspadaan terhadap penyakit musim hujan menjadi kunci dalam menjaga kesehatan selama periode ini.

oleh Laudia Tysara diperbarui 24 Sep 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 18:30 WIB
Cuaca Ekstrem Jakarta, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
Anak-anak yang bekerja sebagai ojek payung menyeberang jalan saat hujan deras di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Sejak Oktober, DKI Jakarta mulai memasuki musim penghujan yang sudah masuk ke dalam tahap ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan curah hujan tinggi, perlu mengetahui tentang penyakit musim hujan atau penyakit penyerta musim hujan. Kementerian Kesehatan RI menekankan bahwa musim hujan tidak hanya membawa berkah, tetapi juga potensi ancaman kesehatan yang perlu diwaspadai.

Melansir dari Kemenkes RI, beberapa penyakit musim hujan seperti influenza, demam berdarah, dan diare dapat muncul akibat perubahan suhu lingkungan dan meningkatnya perkembangbiakan mikroba.

Kewaspadaan terhadap penyakit musim hujan menjadi kunci dalam menjaga kesehatan selama periode ini. Menurut Kemenkes RI, tubuh lebih rentan terhadap serangan penyakit saat musim hujan karena perubahan suhu yang drastis dan peningkatan kelembaban. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit musim hujan.

Langkah-langkah pencegahan penyakit musim hujan meliputi konsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Melansir dari Puskesmas Bogor Timur, tips sehat saat musim hujan termasuk menghindari kontak dengan air kotor, membersihkan saluran air secara rutin, dan mencuci tangan dengan sabun.

Kewaspadaan terhadap gejala penyakit penyerta musim hujan juga penting. Anjurannya, untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala tertentu. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (24/9/2024).

1. Influenza

tanda - Vania
Wanita cek suhu badan saat sedang flu. (Freepik)

Influenza merupakan salah satu penyakit musim hujan yang paling umum terjadi. Melansir dari Kementerian Kesehatan RI, influenza adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza dan dapat menyebabkan penyakit ringan sampai berat.

Gejalanya meliputi demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin, dan nyeri di otot-otot serta sendi. Penyakit penyerta musim hujan ini menyebar melalui cairan tubuh seperti ingus atau air liur, yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung, atau tangan yang menyentuh benda terkontaminasi.

Hal yang perlu diwaspadai:

  1. Peningkatan kasus influenza saat cuaca dingin dan lembab
  2. Penularan cepat di tempat-tempat umum atau keramaian
  3. Risiko komplikasi pada kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

DBD adalah penyakit musim hujan yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Melansir dari Kemenkes RI, penyakit ini dapat menyebabkan gejala demam tinggi dan flu, dan jika tidak ditangani dengan tepat, berisiko mengancam nyawa. Perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti meningkat selama musim hujan, meningkatkan risiko penularan DBD.

Hal yang perlu diwaspadai:

  1. Genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk
  2. Gejala awal yang mirip dengan flu biasa
  3. Risiko syok pada kasus DBD yang parah

3. Diare

Diare adalah penyakit penyerta musim hujan yang ditandai dengan buang air besar encer tiga kali atau lebih dalam sehari. Melansir dari Kemenkes RI, penyebab diare adalah konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit, seperti E. Coli, Salmonella, dan Shigella. Risiko diare meningkat saat musim hujan karena potensi kontaminasi sumber air dan makanan yang lebih tinggi.

Hal yang perlu diwaspadai:

  1. Dehidrasi akibat diare yang berkelanjutan
  2. Kontaminasi air minum dan makanan oleh air banjir
  3. Peningkatan kasus diare pada anak-anak dan lansia

 

4. Penyakit Kulit

Melansir dari Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, penyakit kulit merupakan salah satu penyakit musim hujan yang perlu diwaspadai. Kelembaban yang tinggi selama musim hujan menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab infeksi kulit. Penyakit kulit yang umum terjadi saat musim hujan termasuk kutu air, jamur kaki, dan dermatitis.

Hal yang perlu diwaspadai:

  1. Kaki dan lipatan tubuh yang sering basah atau lembab
  2. Penggunaan pakaian atau sepatu yang tidak kering sempurna
  3. Kontak dengan air tergenang atau air banjir

5. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit penyerta musim hujan yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Melansir dari Kemenkes RI, penyakit ini dapat ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan terinfeksi, terutama tikus. Risiko leptospirosis meningkat saat musim hujan karena peningkatan genangan air yang dapat terkontaminasi.

Hal yang perlu diwaspadai:

  1. Kontak dengan air banjir atau genangan air, terutama di daerah yang terdapat populasi tikus tinggi
  2. Gejala awal yang mirip flu, sehingga sering salah diagnosis
  3. Risiko komplikasi serius jika tidak ditangani dengan cepat

 

Cara Mencegah Penyakit Musim Hujan

Cuaca Ekstrem Jakarta, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Sejak Oktober, DKI Jakarta mulai memasuki musim penghujan yang sudah masuk ke dalam tahap ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

1. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Melansir dari Puskesmas Bogor Timur, salah satu cara utama untuk mencegah penyakit musim hujan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ini termasuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun di bawah air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar rumah. Membersihkan rumah, saluran air, dan selokan secara rutin juga penting untuk mengurangi risiko perkembangbiakan nyamuk dan bakteri penyebab penyakit musim hujan.

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kementerian Kesehatan RI menekankan pentingnya meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah penyakit musim hujan. Ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur minimal 30 menit sehari, dan memenuhi kebutuhan tidur yang cukup. Konsumsi buah dan sayur yang kaya vitamin C juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

3. Menerapkan 3M Plus

Untuk mencegah penyakit musim hujan seperti demam berdarah, Kemenkes RI menganjurkan penerapan 3M Plus: Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air. "Plus" mengacu pada tindakan tambahan seperti menggunakan kelambu saat tidur dan menggunakan obat anti nyamuk.

4. Menghindari Kontak dengan Air Tergenang

Melansir dari Puskesmas Bogor Timur, menghindari kontak langsung dengan air tergenang atau kubangan yang terbentuk akibat hujan penting untuk mencegah penyakit musim hujan seperti leptospirosis dan infeksi kulit. Jika terpaksa harus bersentuhan dengan air tergenang, gunakan sepatu bot dan segera bersihkan bagian tubuh yang terkena air dengan sabun dan air bersih.

 

5. Memakai Pakaian yang Sesuai

Penggunaan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca dapat membantu mencegah penyakit musim hujan. Kenakan pakaian yang dapat melindungi tubuh dari udara dingin dan lembab, serta hindari penggunaan pakaian yang basah terlalu lama. Pastikan untuk mengeringkan pakaian dan sepatu dengan baik sebelum digunakan kembali untuk mencegah infeksi jamur.

6. Memperhatikan Kebersihan dan Keamanan Makanan

Untuk mencegah penyakit musim hujan seperti diare, penting untuk memperhatikan kebersihan dan keamanan makanan. Melansir dari Kemenkes RI, pastikan untuk mengonsumsi makanan yang dimasak dengan baik, menggunakan air bersih untuk memasak dan minum, serta menghindari makanan yang terkontaminasi air hujan atau banjir.

7. Vaksinasi

Untuk beberapa penyakit musim hujan seperti influenza, vaksinasi dapat menjadi langkah pencegahan yang efektif. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan mengenai vaksin yang mungkin diperlukan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya