Liputan6.com, Jakarta - Kram perut di masa kehamilan adalah hal wajar karena otot meregang seiring bertumbuhnya janin. Sementara, gejala yang tak wajar dan cenderung mengindikasikan pada kehamilan berisiko adalah:
- Perdarahan serius;
- kontraksi sebelum 37 minggu;
- gerakan janin tidak terasa;
- rasa nyeri ketika buang air kecil;
- demam tinggi;
- pusing dan sulit melihat;
- ketuban pecah dini;
- tekanan darah tinggi dan gejala preeklamsia;
- mual dan muntah terus-menerus;
- sulit bernapas;
- bengkak di salah satu kaki; dan
- kelelahan berat.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS EMC Pekayon, Probo Mangastomo, menerangkan beberapa faktor yang membuat kehamilan menjadi berisiko, yakni:
Advertisement
Faktor Usia
Wanita hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, rentan melahirkan bayi prematur, berisiko preeklamsia, bahkan risiko kematian ibu dan bayi.
Advertisement
Memiliki Riwayat Penyakit
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit tiroid, dan memiliki masalah jantung atau ginjal, berpotensi menyebabkan kehamilan berisiko.
Memiliki Masalah Riwayat Kehamilan
Potensi kehamilan berisiko akan meningkat jika sebelumnya pernah mengalami keguguran berulang, melahirkan bayi prematur, dan ada riwayat preeklamsia atau diabetes gestasional saat kehamilan sebelumnya.
Kehamilan Khusus
Wanita yang memiliki kehamilan kembar, kehamilan ektopik (sel telur tumbuh di luar rongga rahim), dan plasenta previa (plasenta tutupi jalan rahim), berpotensi mengalami persalinan prematur hingga pendarahan.
Gaya Hidup Tidak Sehat
“Ibu hamil yang perokok aktif ataupun pasif, mengonsumsi alkohol atau narkoba, dan memiliki pola makan yang tidak sehat, bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin hingga disabilitas bawaan,” kata Porbo mengutip laman EMC, Sabtu (26/4/2025).
5 Komplikasi yang Bisa Terjadi dalam Kehamilan Berisiko
Probo mengingatkan, penting bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya gejala kehamilan berisiko agar kesehatan ibu dan janin tidak terancam.
Jika gejala dibiarkan terus memburuk, komplikasi tidak dapat dihindarkan, seperti:
Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan persalinan prematur. Ibu hamil yang berusia 35 tahun ke atas dan memiliki diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal, berisiko mengalami komplikasi ini.
Diabetes Gestasional
Diabetes di masa kehamilan atau gestasional terjadi saat ibu hamil sebelumnya tidak mengidap diabetes, tapi mengembangkan kondisi tersebut saat hamil. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memicu preeklamsia.
Advertisement
Plasenta Bermasalah
Plasenta bermasalah seperti plasenta previa dan solusio plasenta sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin.
Plasenta previa adalah kondisi tertutupinya jalan rahim oleh plasenta. Ini dapat menyebabkan pendarahan hebat.
Sedangkan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Ini dapat mengganggu suplai oksigen ke janin.
Keguguran
Ibu hamil berusia di atas 35 tahun dengan gaya hidup tidak sehat berisiko mengalami keguguran.
“Rencanakan kehamilan Anda dengan baik dan terapkan pola hidup sehat agar kesehatan Anda dan janin bisa terjamin.”
Perkembangan Janin Terhambat
Perkembangan janin terhambat atau PJT dapat disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah riwayat penyakit yang ditambah gaya hidup yang tidak sehat.
“Jauhi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol agar janin bisa tumbuh dengan sehat,” saran Probo.
Bagaimana Cara Mencegah Kehamilan Berisiko?
Kehamilan berisiko dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat pada ibu hamil agar kesehatan ibu dan janin terjaga. Beberapa cara yang dapat dicatat adalah:
- Periksa kehamilan ke dokter secara rutin.
- Terapkan pola makan sehat dan bergizi.
- Konsumsi asam folat.
- Hindari stres dan istirahat yang cukup.
- Olahraga rutin sesuai anjuran dokter.
- Jauhi rokok, alkohol, dan konsumsi kafein secara berlebihan.
- Periksa gula darah dan tekanan darah secara rutin.
- Pantau gerakan janin.
“Kunci kehamilan yang sehat adalah rutin memeriksa kesehatan ibu dan janin ke dokter. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui penyebab dan gejala kehamilan berisiko, agar Anda dapat mencegah kondisi tersebut,” kata Probo.
“Jika Anda mengalami tanda kehamilan berisiko, konsultasikan masalah ini kepada dokter atau bidan terdekat, agar Anda mendapat penanganan yang tepat. Kesehatan dan keselamatan ibu serta janin merupakan prioritas dokter,” pungkasnya.
Advertisement
