Keloid adalah Jaringan Parut Berlebih, Begini Cara Mengatasi dan Pencegahannya

Keloid adalah kondisi umum yang dapat muncul pada area seperti dada, bahu, telinga, dan pipi, serta dapat menimbulkan ketidaknyamanan berupa gatal atau nyeri.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 31 Okt 2024, 15:45 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 15:45 WIB
Keloid
Ilustrasi keloid. (Sumber: Pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Keloid adalah salah satu jenis bekas luka yang terbentuk secara tidak normal pada permukaan kulit, cenderung menonjol, melebar, dan kadang berwarna kemerahan atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Bekas luka yang umum biasanya memudar seiring waktu, namun keloid justru tumbuh di luar batas luka asli dan sering kali tidak hilang. 

Keloid adalah kondisi umum yang dapat muncul pada area seperti dada, bahu, telinga, dan pipi, serta dapat menimbulkan ketidaknyamanan berupa gatal atau nyeri. Selain gejala fisik, kehadiran keloid juga bisa berdampak pada penampilan, sehingga menurunkan rasa percaya diri penderitanya. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah keloid dapat dihilangkan atau setidaknya diminimalisir agar tidak mengganggu kualitas hidup?

Untuk menjawab pertanyaan ini, artikel berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang keloid, penyebab, serta berbagai cara efektif untuk mengatasinya. Seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (31/10/2024).

Apa itu Keloid?

Cara Menghilangkan Keloid
Keloid / Sumber: iStockphoto

Keloid adalah jaringan parut yang tumbuh secara berlebihan di area bekas luka, menonjol lebih besar dan keras daripada luka asli. Kondisi ini muncul sebagai respons tubuh yang memproduksi kolagen secara berlebihan selama proses penyembuhan, sehingga menghasilkan bekas luka yang melebar dan tampak lebih mencolok. 

Keloid dapat timbul dari berbagai jenis luka, seperti bekas jerawat, operasi, luka bakar, tato, tindik, hingga cacar air. Dalam beberapa kasus yang jarang, keloid bahkan bisa muncul tanpa adanya luka sebelumnya, yang dikenal sebagai keloid spontan.

Meskipun keloid tidak berbahaya, pertumbuhannya yang lambat seringkali mengganggu penampilan dan menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti gatal atau nyeri. Keloid dapat terus tumbuh dalam waktu 3 hingga 12 bulan. Secara visual, keloid awalnya berwarna merah muda, merah, atau ungu, namun lama-kelamaan dapat berubah menjadi lebih gelap. 

Selain itu, teksturnya lebih halus dan licin dibandingkan kulit di sekitarnya, namun terasa padat ketika disentuh. Keloid sering muncul di area kulit tipis atau sensitif seperti bahu, dada, pipi, dan telinga, tetapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain.

Cara Mengatasi Keloid

Cara Menghilangkan Keloid
Keloid / Sumber: iStockphoto

Mengatasi keloid pada kulit bisa dilakukan melalui berbagai metode, dari perawatan mandiri hingga bantuan medis. Jika keloid sudah mengganggu penampilan, menyebabkan stres, atau menimbulkan rasa tidak nyaman seperti gatal parah atau sensasi panas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. 

Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan jika perlu, biopsi kulit untuk memastikan keloid dan menyingkirkan kemungkinan kondisi lain seperti reaksi alergi. Pengobatan keloid bertujuan untuk menyamarkan atau menghilangkan bekas luka yang menonjol. 

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umumnya disarankan.

1. Pengobatan Mandiri

Untuk keloid ringan, Anda bisa menggunakan obat penghilang bekas luka yang dijual bebas. Meskipun ini hanya efektif untuk kasus ringan, langkah ini bisa membantu meratakan keloid yang baru terbentuk.

2. Suntik Kortikosteroid

Dokter sering kali merekomendasikan suntikan kortikosteroid untuk mengecilkan keloid. Suntikan ini dilakukan secara bertahap untuk memastikan hasil maksimal, namun keloid bisa saja tumbuh kembali dalam beberapa tahun. Penggabungan metode lain sering kali diperlukan untuk mencegah kambuhnya keloid.

3. Lembaran Silikon

Pada keloid yang baru muncul, lembaran silikon medis bisa ditempelkan untuk menekan pertumbuhannya. Silikon juga berguna untuk mencegah keloid kembali muncul setelah operasi pengangkatan.

4. Operasi Pengangkatan Keloid

Pada keloid yang besar dan menetap, dokter bisa melakukan operasi pengangkatan keloid, yang kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk meminimalisir risiko munculnya kembali.

5. Cryosurgery

Cryosurgery efektif untuk keloid kecil dengan cara membekukannya menggunakan cairan nitrogen, sehingga keloid mati dan luruh.

6. Terapi Laser

Terapi laser bertujuan mengecilkan ukuran dan memudarkan warna keloid, sekaligus meredakan rasa gatal.

7. Terapi Radiasi

Setelah operasi, terapi radiasi dapat membantu mengecilkan atau menghilangkan jaringan keloid dengan paparan sinar-X.

8. Terapi Ligasi

Jika keloid memungkinkan untuk dililit, benang bedah khusus akan dipasang untuk perlahan mengikat dan mengelupas jaringan keloid dalam waktu 2–3 minggu.

Masing-masing metode ini memiliki efektivitas yang berbeda tergantung pada ukuran dan lokasi keloid, sehingga konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan perawatan yang paling sesuai.

Pencegahan Munculnya Keloid

Keloid
Ilustrasi keloid. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/Kauczuk)

Mencegah munculnya keloid penting dilakukan terutama bagi mereka yang rentan mengalaminya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya keloid.

1. Perawatan Jerawat

Jika keloid di wajah disebabkan oleh jerawat, segera obati jerawat yang muncul agar tidak meninggalkan bekas luka yang bisa berkembang menjadi keloid. Mengelola jerawat sejak dini dapat membantu mencegah pertumbuhan keloid baru.

2. Hindari Pisau Cukur

Saat mencukur kumis atau jenggot, hindari penggunaan pisau cukur karena dapat menimbulkan luka kecil pada kulit yang dapat berkembang menjadi keloid. Sebagai gantinya, gunakan gunting dengan hati-hati untuk mengurangi risiko luka.

3. Hindari Tindik dan Tato

Bagi yang rentan mengalami keloid, sebaiknya hindari menindik atau membuat tato di tubuh dan wajah, karena luka bekas tindikan atau tato dapat berpotensi menimbulkan keloid.

4. Konsultasikan Sebelum Operasi

Jika Anda memiliki riwayat keloid, beri tahu dokter sebelum menjalani operasi. Dokter dapat mengambil tindakan pencegahan khusus untuk meminimalkan risiko keloid pascaoperasi.

5. Segera Periksakan Luka

Jika Anda mengalami cedera atau luka yang berpotensi meninggalkan bekas, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan dini dapat membantu mencegah jaringan parut tumbuh berlebihan menjadi keloid.

Meskipun keloid bukan kondisi berbahaya, pertumbuhannya dapat berdampak psikologis dan mengganggu kualitas hidup penderitanya. Dengan memahami faktor risiko dan melakukan langkah pencegahan, Anda dapat mengurangi kemungkinan munculnya keloid di kulit.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya