Liputan6.com, Jakarta - Keloid adalah bekas luka yang termasuk jenis tumor jinak. Bekas luka keloid tidak menyebar ke seluruh tubuh atau permukaan kulit, tetapi hanya tumbuh secara lokal di area luka. Keloid adalah bukan masalah kulit yang membahayakan.
Baca Juga
Advertisement
Dokter Kulit di New York, AS, Paul Jarrod Frank melansir dari Women’s Health menjelaskan keloid adalah sama dengan tumor jinak berupa jaringan parut. Bekas luka keloid tidak bisa sembuh dengan sendirinya.Â
Faktor risiko penyebab keloid adalah luka, cedera, dan infeksi. Health Line menjelaskan keloid adalah bekas luka yang bisa terbentuk terutama ketika seseorang memiliki orang tua yang memiliki keloid, pengaruh genetik.
Kondisi ini bisa terjadi karena keloid adalah berhubungan dengan produksi kolagen berlebihan dalam tubuh. Kolagen ini sejenis protein yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka.
Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang keloid adalah tumor jinak, penyebab keloid, cara menghilangkan keloid, dan cara mencegah keloid, Kamis (17/11/2022).
Keloid adalah Tumor Jinak
Keloid adalah bekas luka yang bentuknya menonjol, seolah terangkat, mengkilat, dan halus. Keloid termasuk jenis jaringan parut yang bisa muncul atau tumbuh di beberapa bagian tubuh, seperti telinga, dada, leher, dan bahu.
Bekas luka keloid adalah memiliki ukuran yang lebih besar daripada luka aslinya. Keloid bisa tumbuh membesar dari waktu ke waktu. Beberapa orang yang memiliki keloid di bagian tubuhnya, merasakan gatal hingga menimbulkan ketidaknyamanan.
American Academy of Dermatology (AAD) mengamati, diperlukan waktu 3-12 bulan sampai keloid benar-benar terlihat atau terbentuk setelah terjadi luka. Bekas luka yang akan menjadi keloid adalah akan terasa gatal dan sakit, kemudian akan berhenti ketika keloid sudah terbentuk atau sudah berkembang.
Keloid adalah berupa jaringan parut yang terangkat, ini berwujud daging yang berwarna merah muda, merah, cokelat, dan sedikit hitam. Para ahli mengatakan keloid adalah bekas luka yang tidak membahayakan, meskipun tidak bisa sembuh dengan sendirinya.
Dokter Kulit di New York, AS, Paul Jarrod Frank melansir dari Women’s Health menjelaskan keloid adalah sama dengan tumor jinak berupa jaringan parut. Pertumbuhan keloid tidak akan menyebar, tetapi tumbuh secara lokal pada area luka.
Seseorang dengan masalah keloid di tubuhnya, mayoritas tidak mengeluhkan sakit dan hanya merasa tidak nyaman. Akan tetapi, sebagian kecilnya lagi mengeluhkan sakit. Terutama bagi mereka yang memiliki keloid di bagian dada, baik itu pengaruh gesekan, iritasi, dan lain sebagainya.
Advertisement
Penyebab Keloid dan Penjelasannya
Keloid adalah masalah kulit yang sudah sangat umum terjadi. Health Line menjelaskan keloid memiliki kecenderungan komponen genetik. Itu artinya, bekas luka keloid bisa terbentuk terutama ketika seseorang memiliki orang tua yang memiliki keloid.
Selain genetik, apa penyebab keloid itu? Penyebab keloid adalah berhubungan dengan produksi kolagen berlebihan dalam tubuh. Kolagen ini sejenis protein yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka.
Inilah mengapa faktor risiko penyebab keloid adalah pasti berhubungan dengan luka, baik itu cedera maupun infeksi. Penyebab keloid atau kemunculan keloid adalah akan terjadi dalam hitungan bulan setelah terjadinya luka, cedera, hingga infeksi tersebut.
Ada sembilan penyebab keloid yang perlu diketahui, ini penjelasannya:
1. Penyebab keloid adalah produksi kolagen berlebihan.
Penyebab keloid berhubungan dengan produksi kolagen berlebihan dalam tubuh. Kolagen ini jenis protein dalam tubuh yang berperan dalam proses penyembuhan luka atau penjaga elastisitas kulit. Ini penyebab terbentuknya keloid secara umum.
Apa lagi yang bisa menjadi penyebab keloid?
British Skin Foundation menjelaskan penyebab keloid adalah biasa terjadi karena cedera, peradangan, dan infeksi. Bekas luka karena keloid akan berwarna merah muda, ungu, coklat, dan bisa terasa kenyal.
2. Penyebab keloid adalah cedera.
3. Penyebab keloid adalah peradangan.
4. Penyebab keloid adalah infeksi.
Penyebab keloid adalah luka, terutama bagi mereka yang memiliki jaringan kulit lebih sensitif. Pembentukan keloid akan terjadi beberapa bulan setelah cedera terjadi.
Kemudian, ada beberapa faktor risiko penyebab keloid yang perlu diwaspadai. Melansir dari Medical News Today, ini penjelaskan faktor penyebab keloid yang dimaksudkan:
5. Faktor penyebab keloid adalah usia.
Penyebab keloid adalah lebih sering terjadi pada orang berusia 10 hingga 30 tahun.
6. Faktor penyebab keloid adalah etnis.
AAD menyatakan di Amerika Serikat, penyebab keloid adalah lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Asia, Latin, dan Afrika.
7. Faktor penyebab keloid adalah lokasi cedera.
Penyebab keloid adalah lebih cenderung tumbuh di punggung atas, bahu, dan dada, di mana kulit lebih kencang.
8. Faktor penyebab keloid adalah genetika.
Penyebab keloid adalah genetika. Sekitar sepertiga orang yang mengembangkan keloid memiliki kerabat dekat yang juga mengalaminya.
9. Faktor penyebab keloid adalah perubahan hormonal.
Penyebab keloid adalah perubahan hormonal. Perubahan hormonal seperti pada orang yang sedang hamil atau memiliki hipertensi atau kondisi tiroid, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bekas luka keloid.
Cara Menghilangkan Keloid
Bekas luka keloid sama adalah jenis tumor jinak yang tidak bisa hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, bukan berarti keloid tidak bisa dihilangkan atau disembuhkan.
Ini penjelasan cara menghilangkan keloid melansir dari Mayo Clinic:
1. Perawatan Luka
Khusus keloid baru, pilihan pengobatan pertama cara menghilangkan keloid adalah pembalut kompresi yang terbuat dari kain melar atau bahan lainnya. Metode ini juga digunakan setelah operasi untuk menghilangkan keloid.
Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah bekas luka dengan memberi tekanan pada luka saat sembuh. Pembalut seperti ini perlu dipakai selama 12 hingga 24 jam sehari selama 4 hingga 6 bulan agar efektif. Metode ini bisa sangat tidak nyaman.
2. Krim Kortikosteroid
Cara menghilangkan keloid adalah menerapkan krim kortikosteroid kekuatan resep dapat membantu meringankan rasa gatal pada keloid.
3. Obat Suntik
Cara menghilangkan keloid adalah menggunakan obat suntik. Jika memiliki keloid yang lebih kecil, dokter mungkin mencoba mengurangi ketebalannya dengan menyuntikkan kortison atau steroid lainnya.
Pemilik keloid mungkin memerlukan suntikan bulanan hingga enam bulan sebelum melihat bekas luka merata.
Kemungkinan efek samping dari suntikan kortikosteroid sebagai cara menghilangkan keloid adalah penipisan kulit, spider veins dan perubahan warna kulit yang permanen (hipopigmentasi atau hiperpigmentasi).
4. Membekukan Bekas Luka
Keloid kecil dapat dikurangi atau dihilangkan dengan membekukannya dengan nitrogen cair (krioterapi). Perawatan berulang mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari cryotherapy sebagai cara menghilangkan keloid adalah melepuh, nyeri dan hilangnya warna kulit (hipopigmentasi).
5. Perawatan Laser
Keloid yang lebih besar dapat diratakan dengan sesi laser pewarna. Cara menghilangkan keloid ini berguna untuk mengurangi rasa gatal dan memudarkan keloid. Terapi laser pewarna berdenyut diberikan selama beberapa sesi dengan 4 hingga 8 minggu di antara sesi.
6. Terapi Radiasi
Cara menghilangkan keloid adalah terapi radiasi. Radiasi sinar-X tingkat rendah atau setelah operasi pengangkatan keloid dapat membantu mengecilkan atau meminimalkan jaringan parut.
Perawatan berulang mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari terapi radiasi adalah komplikasi kulit dan, dalam jangka panjang, kanker.
7. Operasi Pengangkatan
Cara menghilangkan keloid adalah melakukan operasi pengangkatan. Jika keloid tidak merespons terapi lain, dokter mungkin menyarankan untuk menghilangkannya dengan operasi yang dikombinasikan dengan metode lain. Pembedahan keloid memiliki tingkat kekambuhan 45% sampai 100%.
Apakah pembentukan keloid bisa dicegah?
Pembentukan bekas luka seperti keloid adalah bisa dicegah. Mencegah keloid muncul dengan membuat bekas luka tidak begitu menonjol. Pastikan untuk menjaga bekas luka penyebab keloid tetap tertutup saat berada di bawah sinar matahari.
Tujuan utamanya untuk menjaga agar jaringan parut yang terbentuk akibat luka, tidak lebih hitam atau tidak lebih gelap dari area kulit di sekitarnya. Kemudian, bisa menggunakan bantalan tekanan atau bantalan gel silikon setelah mengalami luka atau cedera.
Advertisement