Pengertian
Saat bagian tubuh manusia mengalami luka atau cedera pada kulit, akan terjadi pembentukan jaringan fibrosa yang disebut jaringan parut pada bagian yang mengalami luka. Jaringan fibrosa terbentuk dengan tujuan memperbaiki dan melindungi daerah yang terluka tersebut. Pada sebagian kasus, jaringan parut terbentuk secara berlebihan dan kemudian menghasilkan lesi yang halus dan keras, yang dikenal dengan istilah keloid.
Keloid dapat berukuran lebih besar dari luka awalnya. Bentukan ini paling sering terjadi pada kulit di bagian dada, punggung, daun telinga, atau pipi. Namun, keloid dapat terjadi pada kulit bagian tubuh mana pun. Walaupun tidak memiliki bahaya yang signifikan bagi kesehatan, keloid dapat menimbulkan masalah kosmetik pada mereka yang mengalaminya.
Penyebab
Sebagian besar jenis luka pada kulit dapat menyebabkan terjadinya keloid, seperti:
-
Jaringan parut akibat jerawat
-
Luka bakar
-
Jaringan parut akibat cacar air
-
Luka tindik telinga
-
Luka bekas cakar
-
Luka sayatan operasi
Diketahui sekitar 10 persen orang pernah mengalami jaringan parut keloid, dengan proporsi yang seimbang antara pria dan wanita. Mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap juga memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami keloid.
Diketahui pula adanya komponen genetik yang terlibat pada keloid. Artinya, seseorang memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami keloid apabila salah satu atau kedua orang tuanya juga pernah mengalami keloid.
Gejala
Keloid dapat terjadi akibat pertumbuhan jaringan parut yang berlebih. Tanda dan gejala keloid dapat berupa:
- Adanya area terlokalisasi yang berwarna merah, merah muda, atau sewarna kulit
- Adanya area yang berbenjol atau meninggi pada kulit
- Adanya pembentukan jaringan parut pada area tertentu yang semakin membesar seiring dengan berjalannya waktu
- Rasa gatal pada kulit
Keloid yang timbul umumnya berukuran lebih besar dari luka awal yang mendasarinya. Keloid membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk berkembang. Walaupun keloid dapat terasa gatal, umumnya hal tersebut tidak membahayakan. Meski begitu, keloid dapat menimbulkan ketidak-nyamanan, rasa nyeri, atau iritasi akibat pakaian atau gesekan lainnya.
Pada sebagian kecil kasus, keloid dapat timbul di berbagai lokasi pada tubuh. Bila hal tersebut terjadi, jaringan parut yang keras dan kaku dapat membatasi pergerakan tubuh.
Selain itu, keloid dapat menimbulkan masalah kosmetik. Orang yang mengalaminya dapat merasakan kondisi tak nyaman apabila keloid berukuran besar atau berlokasi di tempat yang sangat terlihat, seperti pada daun telinga atau wajah. Terlebih, paparan sinar matahari dapat membuat jaringan parut tampak lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya, yang membuat keloid tampak lebih menonjol.
Diagnosis
Diagnosis keloid dapat ditentukan dari wawancara medis yang terinci dan pemeriksaan fisik secara langsung. Dokter akan menanyakan beberapa hal, di antaranya seputar keluhan yang dirasakan atau adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa. Pemeriksaan fisik langsung juga akan dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami lesi tersebut.
Penanganan
Menentukan penanganan keloid membutuhkan berbagai pertimbangan. Ini karena setelah tindakan pengangkatan, umumnya jaringan parut dapat timbul kembali. Sering kali bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Beberapa jenis pilihan penanganan untuk keloid adalah sebagai berikut:
-
Suntikan kortikosteroid untuk meredakan peradangan
-
Pelembap untuk menjaga jaringan agar tetap lunak
-
Penggunaan tekanan atau gel pad setelah terjadi cedera
-
Terapi pembekuan jaringan
-
Penanganan laser untuk mengurangi jaringan parut
-
Radiasi untuk mengecilkan keloid
Pada saat memulai penanganan, dokter dapat merekomendasikan penanganan yang tidak invasif. Misalnya silicon pad, balut tekan, atau suntikan, terutama apabila keloid baru timbul. Penanganan seperti ini membutuhkan penggunaan yang teratur dan hati-hati agar tetap efektif. Namun demikian keloid umumnya bisa mengecil dan kembali kempis seiring berjalannya waktu, walaupun tidak mendapatkan penanganan khusus.
Pencegahan
Orang yang memiliki faktor risiko tertentu untuk mengalami keloid, misalnya adanya riwayat anggota keluarga dengan keluhan serupa, disarankan untuk menghindari membuat luka secara sengaja pada bagian tubuh tertentu. Contohnya membuat tindikan, mentato tubuh, dan sejenisnya. Bila terjadi luka, segera beritahu dokter seputar riwayat keloid. Agar dokter langsung memberi penanganan yang tepat pencegah keloid begitu luka sembuh.
Berita Terbaru
Menko Airlangga: Transaksi Produk Lokal Harbolnas 2024 Naik 31%
Alasan Kemenkum Belum Keluarkan SK Kepengurusan PMI Jusuf Kalla
Parlemen Korea Selatan Makzulkan Presiden Sementara Han Duck-soo
Gula Merah Diyakini Bakal Jadi Penentu Tren Cita Rasa 2025
Perahu Sandeq, Perahu Tercepat di Nusantara
Bimbim Spill Rahasia Slank Tetap Solid: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Personel
Jadi Tuan Rumah Kualifikasi, Timas Futsal Indonesia Yakin Lolos Piala Asia Wanita 2025
Cek Fakta: Hoaks DPR-Korlantas Polri Resmikan SIM dan STNK Seumur Hidup
Lowongan Kerja Kantor Imigrasi Tahun 2025, Cari Lulusan SMA hingga S1!
4 Negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru pada 1 Januari, Ini Perhitungannya
Top 3 Islami: Tolong Jangan Tinggalkan Dzikir Pendek Ini setelah Sholat walau Buru-Buru, Pesan UAH
Mengenal Combro Adalah: Camilan Tradisional Khas Sunda yang Menggugah Selera