Profil Universitas Syiah Kuala, Perguruan Tinggi Negeri Tertua di Aceh

Universitas Syiah Kuala berperan penting dalam pendidikan di Aceh dengan filosofi Bungong Seuleupok

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 08 Nov 2024, 12:21 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 12:21 WIB
Universitas Syiah Kuala
Universitas Syiah Kuala (Foto: Google Maps)

Liputan6.com, Jakarta Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berdiri sebagai perguruan tinggi negeri tertua di Aceh, membawa misi besar untuk mencetak generasi berkualitas bagi bangsa. Didirikan pada 2 September 1961, Unsyiah menjadi simbol kemajuan pendidikan di Aceh, sekaligus menjawab kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten di wilayah ini.

Berdiri di kawasan Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh, Unsyiah kini menaungi lebih dari 30.000 mahasiswa yang tersebar di 12 fakultas dan program pascasarjana. Dengan moto “Jantung Hati Rakyat Aceh,” Unsyiah berkomitmen mengintegrasikan nilai-nilai universal, nasional, dan lokal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan takwa.

Sejarah

Unsyiah didirikan melalui perjalanan panjang yang dimulai dengan pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) pada 21 April 1958. YDKA didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui pembangunan aspek rohani dan jasmani. Salah satu program utama yayasan ini adalah pendirian perkampungan pelajar dan mahasiswa di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam serta mendirikan sebuah universitas di sana.

Pada 29 Juni 1958, YDKA bersama Komisi Perencana dan Pencipta Kota Pelajar/Mahasiswa menetapkan dasar untuk mendirikan Unsyiah di Kopelma Darussalam. Unsyiah akhirnya resmi berdiri pada 2 September 1961 dengan dukungan pemerintah yang dikuatkan melalui Keputusan Presiden No. 161 pada 24 April 1962. Ini menjadikan Unsyiah sebagai lembaga pendidikan tinggi pertama di Aceh yang bertujuan mendidik masyarakat Aceh melalui pendidikan berkualitas.

Visi dan Misi

Universitas Syiah Kuala
Universitas Syiah Kuala

Pada perkembangannya, Unsyiah memiliki visi untuk menjadi universitas sosio-teknopreneur yang inovatif dan mandiri, dengan harapan dapat dikenal di tingkat global.

Visi ini mencakup integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kewirausahaan berbasis sosial sebagai pilar utama pendidikan. Melalui pendekatan sosio-teknopreneur, Unsyiah bertujuan menghasilkan lulusan yang berdaya saing, kompeten, dan berkarakter kuat.

Mengutip situs resmi usk.ac.id, misi utama Unsyiah meliputi penyelenggaraan pendidikan tinggi berkualitas, pengembangan penelitian inovatif, dan pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan. 

Nilai dan Budaya Kerja Unsyiah

Unsyiah memiliki empat nilai dasar yang menjadi pedoman dalam menjalankan misinya, yakni Pancasila, keikhlasan, kejujuran, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini diterapkan dalam budaya kerja yang religius, penuh integritas, humanis, profesional, berkelanjutan, dan berorientasi pada mutu. Nilai ini menjadi panduan utama dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, namun juga memiliki etika, estetika, dan akhlak mulia.

Budaya kerja yang dipegang Unsyiah melibatkan orientasi mutu yang memastikan bahwa seluruh aspek pendidikan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pendekatan ini sejalan dengan visi Unsyiah sebagai universitas yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Budaya ini juga memperkuat tekad Unsyiah untuk terus melahirkan sumber daya manusia berkualitas bagi kebutuhan lokal hingga global.

 

Filosofi Lambang Unsyiah: Bungong Seuleupok

Sebagai identitasnya, Unsyiah memiliki lambang resmi berbentuk Bungong Seuleupok, atau bunga teratai berwarna kuning emas yang mekar sempurna. Lambang ini sarat dengan makna filosofis yang mencerminkan karakter dan prinsip yang dianut universitas. Lima mahkota bunga melambangkan Pancasila, pedoman hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Bungong Seuleupok yang mekar mencerminkan kemurnian, semangat kebersamaan, dan keinginan untuk bersatu.

Selain itu, terdapat gambar Tugu Kopelma Darussalam yang berwarna putih, melambangkan kemerdekaan, perdamaian, persatuan, dan kesatuan bangsa. Elemen kubah pada lambang tersebut mencerminkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi salah satu nilai dasar dari filosofi Unsyiah. Lambang ini, secara keseluruhan, memperkuat identitas Unsyiah sebagai universitas yang berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.

 

Apa saja fakultas yang ada di Universitas Syiah Kuala?

Unsyiah memiliki 12 fakultas yang mencakup berbagai bidang ilmu, seperti kedokteran, teknik, ekonomi, hukum, dan lain-lain, dengan program sarjana hingga pascasarjana.

 

Apa peran Unsyiah dalam pengembangan pendidikan di Aceh?

Universitas Syiah Kuala
Universitas Syiah Kuala (Foto: Google Maps)

Unsyiah berperan besar dalam peningkatan kualitas SDM di Aceh melalui pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan iman takwa, berfokus pada karakter sosio-teknopreneur.

 

Apa makna lambang Bungong Seuleupok pada Unsyiah?

Bungong Seuleupok atau bunga teratai melambangkan nilai Pancasila, semangat kebersamaan, dan simbol religiusitas yang berakar pada prinsip Ketuhanan.

 

 

Bagaimana sejarah berdirinya Universitas Syiah Kuala?

Unsyiah dibentuk pada 2 September 1961, di bawah Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh dan Komisi Perencana, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi di Aceh.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya