Liputan6.com, Jakarta Minahasa, sebuah daerah yang terletak di Sulawesi Utara, memiliki khazanah kuliner yang begitu kaya dan menggugah selera. Makanan khas Minahasa terkenal dengan cita rasa yang kuat, penggunaan rempah-rempah yang melimpah, dan teknik memasak tradisional yang unik. Setiap hidangan mencerminkan kearifan lokal dan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Berbicara tentang makanan khas Minahasa, kita tidak bisa lepas dari karakteristik utamanya yang pedas, gurih, dan kaya akan bumbu. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini sering kali terkesima dengan beragam hidangan yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga memiliki nilai sejarah dan filosofi tersendiri dalam setiap penyajiannya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Bagi yang ingin mengenal lebih dalam tentang kuliner Minahasa, berikut ini akan dibahas secara lengkap mengenai 10 makanan khas Minahasa yang wajib dicoba. Mulai dari hidangan pokok hingga kudapan tradisional, setiap makanan memiliki keunikan dan cerita menarik yang membuat pengalaman kuliner di tanah Minahasa menjadi tak terlupakan.
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum rekomendasi makanan khas Minahasa, pada Kamis (9/1).
A. Hidangan Pokok Tradisional
1. Nasi Jaha: Kemewahan dalam Kesederhanaan
Nasi Jaha merupakan makanan pokok istimewa yang menjadi kebanggaan masyarakat Minahasa. Hidangan ini terbuat dari beras ketan pilihan yang diolah dengan santan dan berbagai rempah-rempah seperti daun pandan, jahe, bawang, kemiri, kunyit, dan serai. Proses pembuatannya yang unik, yaitu dimasak dalam batang bambu dan dibungkus daun pisang, memberikan aroma dan cita rasa yang khas.
Dalam tradisi Minahasa, Nasi Jaha sering hadir dalam berbagai acara adat dan perayaan penting. Bentuknya yang silindris dan cara penyajiannya yang unik menjadikannya tidak hanya sebagai pengisi perut, tetapi juga sebagai simbol kemakmuran dan kebersamaan. Nasi Jaha biasa disantap bersama lauk tradisional seperti Cakalang Fufu atau Tinoransak untuk memaksimalkan pengalaman kuliner khas Minahasa.
2. Tinutuan: Kesehatan dalam Setiap Suapan
Tinutuan atau yang lebih dikenal dengan Bubur Manado adalah sajian sarapan yang kaya akan nutrisi. Nama Tinutuan berasal dari kata 'Tuutu' dalam bahasa setempat yang berarti nasi atau bubur. Berbeda dengan bubur pada umumnya, Tinutuan menonjolkan kelezatan sayuran tanpa menggunakan daging.
Keunikan Tinutuan terletak pada kombinasi berbagai sayuran seperti ubi, bayam, kangkung, jagung, labu, dan kemangi yang menciptakan harmoni rasa yang sempurna. Hidangan ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat lokal tetapi juga menjadi menu favorit di hotel-hotel berbintang di Manado. Tinutuan mencerminkan filosofi hidup sehat masyarakat Minahasa yang menjaga keseimbangan nutrisi dalam setiap hidangan.
Advertisement
B. Olahan Ikan dan Daging
3. Cakalang Fufu: Warisan Kuliner Bahari
Cakalang Fufu adalah bukti nyata kepiawaian masyarakat Minahasa dalam mengolah hasil laut. 'Fufu' yang berarti asap dalam bahasa setempat menggambarkan teknik pengolahan ikan cakalang yang diasap menggunakan metode tradisional. Proses pengasapan yang unik ini tidak hanya berfungsi sebagai metode pengawetan tetapi juga memberikan cita rasa yang khas.
Ikan cakalang yang telah dibersihkan hingga ke bagian jeroan dan sisiknya dijepit dengan bambu, kemudian diasap dengan bumbu-bumbu pilihan seperti cabai, bawang, jahe, lengkuas, sereh, daun jeruk, dan perasan jeruk limau. Tekstur ikan yang mengeras setelah diasap justru menjadi ciri khas yang dicari para penikmat kuliner. Cakalang Fufu tidak hanya menjadi lauk favorit tetapi juga sering dijadikan oleh-oleh karena daya tahan yang lama.
4. Woku: Simfoni Rempah dalam Setiap Suapan
Woku merupakan teknik memasak sekaligus bumbu khas yang menjadi kebanggaan Tanah Minahasa. Terdapat dua variasi utama dalam pengolahan Woku, yaitu Woku Blanga yang dimasak dalam belanga tanah liat, dan Woku Daun yang menggunakan daun sebagai media memasaknya.
Keistimewaan Woku terletak pada penggunaan bumbu yang kompleks dan seimbang. Kombinasi daun jeruk, daun kunyit, daun serai, daun pandan, perasan jeruk nipis, kemangi, kunyit, jahe, dan kemiri menciptakan cita rasa yang kaya dan mendalam. Bumbu Woku sangat versatile, bisa digunakan untuk mengolah berbagai jenis ikan seperti kerapu, nila, mas, serta berbagai jenis seafood dan daging.
5. Tinoransak: Harmoni Daging dan Rempah
Tinoransak adalah hidangan daging pedas yang mencerminkan keahlian masyarakat Minahasa dalam mengolah rempah-rempah. Hidangan ini bisa dibuat dari berbagai jenis daging seperti sapi, babi, ayam, atau ikan, yang diolah dengan teknik khusus menggunakan bambu sebagai wadah pembakarannya.
Keunikan Tinoransak terletak pada proses pembuatannya di mana daging yang telah dilumuri bumbu rempah seperti cabai, jahe, dan kunyit bakar dimasukkan ke dalam bambu untuk kemudian dibakar. Proses ini menghasilkan aroma dan rasa yang sangat khas, menjadikan Tinoransak sebagai salah satu hidangan yang wajib dicoba saat berkunjung ke Sulawesi Utara.
C. Hidangan Pendamping dan Sambal
6. Sambal Roa: Si Pedas yang Menggoda
Sambal Roa adalah salah satu sambal legendaris dari Minahasa yang terbuat dari ikan roa asap yang dipadukan dengan racikan sambal pedas. Proses pembuatannya yang teliti dimulai dari pemilihan ikan roa berkualitas yang kemudian diasap hingga sempurna.
Keistimewaan Sambal Roa terletak pada perpaduan rasa pedas yang menyengat dengan aroma ikan asap yang khas. Bumbu-bumbu yang digunakan tidak hanya memberikan rasa pedas, tetapi juga menciptakan kompleksitas rasa gurih dan smoky yang membuat sambal ini sangat cocok dijadikan pendamping berbagai hidangan. Tak heran jika Sambal Roa kini telah menjadi salah satu produk oleh-oleh yang paling dicari wisatawan.
7. Gohu: Kesegaran dalam Setiap Gigitan
Gohu Minahasa atau yang juga dikenal sebagai Gohu Dingin merupakan hidangan unik yang menyerupai rujak atau asinan. Berbeda dengan Gohu dari Maluku Utara, versi Minahasa menggunakan pepaya muda yang diiris memanjang sebagai bahan utamanya.
Cita rasa Gohu yang kompleks dihasilkan dari perpaduan berbagai bumbu seperti cuka, cabai, gula aren, jahe, terasi, dan bakasang (fermentasi telur atau perut ikan). Hidangan ini memiliki kombinasi rasa asam, pedas, dan gurih yang sangat menyegarkan, terutama ketika disajikan dengan es batu di siang hari yang panas.
Advertisement
D. Hidangan Penutup dan Kudapan
8. Klapertaart: Perpaduan Budaya dalam Setiap Suapan
Klapertaart merupakan bukti nyata akulturasi budaya Belanda dengan kuliner Minahasa. Nama Klapertaart berasal dari bahasa Belanda, di mana 'Klapper' berarti kelapa dan 'Taart' berarti kue, mencerminkan sejarah panjang pengaruh kolonial dalam kuliner Minahasa.
Kue ini dibuat dengan bahan-bahan berkualitas seperti kelapa muda, susu, telur, tepung terigu, mentega, kacang kenari, dan bubuk kayu manis. Seiring perkembangan zaman, Klapertaart kini hadir dalam berbagai varian rasa modern seperti cokelat, durian, blueberry, dan keju, namun tetap mempertahankan cita rasa klasiknya yang khas.
9. Es Brenebon: Penyegar Tradisional
Es Brenebon merupakan minuman khas Manado yang menghadirkan kesegaran dengan cara yang unik. Berbahan dasar kacang merah atau brenebon, minuman ini menggabungkan kesederhanaan dengan kelezatan yang memanjakan lidah.
Penyajian Es Brenebon terdiri dari es serut yang dicampur dengan sirup, kacang merah yang telah dimasak hingga empuk, dan susu kental manis. Kombinasi ini menciptakan minuman yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga mengenyangkan, menjadikannya pilihan favorit untuk melepas dahaga di tengah cuaca panas Manado.
10. Rica-rica: Sensasi Pedas yang Menggigit
Rica-rica, meskipun lebih dikenal sebagai cara memasak, telah menjadi salah satu hidangan ikonik Minahasa. Hidangan ini terkenal dengan tingkat kepedasannya yang tinggi, menggunakan cabai rawit sebagai bahan utama dalam bumbunya.
Teknik memasak rica-rica bisa diterapkan pada berbagai jenis bahan, mulai dari ayam, ikan, hingga daging sapi. Bumbu rica-rica yang kompleks terdiri dari berbagai rempah seperti bawang merah, bawang putih, jahe, serai, daun jeruk, dan tentunya cabai rawit dalam jumlah yang berlimpah. Hidangan ini mencerminkan karakteristik masakan Minahasa yang berani dalam penggunaan rempah dan cabai.
Demikianlah pembahasan lengkap tentang 10 makanan khas Minahasa yang masing-masing memiliki keunikan dan cerita tersendiri. Setiap hidangan tidak hanya merepresentasikan kekayaan rempah dan bumbu khas daerah, tetapi juga menceritakan sejarah, budaya, dan filosofi masyarakat Minahasa dalam mengolah makanan.