Liputan6.com, Jakarta Proses evakuasi korban bencana tanah longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terus menghadapi tantangan besar. Intensitas hujan yang tinggi serta kondisi jalan yang rusak membuat akses ke lokasi longsor menjadi sangat sulit. Hingga kini, tim gabungan masih berupaya keras mengevakuasi korban dan mendistribusikan bantuan ke lokasi terdampak.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf telah mengirimkan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu proses evakuasi dan mendirikan dapur umum bagi para korban. Dalam upaya ini, pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BNPB, TNI, dan Polri, meskipun medan yang berat menghambat percepatan evakuasi.
Advertisement
Sementara itu, kondisi cuaca diperkirakan akan tetap buruk dalam beberapa hari ke depan. BMKG memperingatkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi memicu longsor susulan, membuat situasi semakin genting di kawasan bencana.
Advertisement
Kronologi Bencana Longsor Pekalongan
Bencana longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam hingga Selasa pagi (20-21 Januari 2025). Longsor terparah terjadi di Kecamatan Petungkriono, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan parah pada infrastruktur.
Menurut data awal, 11 korban ditemukan meninggal dunia di lokasi longsor, sementara 15 orang lainnya dilaporkan hilang. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah korban yang berhasil ditemukan meningkat menjadi 17 orang. Namun, upaya pencarian korban yang tersisa masih menghadapi tantangan berat.
“Hingga kini tim gabungan masih melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban. Namun upaya tersebut terkendala cuaca dan kondisi jalan yang terputus di lapangan,” tutur Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, dikutip dari Liputan6.com, Selasa (21/1/2025).
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyatakan bahwa medan yang sulit dijangkau menjadi penghalang utama dalam proses evakuasi. Ia juga mengusulkan agar kejadian ini dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat.
Advertisement
Peran Kemensos dan Tagana dalam Penanganan Bencana
Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengambil langkah cepat dengan mengirimkan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke lokasi bencana. Tim ini terdiri dari personel yang terlatih untuk melakukan evakuasi di berbagai medan sulit. Mereka juga ditugaskan untuk mendirikan dapur umum bagi korban dan petugas di lapangan.
Selain itu, Kemensos juga mendistribusikan bantuan logistik senilai Rp1,4 miliar, termasuk paket makanan, pakaian, kasur, dan tenda darurat.
Kolaborasi antara Tagana, BPBD, dan relawan lokal menjadi kunci dalam upaya evakuasi dan penanganan korban.
Hambatan di Lapangan: Cuaca dan Medan Sulit
Salah satu tantangan terbesar dalam evakuasi korban longsor di Pekalongan adalah kondisi cuaca yang tidak mendukung. Hujan deras terus mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan tanah semakin labil dan meningkatkan risiko longsor susulan.
Selain itu, kondisi jalan yang tertutup material longsor menghambat akses alat berat ke lokasi bencana.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, tim gabungan tetap berkomitmen untuk melanjutkan evakuasi hingga semua korban ditemukan. Namun, pemerintah daerah mengakui bahwa proses ini memerlukan waktu lebih lama karena situasi yang sangat kompleks.
Advertisement
Dampak Bencana terhadap Warga Pekalongan
Bencana longsor ini telah menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat Pekalongan. Selain korban jiwa, banjir yang melanda sembilan kecamatan juga memaksa lebih dari 140 orang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dua mushola di wilayah terdampak telah dijadikan tempat pengungsian sementara.
Kerusakan infrastruktur juga sangat signifikan, dengan tiga jembatan putus dan beberapa jalan utama tergenang air. Selain itu, banyak rumah yang mengalami kerusakan berat akibat banjir dan longsor, membuat warga kehilangan tempat tinggal.
Pemerintah daerah bersama Kemensos terus mendistribusikan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak. Namun, tantangan utama adalah memastikan bantuan tersebut sampai tepat waktu di lokasi yang sulit dijangkau.
Langkah Antisipasi dan Peringatan BMKG
BMKG telah mengeluarkan peringatan bahwa intensitas hujan di wilayah Pekalongan diperkirakan masih akan tinggi hingga beberapa hari ke depan. Situasi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana susulan, seperti banjir bandang dan longsor.
Warga yang tinggal di daerah rawan bencana diminta untuk segera mengungsi demi keselamatan. Pemerintah daerah juga terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kesiapsiagaan di tingkat komunitas.
Advertisement
1. Apa penyebab utama bencana longsor di Pekalongan?
Longsor terjadi akibat curah hujan tinggi yang membuat tanah menjadi labil, diperburuk oleh kondisi geografis yang rawan.
2. Bagaimana peran Tagana dalam penanganan bencana ini?
Tagana membantu evakuasi korban, mendirikan dapur umum, dan mendistribusikan bantuan logistik kepada korban bencana.
Advertisement
3. Apa dampak bencana longsor terhadap warga?
Selain korban jiwa, ratusan warga mengungsi, banyak rumah rusak, dan akses jalan terputus akibat material longsor.
4. Apa prediksi BMKG terkait cuaca di Pekalongan?
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan, meningkatkan risiko bencana susulan.
Advertisement