Oriental Circus Indonesia Tegaskan Tak Ada Kaitannya dengan Taman Safari

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI) membantah adanya kaitan dengan Taman Safari Indonesia (TSI). OCI tengah disorot publik menyusul pengakuan sejumlah mantan pemain sirkus yang mengaku menjadi korban ekploitasi dan penyiksaan.

oleh Ady Anugrahadi Diperbarui 17 Apr 2025, 17:30 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2025, 17:30 WIB
Oriental Circus Indonesia
Pemain Oriental Circus Indonesia menunjukkan akrobat dalam The Great 50 Show di GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (14/12). Pertunjukan sirkus hari pertama ini merupakan kolaborasi antara sirkus modern dan tradisional. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi menyelimuti Oriental Circus Indonesia (OCI) setelah munculnya pengakuan mantan pemain sirkus tentang penyiksaan dan eksploitasi. Isu ini juga menyeret nama Taman Safari Indonesia (TSI) ke dalam pusaran kontroversi, hingga menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan hubungan keduanya.

Namun, pendiri OCI, Tony Sumampau dengan tegas membantah adanya keterkaitan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

Dikutip dari berbagai sumber, OCI yang berdiri sejak tahun 1963, awalnya bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik, kemudian berganti nama menjadi Oriental Show dan berubah lagi menjadi Oriental Circus Indonesia hingga sekarang.

Perjalanan panjang OCI, yang pernah menghibur tentara dan masyarakat luas, hingga mencapai puncak kejayaan di era 90-an dengan pertunjukan akrobatik dan atraksi hewan yang spektakuler, kini ternoda oleh dugaan eksploitasi dan penyiksaan terhadap para pemainnya.

Pada tahun 2019, OCI merayakan 50 tahun perjalanan mereka dengan pertunjukan 'The Great 50 Show', menandai penghentian penggunaan satwa dalam atraksi dan beralih ke teknologi modern. Namun, bayang-bayang masa lalu berupa tuduhan eksploitasi masih menghantui, membuat sejarah OCI menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan pertanyaan mengenai hubungannya dengan TSI.

Penjelasan Tony soal Berdirinya Taman Safari

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampouw, meluruskan informasi terkait mantan pemain sirkusnya yang tak menerima gaji.
Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampouw, meluruskan informasi terkait mantan pemain sirkusnya yang tak menerima gaji. (Ady Anugrahadi).... Selengkapnya

Tony Sumampau secara tegas membantah anggapan terkait adanya hubungan antara Oriental Circus Indonesia dengan Taman Safari Indonesia.

"Hubungan legal enggak ada, hubungan uang enggak ada, enggak ada sumber masuk dari OCI ke Safari, enggak ada. Enggak ada ide orang OCI bangun Taman Safari, enggak ada," katanya saat ditemui di Bilangan Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025). 

Ia menekankan bahwa TSI dibangun jauh setelah ia kembali dari Australia pada akhir 1970-an. Saat itu, ia tengah menjalani pengobatan pasca-cedera akibat digigit harimau. Di Australia, Tony sempat membantu melatih hewan di African Lion Safari, yang kemudian menginspirasi pendirian TSI.

"Karena ide saya waktu itu, pernah bekerja di situ, saya pakai nama itu, ternyata namanya panjang, African Lions Safari. Malah bisa lebih panjang lagi, African Lions Country. Lama-lama baru dikatakan pakai nama Barat, kenapa tidak lokal. Itu (tahun) 91 baru diganti menjadi Taman Safari," katanya.

 

Sejarah Oriental Circus Indonesia: Dari Akrobat hingga Sirkus Hewan

Sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI)
Pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menggelar sesi latihan jelang gelaran The Great 50 Show di Senayan, Jakarta, Rabu (12/12). The Great 50 Show merupakan pertunjukan kombinasi sirkus tradisional dan modern. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya

Tony Sumampau menjelaskan bahwa OCI awalnya berfokus pada pertunjukan akrobat keliling, menghibur tentara di berbagai daerah. Mereka kemudian bertransformasi menjadi sirkus pada tahun 1971 setelah mendatangkan hewan dari Taman Sriwedari di Solo.

"Jadi kita banyak keliling, akhirnya dibentuklah akrobat, dari akrobat itu dibentuklah dari 71, masuklah sirkus India, Royal India Circus, kita ambruk karena mereka sudah punya hewan, kita enggak punya hewan," ujar Tony.

OCI juga melibatkan anak-anak dari panti asuhan dalam pertunjukan mereka. Orang tua Tony, yang aktif dalam sirkus, memiliki kebiasaan menampung anak-anak dan menjadikan mereka bagian dari keluarga besar.

"Orang tua itu suka menampung anak, jadi dari bayi entah anaknya siapa itu, ternyata waktu saya tanya 'ini anak dari mana?' katanya anak dari panti asuhan. 'Panti asuhannya di mana?', 'di daerah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang, sumbang uang untuk panti asuhan'. Nah kadang-kadang dibawa juga ke sini kalau di sana penuh anak-anak," kata Tony.

Perbedaan Perjalanan OCI dan TSI: Dua Lembaga yang Berbeda

Parade satwa dan budaya di Taman Safari Indonesia.
Parade satwa dan budaya di Taman Safari Indonesia. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)... Selengkapnya

OCI dan TSI memiliki sejarah dan fokus yang berbeda. OCI bermula sebagai kelompok akrobat keliling yang kemudian berkembang menjadi sirkus, sementara TSI merupakan lembaga konservasi hewan. Meskipun keduanya melibatkan hewan pada suatu titik dalam sejarah mereka, tujuan dan operasinya sangat berbeda.

OCI, dengan fokus pada pertunjukan hiburan, pernah menggunakan hewan dalam atraksi mereka. Namun, sejak tahun 2019, mereka telah beralih ke teknologi modern. TSI, di sisi lain, memiliki misi konservasi dan pelestarian satwa liar.

Perbedaan mendasar ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kedua lembaga tersebut, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh pendiri OCI. Sejarah masing-masing lembaga berdiri sendiri dan memiliki tujuan yang berbeda.

Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya