Liputan6.com, Jakarta Pemahaman tentang doa berbuka puasa Muhammadiyah menjadi hal penting bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sebagai organisasi Islam yang berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits, Muhammadiyah memberikan tuntunan khusus mengenai doa berbuka puasa yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah mengkaji dan menetapkan doa berbuka puasa Muhammadiyah yang bersumber dari hadits shahih. Penetapan ini didasarkan pada penelitian mendalam terhadap praktik Rasulullah SAW saat berbuka puasa, yang diriwayatkan oleh para sahabat.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Keunikan doa berbuka puasa Muhammadiyah terletak pada kesederhanaannya yang mencerminkan autentisitas ajaran Islam. Berbeda dengan beberapa versi doa yang beredar, doa ini lebih ringkas namun tetap memiliki makna yang mendalam dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, bacaan doa berbuka puasa Muhammadiyah, pada Kamis (23/1).
Bacaan Doa Berbuka Puasa Menurut Muhammadiyah
Dalam upaya memberikan tuntunan yang otentik, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah mengkaji dan menetapkan bacaan doa berbuka puasa yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Penetapan ini dilakukan melalui penelitian mendalam terhadap hadits-hadits shahih yang berkaitan dengan praktik berbuka puasa Nabi Muhammad SAW.
Muhammadiyah menganjurkan doa berbuka puasa yang bersumber dari hadits riwayat Abu Dawud, yang mencatat langsung praktik Rasulullah SAW. Doa ini dipilih karena kesederhanaannya namun tetap memiliki makna yang mendalam, sesuai dengan prinsip purifikasi ajaran Islam yang menjadi ciri khas organisasi Muhammadiyah.
Bacaan Doa Utama
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Latin:
"Dzahabazh-zhama'u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah"
Artinya:
"Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Bacaan Doa Alternatif
Selain doa utama, terdapat juga doa alternatif yang memiliki landasan hadits shahih:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Latin:
"Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin"
Artinya:
"Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Advertisement
Waktu dan Tata Cara Membaca Doa
Waktu membaca doa berbuka puasa adalah ketika terdengar adzan Maghrib berkumandang, sebelum memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulut. Tata cara membacanya memiliki beberapa adab yang dianjurkan:
- Menghadap kiblat saat berdoa
- Mengangkat kedua tangan
- Membaca doa dengan suara yang lembut
- Membaca dengan penuh khusyuk dan penghayatan
- Memahami makna doa yang dibaca
Adab dan Sunnah Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa memiliki kedudukan istimewa dalam Islam, sehingga terdapat beberapa adab yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Rasulullah SAW memberikan teladan dalam tata cara berbuka puasa yang sebaiknya diikuti oleh umat Muslim untuk mendapatkan keberkahan optimal dari ibadah puasa.
Ketika adzan Maghrib berkumandang, dianjurkan untuk segera berbuka puasa dan tidak menundanya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, bahwa kebaikan senantiasa menyertai umat selama mereka menyegerakan berbuka puasa. Dalam praktiknya, berbuka puasa sebaiknya dilakukan dengan tenang dan penuh penghayatan, tidak tergesa-gesa yang dapat mengurangi keberkahan ibadah.
Rasulullah SAW mengajarkan untuk berbuka puasa dengan makanan yang manis, terutama kurma. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Handbal dijelaskan bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma matang). Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada keduanya, beliau meminum air putih. Pemilihan kurma sebagai makanan berbuka memiliki hikmah kesehatan karena dapat membantu menormalkan kadar gula dalam tubuh setelah berpuasa.
Saat berbuka puasa, sangat dianjurkan untuk memperhatikan porsi makanan. Meskipun telah menahan lapar dan haus seharian, hendaknya tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Islam mengajarkan prinsip kesederhanaan dalam segala hal, termasuk dalam berbuka puasa. Mengonsumsi makanan secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan dan mengurangi kualitas ibadah selanjutnya seperti shalat Maghrib dan Tarawih.
Hikmah dan Manfaat Doa Berbuka Puasa
Doa berbuka puasa mengandung hikmah dan manfaat yang mendalam bagi kehidupan spiritual seorang Muslim. Dengan berdoa sebelum berbuka, seseorang menunjukkan penghambaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan. Doa ini juga menjadi sarana untuk memohon keberkahan dan penerimaan ibadah puasa yang telah dilaksanakan.
Dari segi spiritual, membaca doa sebelum berbuka mengajarkan kita untuk senantiasa mengingat Allah bahkan dalam kondisi sangat membutuhkan makanan dan minuman. Hal ini merupakan bentuk pengendalian diri dan pengakuan bahwa segala nikmat berasal dari Allah SWT. Dengan demikian, doa berbuka puasa menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan menguatkan hubungan dengan Allah SWT.
Selain manfaat spiritual, doa berbuka puasa juga memiliki hikmah dari segi kesehatan. Jeda waktu membaca doa sebelum berbuka memberikan kesempatan bagi tubuh untuk mempersiapkan sistem pencernaan. Hal ini dapat mencegah konsumsi makanan secara tergesa-gesa yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Aktivitas yang Dianjurkan Setelah Berbuka Puasa
Setelah berbuka puasa, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa aktivitas yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan keberkahan waktu berbuka. Aktivitas utama yang dianjurkan adalah melaksanakan shalat Maghrib berjamaah. Pentingnya shalat berjamaah ini ditunjukkan melalui praktik Rasulullah SAW yang senantiasa mendahulukan shalat Maghrib sebelum melanjutkan aktivitas berbuka puasa.
Waktu berbuka juga merupakan momentum yang baik untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga atau tetangga. Islam mengajarkan bahwa berbuka bersama memiliki nilai ibadah sosial yang tinggi, karena dapat mempererat hubungan persaudaraan antar sesama Muslim. Kebersamaan ini juga menjadi sarana untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Setelah berbuka dan shalat Maghrib, hendaknya mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat Isya dan Tarawih. Persiapan ini mencakup aspek fisik dan spiritual, sehingga ibadah dapat dilaksanakan dengan optimal. Dengan menjaga keseimbangan antara ibadah dan aktivitas sosial, seorang Muslim dapat memperoleh manfaat maksimal dari momentum berbuka puasa.
Advertisement