Liputan6.com, Jakarta Doa buka puasa Muhammadiyah menjadi salah satu panduan penting bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menganjurkan doa khusus yang memiliki landasan kuat dari hadis shahih, memberikan tuntunan yang jelas bagi jamaah dalam mengakhiri puasa mereka.
Berbeda dengan beberapa versi doa yang beredar, doa buka puasa Muhammadiyah berfokus pada kesederhanaan dan kesesuaian dengan sunnah Rasulullah SAW. Doa ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., yang mencatat secara langsung praktik Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.
Advertisement
Baca Juga
Dalam upaya memberikan tuntunan yang otentik, doa buka puasa Muhammadiyah telah menjadi rujukan bagi banyak Muslim yang ingin mengikuti praktik yang paling sesuai dengan sunnah. Pemilihan doa ini didasarkan pada penelitian mendalam terhadap hadis-hadis shahih yang berkaitan dengan praktik berbuka puasa Rasulullah SAW.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum bacaan doa buka puasa Muhammadiyah, pada Senin (20/1).
Bacaan Doa Buka Puasa Sesuai Tuntunan Muhammadiyah
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menganjurkan doa buka puasa yang berlandaskan hadis riwayat Abu Dawud. Berikut adalah bacaan lengkapnya:
Dalam bahasa Arab:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Transliterasi Latin:
"Dzahabazh-zhama'u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah"
Artinya:
"Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Doa ini memiliki makna yang mendalam dan mencerminkan kondisi fisik dan spiritual seseorang yang telah menyelesaikan puasanya. Setiap kata dalam doa ini memiliki makna khusus yang berkaitan dengan proses berbuka puasa dan harapan akan diterimanya ibadah.
Landasan Hadis dan Keutamaan
Pemilihan doa ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, di mana Ibnu Umar r.a. menceritakan praktik Rasulullah SAW saat berbuka puasa. Hadis ini menunjukkan kesederhanaan dan kedalaman makna dalam doa yang dipilih oleh Rasulullah SAW.
Keutamaan membaca doa ini sebelum berbuka puasa mencakup beberapa aspek:
- Mengikuti sunnah Rasulullah SAW secara langsung
- Memohon keberkahan dan penerimaan ibadah puasa
- Mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan menyelesaikan puasa
- Menegaskan harapan akan pahala yang dijanjikan Allah SWT
Advertisement
Waktu dan Tata Cara Membaca Doa Berbuka
Dalam praktik yang dianjurkan oleh Muhammadiyah, waktu membaca doa buka puasa adalah ketika azan Maghrib mulai berkumandang. Ini adalah saat yang tepat sebelum memasukkan makanan atau minuman ke dalam mulut, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan.
Tata cara membaca doa buka puasa sebaiknya dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Dianjurkan untuk menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dan membaca doa dengan suara yang lembut. Praktik ini mencerminkan adab seorang Muslim dalam bermunajat kepada Allah SWT.
Penting untuk diperhatikan bahwa doa ini sebaiknya dibaca dalam bahasa Arab sebagaimana yang diajarkan, namun pemahaman akan makna doa juga sangat penting agar dapat menghayati setiap kata yang diucapkan.
Alternatif Doa Buka Puasa yang Shahih
Selain doa utama yang dianjurkan Muhammadiyah, terdapat juga doa lain yang memiliki landasan hadis yang kuat, seperti:
Dalam bahasa Arab:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Transliterasi Latin:
"Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin"
Artinya:
"Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Sunnah dan Adab Berbuka Puasa
1. Anjuran Berbuka dengan Kurma
Berdasarkan hadis riwayat Ahmad bin Handbal dari Anas RA, Rasulullah SAW mengutamakan berbuka puasa dengan ruthab (kurma matang). Praktik ini memiliki hikmah kesehatan karena kurma dapat membantu menormalkan kadar gula dalam tubuh setelah berpuasa. Jika kurma tidak tersedia, dapat diganti dengan alternatif berikut sesuai urutan:
- Kurma kering (tamr)
- Air putih
- Makanan atau minuman halal lainnya
2. Waktu dan Tata Cara Berbuka
Waktu berbuka merupakan saat yang istimewa, dimana terdapat beberapa adab yang dianjurkan:
- Tidak menunda waktu berbuka ketika azan Maghrib telah berkumandang
- Berdoa terlebih dahulu sebelum menyantap makanan
- Berbuka dengan perlahan dan tidak tergesa-gesa
- Menghadap kiblat saat berdoa dan berbuka puasa
3. Adab dalam Mengonsumsi Makanan
Terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan saat berbuka puasa:
- Memulai dengan makanan ringan seperti kurma atau air putih
- Tidak berlebihan dalam porsi makanan
- Memperhatikan jenis makanan yang sehat dan bergizi
- Menghindari makanan yang terlalu berat di awal berbuka
- Makan dan minum dalam posisi duduk
4. Aktivitas Setelah Berbuka
Setelah berbuka puasa, terdapat beberapa kegiatan yang dianjurkan:
- Melaksanakan shalat Maghrib berjamaah
- Menjaga silaturahmi dengan keluarga atau tetangga
- Bersyukur atas nikmat berbuka yang telah diberikan
- Mempersiapkan diri untuk shalat Isya dan Tarawih
Dengan memperhatikan sunnah dan adab berbuka puasa ini, diharapkan ibadah puasa kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga memberikan manfaat spiritual dan sosial yang lebih mendalam.
Advertisement