Liputan6.com, Jakarta Berdoa ketika berbuka puasa merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Waktu berbuka puasa termasuk salah satu momen mustajab untuk berdoa, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban bahwa doa orang yang berpuasa ketika berbuka termasuk salah satu dari tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak.
Baca Juga
Advertisement
Dalam praktiknya, terdapat beberapa versi doa berbuka puasa. Semua versi ini memiliki landasan hadits dan riwayat yang kuat, sehingga kita dapat memilih untuk membaca salah satunya atau menggabungkan beberapa doa sekaligus. Salah satu doa yang paling sering digunakan adalah doa berbuka puasa dzahaba.
Artikel ini akan membahas beberapa versi doa berbuka puasa yang shahih, beserta penjelasan tentang makna dan keutamaannya. Mari kita simak penjelasan lengkapnya, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (20/1/2025).
Doa Berbuka Puasa Dzahaba Dzoma'u
Doa berbuka puasa Dzahaba Dzoma'u merupakan salah satu versi doa yang paling populer dan memiliki landasan hadits yang hasan. Doa ini menggambarkan kondisi fisik seseorang setelah menunaikan ibadah puasa, dimana dahaga telah hilang dan kerongkongan telah basah.
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: "Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki." (HR. Abu Daud)
Doa ini mengandung makna yang mendalam tentang harapan seorang Muslim agar puasanya diterima dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Waktu yang tepat untuk membaca doa ini adalah setelah selesai berbuka puasa.
Advertisement
Doa Berbuka Puasa Allahumma Laka Sumtu
Versi doa berbuka puasa ini memiliki makna yang lebih luas dan mencerminkan pengakuan seorang hamba atas ketergantungannya kepada Allah SWT. Doa ini menekankan pada aspek keimanan dan ketawakallan kepada Allah.
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma laka sumtu wabika aamantu wa'ala rizqika afthortu birrahmatika yaa arhamar-roohimiin
Artinya: "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai Zat Yang Maha Pengasih."
Doa ini memiliki keistimewaan karena mencakup pengakuan akan tujuan puasa, pernyataan iman, dan pengharapan rahmat Allah. Waktu membacanya adalah setelah selesai berbuka puasa.
Doa Berbuka Puasa Versi Lengkap
Terdapat juga versi doa yang lebih lengkap yang menggabungkan beberapa doa sekaligus. Versi ini diriwayatkan dalam kitab Hasyiyah Iqna karya Sulaiman Bujairimi.
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu
Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku berbuka. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Kapan Waktu Membaca Doa Berbuka Puasa?
Para ulama, termasuk Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam kitab Hasyiyah I'anatut-thalibin, menjelaskan bahwa waktu yang tepat untuk membaca doa buka puasa adalah setelah selesai berbuka, bukan sebelum atau saat berbuka. Hal ini merujuk pada makna yang terkandung dalam doa tersebut yang menggambarkan kondisi setelah berbuka.
Meski demikian, kita tetap dianjurkan untuk banyak berdoa sebelum berbuka puasa, karena itu juga termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Kita dapat berdoa dengan doa apa saja sesuai kebutuhan kita, baik itu memohon ampunan, meminta surga, berlindung dari neraka, atau doa-doa lainnya.
Advertisement
Tips Berbuka Puasa Sesuai Sunnah
Berbuka puasa merupakan momen yang dinanti-nanti setelah seharian menahan lapar dan haus. Namun, penting untuk melakukannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW agar mendapatkan manfaat optimal dari ibadah puasa. Berikut beberapa tips berbuka puasa yang bisa Anda praktikkan:
1. Segerakan Berbuka
Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa ketika adzan Maghrib berkumandang. Hal ini sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah SAW. Jangan menunda-nunda berbuka dengan alasan yang tidak perlu.
2. Hindari Makan Berlebihan
Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan untuk berbuka dengan berlebihan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-A'raf ayat 31: "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."
3. Pilih Menu Berbuka yang Tepat
Berikut rekomendasi untuk menu berbuka puasa:
- Mulailah dengan makanan ringan seperti kurma atau air putih
- Konsumsi makanan yang mengandung sayuran
- Pilih karbohidrat kompleks seperti nasi untuk energi yang lebih tahan lama
- Lengkapi dengan protein seperti telur atau daging untuk nutrisi yang seimbang
4. Perhatikan Porsi Makan
Perut yang terlalu penuh bukanlah hal yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya." (HR. Tirmidzi). Aturlah porsi makan agar tidak berlebihan.
5. Jaga Keseimbangan Gizi
Meski sedang berbuka puasa, tetap perhatikan keseimbangan gizi. Konsumsi makanan dengan nutrisi lengkap:
- Karbohidrat untuk energi
- Protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh
- Sayuran dan buah untuk vitamin dan mineral
- Air putih yang cukup untuk hidrasi
Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda dapat menikmati berbuka puasa dengan lebih sehat dan sesuai dengan tuntunan agama. Ingatlah bahwa tujuan puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kedisiplinan dan pengendalian diri dalam segala hal, termasuk dalam hal makan dan minum.