Liputan6.com, Jakarta Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mencetuskan kebijakan kontroversial dengan rencana penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar terkait masa depan bantuan luar negeri yang selama ini menjadi salah satu elemen utama diplomasi dan pengaruh global AS. USAID, yang telah beroperasi sejak 1961, memiliki peran penting dalam penyaluran dana bantuan ke berbagai negara, termasuk untuk proyek kemanusiaan, infrastruktur, dan pembangunan ekonomi.
Dengan kebijakan ini, puluhan miliar dolar AS yang sebelumnya dialokasikan untuk bantuan luar negeri mungkin akan dihentikan atau dialihkan ke sektor lain. Trump dan sejumlah pejabat Gedung Putih menyebut bahwa USAID telah menjadi sumber pemborosan dan penyalahgunaan dana, sementara kritik dari kalangan parlemen dan komunitas internasional menilai langkah ini dapat mengurangi pengaruh diplomasi AS di panggung global.
Advertisement
Rencana penutupan USAID semakin mendapatkan perhatian setelah Elon Musk, yang kini memimpin inisiatif efisiensi pemerintahan AS, turut menyatakan dukungannya terhadap kebijakan tersebut. Musk bahkan menuduh USAID sebagai lembaga yang "tidak dapat diperbaiki" dan memerlukan reformasi mendasar atau pembubaran total. Berikut fakta-faktanya, dirangkum Liputan6, Selasa (4/2).
Advertisement
Apa Itu USAID dan Perannya dalam Pemerintahan AS?
Mengutip laman resminya, USAID adalah lembaga kemanusiaan dan pembangunan terbesar milik Pemerintah AS yang bertanggung jawab atas distribusi bantuan luar negeri ke lebih dari 130 negara di seluruh dunia, dengan anggaran tahunan yang mencapai puluhan miliar dolar AS. Lembaga ini didirikan pada tahun 1961 dan beroperasi secara independen, meskipun tetap bekerja sama dengan Kongres serta Departemen Luar Negeri dalam menetapkan kebijakan dan distribusi dana.
Sebagian besar dana USAID digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur, bantuan kemanusiaan, program kesehatan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Pada tahun fiskal 2023, USAID mengelola lebih dari 40 miliar dolar AS, yang mencakup program di Ukraina, Ethiopia, Yordania, Sudan Selatan, serta banyak negara lainnya yang menghadapi tantangan besar dalam stabilitas politik dan ekonomi.
USAID juga terlibat dalam program global seperti pendanaan untuk memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria melalui Global Fund, serta berbagai inisiatif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
Advertisement
Mengapa Trump Berencana Menutup USAID?
Pemerintahan Trump berpendapat bahwa USAID telah menjadi sarang pemborosan dan penyalahgunaan dana, dengan banyak proyek yang dinilai tidak memberikan hasil yang sesuai dengan investasi yang dilakukan oleh pemerintah AS. Gedung Putih juga menyoroti beberapa kasus dugaan penyalahgunaan dana, termasuk alokasi dana yang dinilai tidak efisien untuk program keberagaman di Serbia, yang mencapai 1,5 juta dolar AS.
Selain alasan efisiensi anggaran, Trump juga ingin mengintegrasikan USAID ke dalam Departemen Luar Negeri guna meningkatkan pengawasan dan efektivitas penyaluran bantuan luar negeri. Menurut Trump, dengan penghapusan USAID, AS dapat mengalokasikan dana federal untuk kebijakan domestik yang lebih mendesak, seperti keamanan nasional dan pembangunan ekonomi dalam negeri.
Elon Musk, yang memimpin upaya pemangkasan anggaran pemerintahan AS, mendukung langkah ini dengan menyatakan bahwa "USAID tidak dapat diperbaiki lagi" dan harus dihentikan untuk mengurangi defisit anggaran.
"Sudah waktunya bagi mereka untuk berakhir, lembaga itu jahat dan sarang ular berbisa kaum Marxis kiri radikal yang membenci Amerika," tulis Musk, dikutip dari ANTARA.
Dampak Penutupan USAID bagi Bantuan Luar Negeri
Jika USAID benar-benar dibubarkan, maka sejumlah besar program bantuan internasional AS akan terdampak, termasuk bantuan kemanusiaan di negara-negara berkonflik seperti Ukraina, Sudan Selatan, dan Suriah. USAID juga selama ini memainkan peran krusial dalam bantuan pangan darurat, pembangunan infrastruktur, serta pendanaan program kesehatan global.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat pembubaran USAID meliputi:
- Penghentian bantuan ekonomi ke negara-negara berkembang, yang dapat memperburuk ketidakstabilan politik dan sosial di berbagai wilayah.
- Penurunan peran AS dalam diplomasi internasional, mengingat banyak program bantuan USAID digunakan sebagai alat negosiasi dan pengaruh geopolitik.
- Terhambatnya program kesehatan global, termasuk penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tuberkulosis yang selama ini mendapatkan pendanaan besar dari USAID.
Banyak negara penerima bantuan, termasuk Yordania dan Ethiopia, telah menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan dampak ekonomi dan sosial dari penghentian program USAID. Di Indonesia, penutupan USAID ini justru tidak berdampak terhadap pembangunan di Aceh yang sudah bekerja sama.
“Kami memahami bahwa kebijakan ini adalah bagian dari evaluasi global yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Namun, kami ingin memastikan bahwa penghentian sementara ini tidak menjadi penghalang bagi penyusunan roadmap kakao Aceh,” mengutip kata Kepala Bappeda Aceh, Dr H Teuku Ahmad Dadek, mengutip dari ANTARA.
Advertisement
Kontroversi Seputar Upaya Penutupan USAID
Rencana penutupan USAID tidak lepas dari kontroversi, terutama karena banyak pejabat senior USAID yang dilaporkan mendapat sanksi administratif setelah menolak memberikan akses kepada tim efisiensi pemerintahan yang dipimpin Elon Musk. Hal ini memicu kekhawatiran terkait akses ke data sensitif serta dampak terhadap pegawai federal yang bekerja di USAID.
Selain itu, kelompok senator dari Partai Demokrat telah menyatakan bahwa Trump tidak bisa secara hukum membubarkan USAID tanpa persetujuan Kongres. Mereka berargumen bahwa upaya pembubaran ini dapat melanggar undang-undang federal yang mengatur alokasi dana bantuan luar negeri.
Sementara itu, para pendukung Trump menyatakan bahwa reformasi birokrasi memang diperlukan guna menghindari penyalahgunaan anggaran, serta agar dana yang dikeluarkan pemerintah AS lebih transparan dan efisien.
Apa Langkah Selanjutnya untuk USAID?
Saat ini, USAID masih beroperasi, meskipun dengan berbagai pembatasan akibat perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump yang menghentikan semua bantuan luar negeri selama 90 hari. Beberapa pengecualian tetap diberikan untuk program bantuan kemanusiaan yang dianggap "menyelamatkan nyawa," seperti bantuan pangan dan medis di zona konflik.
Keputusan akhir mengenai nasib USAID kemungkinan akan bergantung pada proses legislatif di Kongres, di mana sebagian besar anggota parlemen dari Partai Demokrat telah menyatakan penolakan terhadap pembubaran lembaga ini.
Sementara itu, pemerintahan Trump tetap pada pendiriannya bahwa pembubaran USAID adalah langkah yang diperlukan untuk mengurangi pengeluaran federal dan meningkatkan efisiensi birokrasi.
Apa itu USAID dan fungsinya?USAID adalah badan pemerintah AS yang bertanggung jawab atas bantuan luar negeri untuk pembangunan ekonomi dan kemanusiaan.
Mengapa Trump ingin menutup USAID?Trump menilai USAID sebagai sumber pemborosan dan ingin mengintegrasikannya ke Departemen Luar Negeri.
Apa dampak penutupan USAID?Penutupan USAID dapat mengganggu bantuan kemanusiaan, kesehatan global, dan diplomasi internasional AS.
Advertisement
People Also Ask: Apa itu USAID dan fungsinya?
USAID adalah badan pemerintah AS yang bertanggung jawab atas bantuan luar negeri untuk pembangunan ekonomi dan kemanusiaan.
Mengapa Trump ingin menutup USAID?
Trump menilai USAID sebagai sumber pemborosan dan ingin mengintegrasikannya ke Departemen Luar Negeri.
Advertisement
Apa dampak penutupan USAID?
Penutupan USAID dapat mengganggu bantuan kemanusiaan, kesehatan global, dan diplomasi internasional AS.