Liputan6.com, Jakarta Pemutaran perdana film CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD di Hollywood berlangsung dengan sangat meriah, namun tidak hanya karena semangat para penggemar. Di luar tempat acara, ratusan pengunjuk rasa yang mendukung Palestina berkumpul untuk menyerukan boikot terhadap film terbaru dari Marvel tersebut. Mereka melihat kehadiran karakter superhero asal Israel, Sabra, sebagai representasi dukungan terhadap tindakan Israel di Palestina.
Para demonstran membawa berbagai spanduk dan meneriakkan slogan yang mengecam Disney dan Marvel. Mereka menuduh kedua perusahaan itu terlibat dalam dukungan genosida dan mendesak agar karakter Sabra dihilangkan dari film. Kontroversi ini sebenarnya sudah mencuat sejak tahun 2022 ketika Marvel pertama kali mengumumkan bahwa Sabra akan muncul dalam CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD.
Advertisement
Baca Juga
Marvel sendiri telah memberikan tanggapan resmi dengan menyatakan bahwa mereka akan mengambil pendekatan yang lebih baru terhadap karakter Sabra agar lebih relevan dengan penonton masa kini. Namun, penjelasan tersebut ternyata belum mampu meredakan kritik yang terus berkembang hingga saat pemutaran perdana film ini. Berikut adalah rangkuman lengkap mengenai awal mula kontroversi hingga aksi protes yang terjadi di Hollywood.
Advertisement
1. Awal Mula Kontroversi
Pada tahun 2022, Marvel mengumumkan kemunculan karakter Sabra dalam film CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD. Sabra, yang merupakan superhero pertama dari Israel, pertama kali diperkenalkan dalam komik THE INCREDIBLE HULK pada awal tahun 1980-an.
Dalam komik, karakter ini digambarkan sebagai seorang agen Mossad, yang merupakan badan intelijen Israel, yang berjuang melawan berbagai bentuk kejahatan. Meskipun begitu, langkah Marvel untuk menghadirkan karakter ini ke dalam dunia perfilman langsung memicu perdebatan di kalangan penggemar dan kritikus.
Advertisement
2. Marvel Berusaha Menenangkan Kritik dengan Perubahan Karakter
Menanggapi tanggapan kurang positif dari publik, Marvel mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa karakter Sabra dalam film akan memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan versi yang ada di komiknya. Produser Nate Moore menegaskan, "Dalam CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD, Sabra tidak lagi menjadi agen Mossad, melainkan bekerja di bawah pemerintahan AS." Meskipun demikian, perubahan ini tampaknya belum mampu menghapus pandangan bahwa kehadiran karakter Sabra masih membawa nuansa politik yang cukup sensitif.
3. Protes Memanas di Pemutaran Perdana Hollywood
Pada saat film ini diputar untuk pertama kalinya di Hollywood, sekelompok besar demonstran yang mendukung Palestina berkumpul di area sekitar acara tersebut. Mereka mengangkat spanduk yang bertuliskan "Sabra harus pergi" dan menyerukan agar orang-orang melakukan boikot terhadap perusahaan Disney dan Marvel. Di antara berbagai slogan yang mereka teriakkan, terdapat kalimat-kalimat yang cukup mencolok seperti "Disney mendukung genosida" dan "Bebaskan Palestina".Â
Advertisement
4. Tuduhan Terhadap Disney dan Marvel
Para demonstran menuduh bahwa Disney dan Marvel telah menyisipkan unsur propaganda dalam film-film yang mereka produksi. Mereka berpendapat bahwa kehadiran karakter Sabra merupakan upaya untuk menormalkan tindakan Israel terhadap Palestina. Lebih jauh lagi, terdapat kelompok yang mengaitkan dukungan terhadap film ini dengan kebijakan politik global yang lebih luas.Â
5. Shira Haas, Aktris di Balik Karakter Sabra
Karakter Sabra dihidupkan oleh Shira Haas, seorang aktris asal Israel yang terkenal berkat perannya dalam serial Netflix berjudul UNORTHODOX. Lahir di Israel, Haas telah berhasil menciptakan nama di dunia akting sebagai seorang yang berbakat dan berpengalaman. Namun, asal-usulnya yang dari Israel turut memicu perdebatan, karena dinilai sebagai simbol dari pandangan politik tertentu yang berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina.
Advertisement
6. Apa Dampak dari Kontroversi Ini?
Seruan untuk memboikot film CAPTAIN AMERICA: BRAVE NEW WORLD berpotensi berdampak pada kinerja film tersebut di box office. Selain itu, Marvel mungkin perlu lebih selektif dalam menentukan karakter yang akan diadaptasi ke layar lebar, terutama yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan politik yang sensitif. Bagaimana respon penonton di seluruh dunia terhadap film ini masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)