Makna Kamis Putih, Refleksi Kasih dan Pelayanan

Kamis Putih, bagian dari Pekan Suci Paskah, mengajak umat Katolik merenungkan Perjamuan Terakhir Yesus, simbol kasih, pelayanan, dan pengorbanan-Nya.

oleh Sulung Lahitani Diperbarui 17 Apr 2025, 14:02 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2025, 14:02 WIB
FOTO: Peringatan Kamis Putih di Gereja Makam Kudus Kota Tua Yerusalem
Seorang wanita menyalakan lilin dengan bayinya di punggung saat misa Kamis Putih di Kota Tua Yerusalem, Kamis (1/4/2021). Kamis Putih adalah hari Kamis sebelum Paskah dimana umat Kristen memiliki tradisi memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin Yesus. (AP Photo/Maya Alleruzzo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pekan Suci, rangkaian peristiwa sakral menuju Paskah, diawali dengan Kamis Putih. Bagi umat Katolik, Kamis Putih bukan sekadar tanggal dalam kalender, melainkan momen refleksi mendalam akan Perjamuan Malam Terakhir Yesus Kristus bersama para murid-Nya. Peristiwa ini, yang terjadi sebelum penyaliban, menjadi inti perayaan Kamis Putih, mengingatkan kita akan kasih, pengorbanan, dan pelayanan yang diajarkan Yesus.

Tradisi umat Katolik pada Kamis Putih meliputi Misa khusus yang memperingati Perjamuan Terakhir. Dalam misa ini, umat Katolik merayakan Ekaristi, sakramen perjamuan kudus, mengenang roti dan anggur yang dibagikan Yesus sebagai simbol tubuh dan darah-Nya. Selain itu, Kamis Putih juga menjadi waktu untuk merenungkan tindakan Yesus membasuh kaki murid-Nya, simbol kerendahan hati dan pelayanan sejati.

Banyak gereja Katolik di Indonesia, misalnya di Surabaya, menyelenggarakan Misa Kamis Putih di berbagai jadwal untuk mengakomodasi jemaat. Perayaan ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan memperteguh komitmen untuk meneladani nilai-nilai yang diajarkan Yesus. Kamis Putih menjadi panggilan untuk menghayati makna kasih, pengorbanan, dan pelayanan dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Mendalam Kamis Putih bagi Umat Katolik

Kamis Putih menyimpan makna yang sangat dalam bagi umat Katolik. Lebih dari sekadar mengenang Perjamuan Terakhir, hari ini mengajak kita untuk merenungkan inti ajaran Yesus: kasih yang tak mementingkan diri. Roti dan anggur yang dibagikan Yesus bukan hanya simbol, tetapi panggilan untuk hidup dalam pelayanan dan pengorbanan, seperti yang Yesus tunjukkan melalui kerendahan hati-Nya.

Yesus membasuh kaki murid-Nya, sebuah tindakan yang sederhana namun sarat makna. Tindakan ini mengajarkan kita arti kerendahan hati dan pelayanan tanpa pamrih. Dalam dunia yang seringkali mengejar pujian dan pengakuan, Kamis Putih mengingatkan kita akan nilai melayani dalam diam, memberi diri sepenuhnya tanpa mengharapkan imbalan.

Perintah Yesus untuk saling mengasihi, yang disampaikan dalam Perjamuan Terakhir, menjadi dasar kehidupan Kristiani. Kamis Putih mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana kita mengasihi sesama, membasuh luka mereka, bukan saling menyakiti. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kasih yang tulus dan pengampunan yang sejati.

Kamis Putih: Institusi Ekaristi dan Kerendahan Hati

Perayaan Ekaristi pada Kamis Putih merupakan inti dari perayaan ini. Ekaristi bukan sekadar ritual, tetapi persekutuan yang mendalam dengan Yesus Kristus dan sesama umat beriman. Melalui Ekaristi, kita memperingati pengorbanan Yesus dan mempersatukan diri dengan kurban-Nya untuk keselamatan umat manusia.

Warna putih atau krem yang sering digunakan dalam liturgi Kamis Putih melambangkan kesucian dan kemurnian. Warna ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian hati dan hidup dalam kemurnian kasih. Kamis Putih mengajak kita untuk membersihkan diri dari dosa dan berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran dan kasih.

Sejarah peringatan Kamis Putih telah ada sejak abad ke-5 dan secara resmi diakui pada tahun 393 M. Peringatan ini telah dirayakan secara turun-temurun oleh umat Kristiani di seluruh dunia, menjadi bukti betapa pentingnya makna Perjamuan Terakhir dan ajaran Yesus tentang kasih dan pelayanan.

Membandingkan Kamis Putih dengan Tri Hari Suci Lainnya

Kamis Putih merupakan bagian penting dari Tri Hari Suci, yang juga mencakup Jumat Agung dan Sabtu Suci. Jumat Agung memperingati penyaliban Yesus, puncak pengorbanan-Nya untuk keselamatan umat manusia. Hari ini dipenuhi dengan refleksi akan penderitaan dan kematian Yesus.

Sabtu Suci, di sisi lain, adalah hari penantian dan refleksi yang tenang. Umat Kristiani mengingat Yesus yang terbaring di dalam kubur, menunggu kebangkitan-Nya. Hari ini merupakan masa perenungan dan persiapan untuk menyambut sukacita kebangkitan.

Puncak dari rangkaian Tri Hari Suci adalah Minggu Paskah, perayaan kebangkitan Yesus Kristus. Minggu Paskah merupakan hari sukacita dan kemenangan atas kematian, simbol harapan dan kehidupan baru bagi umat Kristiani. Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Paskah saling berkaitan dan membentuk narasi perjalanan Yesus menuju penyaliban dan kebangkitan-Nya.

Kamis Putih: Ajakan untuk Hidup dalam Kasih

Kamis Putih bukanlah sekadar peringatan sejarah, tetapi ajakan untuk hidup dalam kasih dan pelayanan. Hari ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat mempraktikkan nilai-nilai kasih, kerendahan hati, dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesibukan dan rutinitas hidup, Kamis Putih mengingatkan kita akan pentingnya meluangkan waktu untuk merenungkan makna hidup dan komitmen kita untuk meneladani Yesus Kristus. Ini adalah kesempatan untuk memperbarui komitmen kita untuk mengasihi sesama, melayani dengan rendah hati, dan hidup dalam kebenaran.

Infografis Sejarah Wanita dalam Misi Luar Angkasa.
Infografis Sejarah Wanita dalam Misi Luar Angkasa. (NASA)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya