Alasan Cokelat Identik dengan Hari Valentine, Ini Sejarahnya

Dari strategi pemasaran Richard Cadbury hingga menjadi simbol cinta, artikel ini mengulas sejarah cokelat sebagai hadiah Hari Valentine, makna di baliknya, dan tradisinya di berbagai budaya.

oleh Nurul Diva diperbarui 14 Feb 2025, 13:52 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 13:52 WIB
Alasan Cokelat dan Valentine Tak Bisa Dipisahkan
Ternyata ini alasan Valentine identik dengan cokelat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setiap 14 Februari, pasangan di berbagai belahan dunia bertukar cokelat sebagai bentuk ungkapan cinta dan kasih sayang. Meski begitu, tidak banyak yang tahu mengapa cokelat begitu erat kaitannya dengan Hari Valentine. Apakah ini hanya sekadar kebiasaan atau ada sejarah panjang di baliknya?

Ternyata, tradisi ini memiliki akar yang dalam, mulai dari kepercayaan kuno, sejarah Santo Valentine, hingga peran industri cokelat dalam membentuk kebiasaan ini. Dahulu, cokelat dianggap sebagai barang mewah dan eksklusif yang hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan. Namun, seiring berjalannya waktu, inovasi dalam industri cokelat membuatnya semakin populer dan akhirnya menjadi hadiah utama pada Hari Valentine.

Melalui berbagai perkembangan sejarah dan strategi pemasaran yang brilian, cokelat menjadi ikon utama dalam perayaan kasih sayang ini. Artikel ini akan mengulas bagaimana cokelat berkembang menjadi simbol cinta dan mengapa setiap Hari Valentine orang-orang cenderung memberikan cokelat kepada orang yang mereka kasihi. Simak informasinya dirangkum Liputan6, Jumat (14/2).

Sejarah Hari Valentine: Dari Festival Romawi hingga Santo Valentine

Mengutip ANTARA, hari Valentine memiliki akar yang cukup dalam dalam sejarah, dimulai dari Festival Lupercalia di Romawi kuno, yang dirayakan setiap pertengahan Februari. Festival ini bertujuan untuk menyambut musim semi dan memperingati kesuburan, di mana berbagai ritual dilakukan, termasuk pengundian nama pasangan secara acak sebagai bagian dari tradisi percintaan. Namun, seiring penyebaran agama Kristen, perayaan ini mulai mengalami perubahan makna dan akhirnya dikaitkan dengan sosok Santo Valentine.

Santo Valentine adalah seorang imam Kristen yang hidup di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II. Pada saat itu, Claudius II melarang pernikahan bagi prajurit muda dengan alasan bahwa laki-laki lajang dianggap lebih kuat dalam pertempuran. Menentang aturan ini, Santo Valentine tetap menikahkan pasangan muda secara diam-diam, yang pada akhirnya menyebabkan ia ditangkap dan dieksekusi pada 14 Februari. Pengorbanannya membuat namanya dikenang dan akhirnya menjadi simbol perayaan cinta.

Pada abad pertengahan, Hari Valentine semakin erat dikaitkan dengan romansa, terutama setelah penyair seperti Geoffrey Chaucer dan William Shakespeare menulis karya-karya yang menghubungkan hari ini dengan cinta. Sejak saat itu, tradisi bertukar surat cinta, hadiah, dan berbagai bentuk ungkapan kasih sayang berkembang pesat, hingga akhirnya terbentuk tradisi modern yang kita kenal sekarang.

Cokelat sebagai Barang Mewah: Dari Suku Aztec hingga Bangsawan Eropa

Jumlah Perempuan Jepang Beli Cokelat Valentine untuk Diri Sendiri Bertambah 3 Kali Lipat
Cokelat Valentine. (dok. Sara Cervera/Unsplash)... Selengkapnya

Menurut laman kioskcokelat.com, sebelum menjadi camilan manis yang kita kenal saat ini, cokelat lebih dulu dianggap sebagai barang berharga di peradaban kuno. Suku Maya dan Aztec di Amerika Tengah menganggap biji kakao sebagai anugerah dari para dewa dan menggunakannya sebagai mata uang serta bahan minuman khusus bagi bangsawan dan prajurit. Cokelat juga diyakini memiliki manfaat kesehatan dan dapat meningkatkan energi serta gairah.

Ketika bangsa Spanyol membawa cokelat ke Eropa pada abad ke-16, minuman cokelat panas menjadi tren di kalangan bangsawan. Karena proses pembuatannya yang rumit dan bahan bakunya yang mahal, cokelat menjadi simbol kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Di era Victoria, cokelat mulai dikaitkan dengan cinta dan kasih sayang, di mana banyak pria memberikan cokelat sebagai hadiah romantis kepada wanita yang mereka sukai.

Pada abad ke-19, perkembangan teknologi memungkinkan produksi cokelat dalam skala besar, membuatnya lebih terjangkau oleh masyarakat umum. Sejak saat itu, cokelat tidak lagi hanya menjadi konsumsi para bangsawan, tetapi juga dinikmati oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Tradisi ini kemudian berkembang, dengan cokelat menjadi hadiah yang sempurna untuk momen spesial seperti Hari Valentine.

Richard Cadbury dan Kotak Cokelat Berbentuk Hati

Peran besar dalam menjadikan cokelat sebagai simbol Hari Valentine datang dari seorang pengusaha Inggris bernama Richard Cadbury. Pada tahun 1861, Cadbury melihat peluang untuk meningkatkan penjualan cokelat dengan menciptakan kotak berisi cokelat berbentuk hati yang dihiasi desain romantis. Kotak ini tidak hanya menjadi wadah cokelat, tetapi juga digunakan sebagai tempat menyimpan kenang-kenangan setelah cokelatnya habis.

Strategi ini terbukti sukses besar dan membuat cokelat semakin erat dikaitkan dengan Hari Valentine. Pada era Victoria, memberikan hadiah dalam kemasan yang indah memiliki makna yang mendalam, sehingga inovasi Cadbury semakin memperkuat hubungan antara cokelat dan kasih sayang. Lambat laun, tradisi ini menyebar ke berbagai negara dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Valentine.

Dengan semakin berkembangnya industri cokelat, berbagai merek lain mulai mengikuti jejak Cadbury, menciptakan berbagai variasi cokelat dengan kemasan menarik. Dari cokelat praline hingga truffle, pilihan semakin beragam, tetapi esensinya tetap sama: cokelat sebagai ungkapan cinta dan perhatian.

 

Penyebaran Tradisi: Cokelat sebagai Hadiah Universal

Seiring waktu, tradisi memberikan cokelat pada Hari Valentine mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, dengan variasi yang berbeda di setiap budaya. Di Jepang, misalnya, terdapat kebiasaan unik di mana perempuan memberikan cokelat kepada laki-laki pada 14 Februari, yang kemudian dibalas pada 14 Maret dalam perayaan "White Day".

Di Amerika Serikat dan Eropa, cokelat lebih umum diberikan sebagai hadiah dari pria kepada wanita, meskipun dalam era modern siapa pun bisa memberikan cokelat kepada orang terkasih tanpa memandang gender. Di Indonesia sendiri, meskipun Hari Valentine tidak dirayakan secara resmi, banyak orang tetap mengikuti tren pemberian cokelat sebagai ungkapan kasih sayang.

Pemasaran dari industri cokelat juga memainkan peran penting dalam mempertahankan tradisi ini. Melalui iklan dan promosi, cokelat semakin dikaitkan dengan Hari Valentine, memperkuat posisinya sebagai hadiah yang paling populer untuk merayakan cinta.

Makna Cokelat di Hari Valentine: Simbol Kasih Sayang dan Apresiasi

Lebih dari sekadar hadiah, cokelat pada Hari Valentine memiliki makna yang mendalam. Bagi banyak orang, cokelat menjadi simbol kasih sayang dan apresiasi terhadap orang-orang terdekat. Baik itu diberikan kepada pasangan, keluarga, atau teman, cokelat menjadi cara untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang manis dan menyenangkan.

Selain itu, cokelat memiliki sifat yang bisa meningkatkan suasana hati karena mengandung senyawa yang merangsang produksi hormon kebahagiaan. Tak heran jika cokelat sering dikaitkan dengan perasaan cinta dan kebahagiaan, membuatnya semakin relevan sebagai hadiah di Hari Valentine.

Seiring berkembangnya zaman, makna cokelat dalam perayaan Valentine juga terus berubah, mengikuti tren dan kebiasaan masyarakat. Namun, satu hal yang tetap sama adalah posisinya sebagai simbol universal cinta, yang terus bertahan dari generasi ke generasi.

FAQ Seputar Hari Valentine

Q: Mengapa cokelat menjadi simbol utama pada Hari Valentine?

A: Cokelat menjadi simbol utama pada Hari Valentine karena sejarahnya yang panjang sebagai barang mewah dan simbol kasih sayang. Inovasi pemasaran oleh produsen cokelat seperti Richard Cadbury juga berperan besar dalam mengaitkan cokelat dengan perayaan kasih sayang ini.

Q: Bagaimana tradisi pemberian cokelat pada Hari Valentine dimulai?

A: Tradisi ini dimulai pada abad ke-19 ketika Richard Cadbury menciptakan kotak cokelat berbentuk hati yang dihiasi desain romantis untuk meningkatkan penjualan produknya, yang kemudian menjadi populer sebagai hadiah pada Hari Valentine.

Q: Apakah pemberian cokelat pada Hari Valentine dilakukan di seluruh dunia?

A: Ya, tradisi ini telah menyebar ke berbagai negara dan budaya, meskipun dengan variasi masing-masing. Misalnya, di Jepang, perempuan memberikan cokelat kepada laki-laki pada tanggal 14 Februari, dan laki-laki membalasnya pada tanggal 14 Maret, yang dikenal sebagai "White Day".

Q: Apa makna memberikan cokelat pada Hari Valentine?

A: Memberikan cokelat pada Hari Valentine biasanya diinterpretasikan sebagai simbol kasih sayang dan perasaan hangat. Ini bisa menjadi bentuk penghargaan atau pengakuan atas hubungan yang ada, atau sebagai ungkapan perasaan kepada seseorang yang

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya