Pembalap dari Ducati Lenovo Team, Marc Marquez, merasa bersyukur bisa satu tim dengan Pecco Bagnaia ketika mereka berdua sudah menjadi pembalap senior di MotoGP tahun 2025. Ia berpendapat bahwa jika mereka menjadi rekan satu tim saat masih muda, kemungkinan terjadinya perselisihan akan jauh lebih tinggi.
Marquez bergabung dengan tim pabrikan Ducati setelah menyelesaikan musim 2024 di posisi ketiga. Tim Ducati Lenovo kemudian merekrutnya untuk menjadi rekan baru bagi Bagnaia. Banyak pihak memprediksi bahwa mereka akan terlibat dalam persaingan yang ketat karena Bagnaia dibimbing oleh Valentino Rossi, yang merupakan rival berat Marquez.
Baca Juga
Namun, hingga saat ini, Marquez dan Bagnaia justru menunjukkan hal yang sebaliknya. Keduanya semakin dekat, terutama saat peluncuran tim di Italia pada Januari lalu. Selama tes pramusim, mereka berdua berkolaborasi dengan baik dan sering saling mengunjungi bagian garasi masing-masing.
Advertisement
Juluki Pecco Bagnaia sebagai 'Pria Terhormat'.
Keakraban antara Marquez dan Bagnaia mengejutkan tidak hanya para penggemar MotoGP, tetapi juga para petinggi di Ducati. Marquez berpendapat bahwa hal ini merupakan sesuatu yang normal terjadi, karena baik dirinya maupun Bagnaia sudah memasuki usia 32 dan 27 tahun, usia yang cukup matang untuk mengelola situasi agar tetap tenang.
"Jika Anda meletakkan dua ayam jago dalam kandang yang sama ketika mereka berusia 22 tahun, maka itu akan jadi gagasan buruk, seperti sebuah bom. Namun, Pecco sudah berusia 27 tahun dan ia merupakan gentleman," ungkap Marquez dalam program 'El Hormiguero' seperti yang dikutip GPOne, Selasa (18/2/2025).
Advertisement
Memiliki Minat yang Berbeda Saat di Jalur Balap
Di sisi lain, Marquez menyadari bahwa persaingan dengan Bagnaia untuk memperebutkan gelar dunia musim ini akan sangat ketat. "Kami sering bekerja sama selama pramusim, tetapi kami paham bahwa setiap pembalap memiliki kepentingannya masing-masing di lintasan," katanya.
"Saya telah belajar untuk memisahkan kedua hal ini. Ketika masih muda, saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Tim kami memiliki kekompakan. Kami sama-sama berasal dari budaya Latin. Dengan Pecco, kami menjaga sopan santun, tetapi dia adalah seorang pejuang di lintasan, dan memang seharusnya begitu," ujar Marquez.
