Bola.com, Jakarta Penerjemah Shin Tae-yong yang dikenal dengan nama Jeje, secara terbuka membahas rumor terkait ruang ganti yang mengarah pada pemecatan pelatih asal Korea Selatan tersebut. Melalui kanal YouTube Korea Reomit belum lama ini, Jeje mengungkapkan banyak hal, termasuk alasan di balik sikap diam Shin Tae-yong. Jeje menjelaskan bahwa Shin Tae-yong tidak mengetahui rencana PSSI untuk mengumumkan sesuatu yang penting pada 6 Januari.
"Jujur nggak tahu, sampai ada pengumuman bahwa bakal ada pengumuman penting di tanggal 6 (Januari). Dari situ sudah kerasa. Nggak tahu sebenarnya apa yang akan diomongin," kata Jeje.
Advertisement
Baca Juga
Ketika ditanya mengapa Shin Tae-yong dan stafnya tampak memilih diam di tengah berbagai rumor, Jeje, yang bergabung dengan Timnas Indonesia sejak awal 2020, menjelaskan bahwa mereka memilih untuk tidak menanggapi agar tidak mengganggu fokus Timnas Indonesia yang sedang melanjutkan pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Advertisement
"Bukan nggak bisa menjawab. Tapi sepertinya lebih baik ambil sikap yang apa ya. Kan sekarang timnas lagi baik dan ini sepikiran dengan coach Shin juga. Maksudnya, kalau lagi jalan baik ngapain juga kita ganggu. Yang kita bangun juga kan selama ini," ujarnya.
Jeje menambahkan, "Buat apa kita harus bikin rusuh. Buat apa kita bikin perjalan timnas jadi hancur. Begitu kan." Ia menegaskan bahwa Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat tiga Grup C, dan posisi ini diperoleh dengan usaha keras.
"Kita itu sudah peringkat tiga sekarang di Grup C. Jadi ini sudah susah-susah loh kita dapat posisi ini dan kalau gagal kan sangat sayang. Padahal tinggal empat pertandingan lagi. Ini penentu, apakah kita lolos atau tidak. Jadi, menurut kita juga sangat penting waktu-waktunya. Jadi lebih baik kita diam," tambah Jeje.
Nanti Kita Bicara
Jeje menjelaskan lebih lanjut bahwa apabila Indonesia telah dipastikan lolos ke Piala Dunia 2026, barulah pihaknya akan membeberkan semua fakta yang sebenarnya terjadi. Ia menambahkan, "Mungkin setelah lolos, baru mungkin bisa kita ungkapkan semuanya. Tapi kan nggak tahu ya itu kapan," sebagai penegasan bahwa waktu untuk pengungkapan tersebut masih belum bisa dipastikan.
Pria yang dikenal dengan senyum ramah dan kefasihannya dalam berbahasa Indonesia ini juga berbicara secara terbuka mengenai isu yang beredar tentang kondisi ruang ganti tim. Menurut beberapa pihak, situasi di ruang ganti sudah tidak lagi kondusif. Jeje menanggapi hal ini dengan berkata,
"Dinamika ruang ganti itu nggak ada itu saja. Kan sebenarnya itu saja sudah nggak jelas. Maksudnya apa coba. Kan kita nggak tahu. Apa maksudnya gitu loh. Nggak jelas. Itu saja sudah nggak jelas. Yang jelas dong. Misalnya ada yang lempar botol," menunjukkan bahwa ia merasa kabar tersebut tidak memiliki kejelasan dan meminta penjelasan yang lebih konkret.
Advertisement
Perubahan yang terus berlangsung.
Jeje, yang juga berasal dari Korea Selatan, merasa bingung mengapa informasi di luar tim nasional sangat berbeda.
"Yang dinamika ruang ganti nggak benar. Kenapa ya. Ini juga harus kita pikirkan. Kenapa ya informasinya bisa beda. Pernah berfikir nggak kenapa?"
"Maksudnya ini kan satu pihak. Karena yang tahu kan kita. Bukan pihak lain. Artinya pihak lain itu nggak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Mungkin ya, mungkin saja ceritanya bocor. Itu pun bisa saja berubah bahasanya jadi ya berubah juga ceritanya".
Menurut Jeje, "Jadi yang paling benar adalah orang adalah orang dalam. Yang (lebih) tahu maksudnya".
Jeje menekankan bahwa hanya orang-orang yang terlibat langsung yang benar-benar memahami situasinya. Informasi dari luar sering kali tidak akurat karena pihak luar tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Ia menduga bahwa cerita yang tersebar mungkin bocor dan mengalami perubahan bahasa, yang kemudian mengubah keseluruhan cerita.
Oleh karena itu, menurutnya, penting untuk mendapatkan informasi dari sumber yang terpercaya, yaitu mereka yang berada di dalam tim. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam tim nasional.
STY Bukan Hanya Seorang Pelatih
Jeje menyatakan bahwa STY bukan hanya sekedar pelatih bagi para pemain tim nasional. Beliau juga mendapatkan banyak simpati dari seluruh pemain ketika harus meninggalkan tim, termasuk dari mereka yang sudah tidak lagi dipanggil untuk bergabung.
"Misalnya pemain benci sama Shin Tae-yong. Atau nggak sukalah sama Shin Tae-yong. Itu mereka senang (dipecat). Oh, akhirnya pelatih yang kita benci dipecat. Yah, senang banget".
Jeje menambahkan, "Tapi apa yang mereka lakukan mereka ucapkan terima kasih semuanya. Pemain-pemain yang sudah nggak dipilih lagi pun chat ke coach Shin. Aku bisa bukain," sambil menunjukkan ponselnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perasaan tidak suka, tetap ada rasa hormat yang diberikan kepada STY.
Jeje menyimpulkan dengan mengatakan, "Coach Shin itu sebagai guru sekaligus bapak untuk para pemain timnas." Ini menggambarkan bahwa peran STY lebih dari sekadar pelatih, tetapi juga sebagai figur yang dihormati dan dihargai oleh para pemainnya.
Advertisement
