Niat Mengeluarkan Zakat Padi, Panduan Lengkap Zakat Pertanian dalam Islam

Pahami tata cara dan niat mengeluarkan zakat padi, termasuk nisab, kadar, dan waktu pembayarannya agar ibadah zakat Anda sah.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 06 Mar 2025, 19:40 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 19:40 WIB
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi berharap PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) memperluas kemitraan dengan petani (Farmer Engagement Program) di wilayah tersebut.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi berharap PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) memperluas kemitraan dengan petani (Farmer Engagement Program) di wilayah tersebut. (Dok. Wilmar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan seputar bagaimana niat mengeluarkan zakat padi sering muncul di kalangan petani muslim. Zakat padi, sebagai bagian dari zakat pertanian, merupakan kewajiban yang diatur dalam syariat Islam. Kewajiban ini muncul ketika hasil panen padi telah mencapai nisab (batas minimum) dan haul (waktu tertentu). Artikel ini akan membahas secara lengkap tata cara mengeluarkan zakat padi, mulai dari niat hingga penyalurannya.

Waktu yang tepat untuk mengeluarkan zakat padi adalah saat panen. Besarnya zakat yang harus dikeluarkan bergantung pada sistem pengairan sawah. Jika pengairannya alami (hujan, sungai, mata air), maka kadar zakatnya 10%; sedangkan jika menggunakan irigasi atau pompa air, kadarnya 5%. Niat yang tulus dan ikhlas dalam menunaikan zakat sangatlah penting, karena zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki makna mendalam.

Selain niat, memahami ketentuan zakat padi juga krusial. Nisab zakat padi sekitar 653 kg gabah kering. Jika hasil panen Anda telah melebihi jumlah tersebut, maka Anda wajib mengeluarkan zakat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau lembaga zakat terpercaya jika Anda masih memiliki keraguan dalam menghitung zakat padi Anda. 

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/3/2025).

Promosi 1

Pengertian dan Dasar Hukum Zakat Pertanian

Zakat pertanian, termasuk zakat padi, merupakan bagian dari zakat mal (harta) yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat. Zakat ini merupakan bentuk ibadah yang bertujuan untuk mensucikan harta dan menumbuhkan kepedulian sosial. Dasar hukum zakat pertanian terdapat dalam Al-Qur'an, khususnya dalam surat Al-An'am ayat 141: "Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-An'am: 141).

Hadits Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan tentang zakat pertanian. Salah satu riwayat menyebutkan bahwa Nabi SAW menetapkan kadar zakat pertanian sebesar 10% jika dialiri air hujan atau sungai, dan 5% jika menggunakan irigasi. Objek zakat pertanian meliputi berbagai hasil bumi seperti padi, jagung, gandum, buah-buahan, sayur-mayur, dan umbi-umbian. Semua hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomis dan memenuhi syarat wajib zakat termasuk dalam kategori ini.

Kewajiban mengeluarkan zakat pertanian menekankan pentingnya rasa syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT. Zakat pertanian bukan hanya sekadar kewajiban finansial, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang membersihkan harta dan jiwa. Dengan mengeluarkan zakat, kita turut berkontribusi dalam membangun keadilan dan kesejahteraan sosial.

Memahami dasar hukum zakat pertanian sangat penting untuk memastikan kesesuaian ibadah kita dengan syariat Islam. Dengan memahami dalil Al-Qur'an dan Hadits, kita dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan penuh keyakinan dan ketulusan.

Ketentuan dan Syarat Wajib Zakat Pertanian

Panen Raya Aman dan Produksi Padi di Kabupaten Malang Surplus
Pemerintah Kabupaten Malang optimis produksi padi pada masa panen raya cukup berlimpah sehingga kebijakan impor beras tidak harus dilakukan (Liputan6.com/Zainul Arifin)... Selengkapnya

Beberapa syarat harus dipenuhi agar seseorang wajib mengeluarkan zakat pertanian. Pertama, ia harus seorang muslim yang telah baligh dan berakal sehat. Kedua, ia harus memiliki kepemilikan sempurna atas hasil panen tersebut. Ketiga, hasil panen harus telah mencapai nisab, yaitu sekitar 653 kg gabah kering atau 750 kg beras. Keempat, hasil panen tersebut harus berupa makanan pokok yang tahan lama dan bukan hasil tumbuh liar.

Kadar zakat pertanian bervariasi tergantung pada sistem pengairan. Jika menggunakan sistem tadah hujan atau pengairan alami (sungai, mata air), kadar zakatnya 10%. Namun, jika menggunakan irigasi atau pompa air, kadarnya menjadi 5%. Waktu pembayaran zakat pertanian adalah saat panen. Jika panen dilakukan bertahap, zakat tetap wajib dibayarkan setelah seluruh hasil panen terkumpul dan mencapai nisab.

Perbedaan zakat pertanian dengan zakat mal lainnya terletak pada objek dan cara perhitungannya. Zakat pertanian khusus untuk hasil pertanian, sedangkan zakat mal mencakup berbagai jenis harta seperti emas, perak, uang, dan perdagangan. Perhitungan zakat pertanian didasarkan pada berat atau volume hasil panen, sedangkan zakat mal lainnya memiliki ketentuan perhitungan masing-masing.

Memahami ketentuan dan syarat wajib zakat pertanian sangat penting untuk memastikan kesahihan ibadah kita. Dengan memahami hal ini, kita dapat menjalankan kewajiban zakat dengan tepat dan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.

Zakat pertanian merupakan bentuk ibadah yang memiliki dimensi spiritual dan sosial. Selain mensucikan harta, zakat juga membantu meringankan beban kaum dhuafa dan membangun kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan melaksanakan kewajiban ini dengan benar.

Niat Mengeluarkan Zakat Padi yang Benar

Pertanian di Kabupaten Ngawi
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), menjadi daerah penghasil beras terbesar se-Indonesia, sejak tahun 2021-2023. Indeks Pertanian (IP) Ngawi mencapai 2,8 dan tertinggi secara nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, produksi gabah kering giling (GKG) di Ngawi mencapai 771.251 ton, dengan luasan area panen padi sekitar 124.923 hektare (ha).... Selengkapnya

Niat merupakan unsur penting dalam setiap ibadah, termasuk zakat. Niat yang tulus dan ikhlas akan meningkatkan kualitas ibadah dan pahala yang diterima. Niat mengeluarkan zakat padi tidak berbeda dengan niat mengeluarkan zakat mal pada umumnya. Berikut lafadz niat zakat padi dalam bahasa Arab:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ مَالِي مِنْ حَصَادِ الأَرْزِ فَرْضًا لِلَّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu an ukhrija zakata maali min hasadi al-arzi fardan lillahi ta'ala.

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat harta dari hasil panen padiku, fardhu karena Allah Ta'ala.

Waktu yang tepat untuk mengucapkan niat adalah sebelum menyerahkan zakat kepada amil zakat yang terpercaya. Keikhlasan dalam menunaikan zakat sangatlah penting, karena zakat merupakan ibadah yang bertujuan untuk mensucikan harta dan jiwa.

Dengan mengucapkan niat yang benar dan disertai keikhlasan, kita berharap ibadah zakat kita diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Tata Cara Menghitung Zakat Padi

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Menghitung zakat padi diawali dengan menghitung total hasil panen padi dalam bentuk gabah kering. Pastikan pengukuran akurat untuk memastikan jumlah zakat yang dikeluarkan sesuai syariat. Setelah mengetahui total hasil panen, langkah selanjutnya adalah menentukan apakah hasil panen tersebut telah mencapai nisab atau belum. Nisab zakat padi adalah sekitar 653 kg gabah kering.

Jika hasil panen telah mencapai nisab, maka langkah berikutnya adalah menghitung kadar zakat. Kadar zakat bergantung pada sistem pengairan. Jika menggunakan sistem tadah hujan, kadar zakatnya 10%; sedangkan jika menggunakan irigasi, kadarnya 5%. Contoh: Jika hasil panen 1000 kg gabah kering dan menggunakan sistem tadah hujan, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 10% x 1000 kg = 100 kg gabah.

Contoh lain: Jika hasil panen 1500 kg gabah kering dan menggunakan sistem irigasi, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 5% x 1500 kg = 75 kg gabah. Untuk hasil pertanian yang tidak dapat ditakar dengan satuan berat (misalnya buah-buahan tertentu), maka dapat dilakukan penaksiran nilai dengan membandingkannya dengan nilai gabah atau beras.

Setelah menghitung jumlah zakat, siapkan zakat tersebut untuk diserahkan kepada amil zakat yang terpercaya. Pastikan zakat tersebut dalam kondisi bersih dan layak untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya.

Ketelitian dalam menghitung zakat padi sangat penting untuk memastikan keadilan dan ketepatan dalam penyaluran zakat kepada mustahik (yang berhak menerima zakat).

Distribusi dan Penyaluran Zakat Pertanian

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani memisahkan gabah saat panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mereka lebih memilih menggunakan tenaga manusia agar Kebersamaan mereka terhaga. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Zakat pertanian, setelah dihitung dan dikumpulkan, wajib disalurkan kepada 8 golongan asnaf yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Golongan-golongan tersebut antara lain fakir, miskin, amil zakat, muallaf, riqab (budak yang dimerdekakan), gharim (orang yang berhutang), fisabilillah (di jalan Allah), dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).

Prioritas penyaluran zakat pertanian dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Lembaga-lembaga penyaluran zakat seperti BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), LAZ (Lembaga Amil Zakat), dan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) berperan penting dalam mendistribusikan zakat kepada yang berhak menerimanya. Penyaluran zakat padi dapat dilakukan secara langsung atau melalui lembaga-lembaga tersebut.

Penyaluran zakat padi secara produktif juga dapat dilakukan, misalnya dengan memberikan modal usaha kepada mustahik agar mereka dapat meningkatkan perekonomiannya. Hal ini sejalan dengan tujuan zakat untuk memberdayakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Manfaat dan hikmah zakat pertanian sangat besar, baik bagi muzaki (yang membayar zakat) maupun mustahik.

Bagi muzaki, zakat membersihkan harta dan jiwa, meningkatkan keimanan, dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Bagi mustahik, zakat membantu memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan, dan memberikan kesempatan untuk berkembang.

Dengan demikian, penyaluran zakat pertanian yang tepat dan terarah akan memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat.

Menunaikan zakat padi merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Memahami niat mengeluarkan zakat padi, ketentuan nisab dan kadar, serta tata cara perhitungannya, sangat penting untuk memastikan ibadah zakat kita sah dan diterima Allah SWT. Keikhlasan dan ketulusan dalam menunaikan zakat akan meningkatkan kualitas ibadah dan pahala yang kita peroleh.

Semoga artikel ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para petani muslim dalam menunaikan zakat padi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau lembaga zakat terpercaya jika Anda masih memiliki pertanyaan atau keraguan. Mari kita sama-sama menunaikan zakat dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan, sehingga zakat dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya