Liputan6.com, Jakarta Aktor dan komedian senior Indonesia, Mat Solar atau Nasrullah, telah berpulang pada Senin, 17 Maret 2025 di usia 62 tahun. Perjalanan kariernya yang panjang dan penuh warna meninggalkan jejak signifikan di industri hiburan Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
Baca Juga
Advertisement
Dari panggung teater hingga layar kaca, Mat Solar telah menghibur jutaan pemirsa dengan bakat akting dan komedinya yang khas. Kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan artis, dan penggemar setianya.
Mat Solar mengawali kariernya sejak tahun 1978 di Teater Mama, sebuah grup teater komedi Betawi yang tampil di TVRI. Di sanalah ia mendapatkan nama panggung 'Mat Solar', yang melekat hingga akhir hayatnya.
Setelahnya, ia melebarkan sayap ke dunia perfilman dan membintangi sejumlah judul film, termasuk beberapa film Warkop DKI yang melambungkan namanya. Puncak kariernya diraih saat memerankan tokoh Bajuri dalam sinetron komedi situasi Bajaj Bajuri
Karakter Bajuri yang ikonik dan dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia membuat sinetron tersebut meraih kesuksesan besar. Meski sempat terjun ke dunia politik pada tahun 2014, Mat Solar tetap dikenal luas sebagai aktor komedi berbakat dan menghibur.
Alami stroke hingga harus menghentikan aktivitasnya di dunia hiburan. Berikut ini perjalanan karier Mat Solar sebelum meninggal dunia, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (18/3/2025).
1. Awal Karier Mat Solar di Teater Mama
Karier Mat Solar bermula di panggung teater. Ia bergabung dengan Teater Mama, sebuah grup teater komedi Betawi yang cukup terkenal pada masanya. Pengalamannya di teater ini menjadi dasar yang kuat bagi perjalanan kariernya di dunia hiburan. Di Teater Mama, Mat Solar diasah kemampuan akting dan komedinya, yang kemudian membawanya ke jenjang karier yang lebih tinggi.
Setelah beberapa tahun mengasah kemampuan di Teater Mama, Mat Solar mulai mendapatkan tawaran untuk bermain film. Bakat akting dan komedinya yang natural membuatnya mudah diterima di industri perfilman Indonesia. Ia mendapatkan peran dalam beberapa film, termasuk beberapa film Warkop DKI yang sangat populer pada masanya.
Advertisement
2. Mat Solar di Film Warkop DKI
Salah satu tonggak penting dalam karier Mat Solar adalah keterlibatannya dalam beberapa film Warkop DKI. Film-film komedi Warkop DKI sangat populer di era 1980-an, dan kesempatan bermain di dalamnya memberikan Mat Solar eksposur yang besar.
Ia membintangi beberapa film Warkop DKI, seperti "Dongkrak Antik" (1982) dan "Dilihat Boleh Dipegang Jangan" (1983). Keberhasilan film-film Warkop DKI tersebut turut mengangkat namanya di dunia perfilman Indonesia.
Selain film Warkop DKI, Mat Solar juga membintangi sejumlah film lain, seperti "Di Luar Batas", "Kinanti", dan "Wakil Rakyat" (2009). Meskipun tidak semuanya meraih kesuksesan besar, film-film tersebut tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan karier Mat Solar.
3. Puncak Karier: Bajaj Bajuri
Puncak karier Mat Solar tak terbantahkan adalah perannya sebagai Bajuri dalam sinetron komedi situasi "Bajaj Bajuri". Sinetron yang tayang selama bertahun-tahun ini menjadi fenomena dan membuat nama Mat Solar dikenal luas di seluruh Indonesia. Karakter Bajuri, seorang supir bajaj yang sederhana dan humoris, sangat melekat di hati para penonton.
Kesuksesan "Bajaj Bajuri" tak lepas dari akting Mat Solar yang natural dan kemampuannya menghadirkan humor khas Betawi yang menghibur. Sinetron ini memiliki lebih dari 1500 episode dan menjadi salah satu sinetron terpanjang dan tersukses di Indonesia. Mat Solar berhasil menciptakan karakter Bajuri yang ikonik dan tak terlupakan.
Lewat perannya sebagai Bajuri, Mat Solar berhasil mencuri perhatian dan mencuri hati jutaan pemirsa. Ia menjadi salah satu aktor komedi paling populer dan dicintai di Indonesia. "Bajaj Bajuri" menjadi warisan berharga dalam perjalanan karier Mat Solar dan industri hiburan Indonesia.
Advertisement
4. Karier Mat Solar di Sinetron dan Televisi
Selain "Bajaj Bajuri", Mat Solar juga membintangi berbagai sinetron dan program televisi lainnya. Ia aktif di dunia sinetron sejak tahun 1990-an hingga 2010-an. Beberapa sinetron yang dibintanginya antara lain "Senggal-Senggol", "Sorga Di Bawah Telapak Kaki Ibu", "Raja Sawer", "Luv", dan "Tukang Bubur Naik Haji".
Di luar dunia akting, Mat Solar juga pernah berkecimpung di dunia radio. Ia pernah berpartisipasi di Radio Suara Kejayaan (1986) dan menjadi manajer produksi di Bens Radio (1990). Pengalamannya di dunia radio menambah warna dalam perjalanan kariernya yang beragam.
Kontribusi Mat Solar di dunia sinetron dan televisi sangat besar. Ia telah menghibur banyak orang melalui berbagai perannya dan menjadi bagian penting dari sejarah industri hiburan Indonesia. Dedikasi dan bakatnya akan selalu dikenang oleh para penggemarnya.
5. Petualangan Politik Mat Solar
Pada tahun 2014, Mat Solar mencoba peruntungan di dunia politik dengan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Keputusan ini menunjukkan sisi lain dari kepribadiannya yang aktif dan ingin berkontribusi bagi masyarakat.
Meskipun terjun ke dunia politik, Mat Solar tetap dikenal dan dicintai sebagai aktor komedi. Perannya di dunia hiburan tetap menjadi fokus utama bagi banyak penggemarnya. Pengalamannya di dunia politik menambah dimensi baru dalam perjalanan hidupnya yang penuh warna.
Karier Mat Solar di dunia politik menjadi bukti bahwa ia adalah sosok yang dinamis dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Ia tak hanya berfokus pada satu bidang saja, tetapi berani melangkah ke dunia yang berbeda untuk mengabdi pada masyarakat.
Advertisement
6. Penghentian Aktivitas dan Warisan Mat Solar
Sejak tahun 2015, Mat Solar harus menghentikan aktivitasnya di dunia hiburan karena menderita stroke. Kondisi kesehatannya membuatnya harus fokus pada pemulihan dan perawatan.
Meskipun tidak lagi aktif berakting, Mat Solar tetap dikenang sebagai salah satu aktor komedi terbaik Indonesia. Mat Solar meninggalkan warisan yang besar di dunia hiburan Indonesia, khususnya dalam komedi situasi.
Kepergian Mat Solar meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan artis, dan penggemarnya. Ia akan selalu dikenang sebagai aktor yang berbakat, humoris, dan rendah hati.
