Apa yang Dimaksud dengan Uluhiyyah dalam Ilmu Tauhid? Pahami agar Terhindar dari Dosa Syirik

Apa yang dimaksud dengan uluhiyyah dalam ilmu tauhid? Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian, ruang lingkup, dan implementasi uluhiyyah sebagai pondasi keimanan Islam.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 24 Mar 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 14:30 WIB
Surat Al Ikhlas
Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Al Quran. Surat ini berbicara mengenai tauhid dan adab bertauhid. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam khazanah Islam, pemahaman yang benar tentang ilmu tauhid, khususnya konsep uluhiyyah, merupakan pondasi keimanan yang kokoh. Uluhiyyah, inti dari ibadah, mengajarkan kita untuk mengesakan Allah SWT dalam segala bentuk peribadatan. Artikel ini akan mengupas apa yang dimaksud dengan uluhiyyah dalam ilmu tauhid, mulai dari pengertiannya hingga implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu tauhid sendiri merupakan cabang ilmu agama yang membahas tentang keesaan Allah SWT. Ia mengajarkan kita untuk meyakini keesaan Allah sebagai pencipta, pemelihara, dan pengatur alam semesta (Tauhid Rububiyyah), serta mengesakan-Nya dalam ibadah (Tauhid Uluhiyyah) dan mengenal nama dan sifat-Nya yang sempurna (Tauhid Asma' wa Sifat). Memahami uluhiyyah berarti memahami inti dari ibadah dan bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan Sang Pencipta.

Dengan memahami konsep uluhiyyah, kita akan mampu membersihkan hati dari syirik (menyekutukan Allah) dan mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT melalui ibadah yang ikhlas. Artikel ini akan memberikan pemahaman komprehensif tentang uluhiyyah, perbedaannya dengan rububiyyah, serta bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim yang beriman, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (24/3/2025).

Promosi 1
Pengertian Tauhid dan Pembagiannya

Pengertian Tauhid dan Pembagiannya

Secara bahasa, tauhid berasal dari kata "wahhada" yang berarti mengesakan atau menyatukan. Dalam istilah agama, tauhid berarti meyakini keesaan Allah SWT secara mutlak dalam segala aspek, baik sebagai pencipta, pemelihara, maupun sebagai satu-satunya yang berhak disembah. Tauhid merupakan rukun Islam yang paling utama, karena ia menjadi landasan bagi seluruh ajaran dan ibadah dalam Islam.

Perkembangan pemahaman tentang tauhid dalam sejarah Islam telah melahirkan berbagai perspektif dan pembagian. Namun, secara umum, para ulama sepakat membagi tauhid menjadi tiga bagian utama. Perbedaan penekanan dan pengelompokan mungkin ada, tetapi inti ajarannya tetap sama: mengesakan Allah SWT.

Pembagian tiga macam tauhid yang umum dikenal adalah: Tauhid Rububiyyah (keesaan Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta), Tauhid Uluhiyyah (keesaan Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah), dan Tauhid Asma' wa Sifat (keesaan Allah dalam nama dan sifat-Nya yang sempurna). Ketiga jenis tauhid ini saling berkaitan dan harus diyakini secara utuh oleh seorang muslim.

Pemahaman yang komprehensif tentang ketiga jenis tauhid ini sangat penting untuk membangun keimanan yang kokoh dan menjalankan ibadah dengan ikhlas. Ketiganya saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam pemahaman tentang keesaan Allah SWT.

Apa yang Dimaksud dengan Uluhiyyah dalam Ilmu Tauhid

tauhid adalah
tauhid adalah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Kata "uluhiyyah" berasal dari kata "ilah" yang berarti sesembahan atau Tuhan. Oleh karena itu, tauhid uluhiyyah secara harfiah berarti pengesaan Allah SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah.

Berbagai ulama telah mendefinisikan tauhid uluhiyyah dengan berbagai ungkapan, namun inti maknanya tetap sama. Ia menekankan pada keesaan Allah SWT dalam menerima ibadah dan penghambaan. Hanya Allah SWT yang layak menerima segala bentuk ibadah, baik lahir maupun batin.

Kata "ilah" dalam konteks ini memiliki konotasi yang lebih luas daripada sekadar Tuhan. Ia merujuk pada objek yang disembah, dipuja, dan dihormati dengan penuh pengagungan dan kecintaan. Hanya Allah SWT yang pantas mendapatkan gelar "ilah" yang sesungguhnya.

Esensi tauhid uluhiyyah adalah mengesakan Allah SWT dalam ibadah. Ini berarti menolak segala bentuk penyembahan kepada selain-Nya, termasuk berhala, manusia, atau kekuatan supranatural lainnya. Ibadah yang dilakukan harus dilandasi oleh keikhlasan, kecintaan, dan pengagungan hanya kepada Allah SWT.

Perbedaan Utama Tauhid Uluhiyyah dengan Tauhid Rububiyyah

Ilustrasi mengaji di malam Lailatu Qadar. Photo by Indonesia Bertauhid on Unsplash
Ilustrasi mengaji di malam Lailatu Qadar. Photo by Indonesia Bertauhid on Unsplash... Selengkapnya

Meskipun keduanya merupakan bagian integral dari ilmu tauhid, tauhid uluhiyyah dan tauhid rububiyyah memiliki perbedaan yang penting. Perbedaan etimologis terletak pada akar katanya: "rububiyyah" berasal dari kata "rabb" (Tuhan, Penguasa) yang terkait dengan penciptaan dan pemeliharaan alam semesta, sedangkan "uluhiyyah" berasal dari kata "ilah" (sesembahan) yang terkait dengan ibadah dan penyembahan.

Substansi kajian keduanya juga berbeda. Tauhid rububiyyah berfokus pada keesaan Allah sebagai pencipta, pemelihara, dan pengatur alam semesta. Ia menekankan pada kekuasaan dan kebesaran Allah dalam menciptakan dan mengatur segala sesuatu. Sedangkan tauhid uluhiyyah berfokus pada keesaan Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan diibadahi.

Ruang lingkup dan implementasinya juga berbeda. Tauhid rububiyyah lebih bersifat teoretis, meskipun implikasinya dalam kehidupan nyata sangat besar. Sedangkan tauhid uluhiyyah lebih bersifat praktis dan amaliyah, karena ia berkaitan langsung dengan tindakan ibadah dan penyembahan.

Berikut tabel perbandingan komprehensif antara kedua konsep tauhid:

 

Perbandingan Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah

Perbandingan Komprehensif antara Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah
Aspek Tauhid Rububiyyah Tauhid Uluhiyyah
Makna Etimologis Berasal dari kata "Rabb" yang artinya Tuhan, Penguasa, Pemelihara Berasal dari kata "Ilah" yang artinya Sesembahan, yang disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan
Fokus Kajian Keesaan Allah sebagai Pencipta, Penguasa, dan Pengatur Alam Semesta Keesaan Allah sebagai Satu-satunya yang Berhak Disembah dan Dituju dalam Ibadah
Substansi Bersifat ilmiah (teoretis), berkaitan dengan pengetahuan dan keyakinan Bersifat amaliyah (praktis), berkaitan dengan implementasi dan pengamalan
Implementasi Memahami dan meyakini kekuasaan, kehendak, dan kebesaran Allah dalam mengatur alam semesta Mengerjakan seluruh ibadah, menyembah, dan memohon pertolongan hanya kepada Allah
Ruang Lingkup Berkaitan dengan masalah-masalah alam, penciptaan makhluk, menurunkan hujan, memberi rezeki, dll. Berkaitan dengan perintah dan larangan Allah (hukum wajib, sunnah, makruh, haram, halal)
Hubungan Menjadi bagian atau dasar dari Tauhid Uluhiyyah Merupakan konsekuensi atau bentuk pengakuan dari Tauhid Rububiyyah
Bentuk Pengesaan Mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatan-Nya sendiri sebagai Pencipta dan Pengatur Mengesakan Allah dengan bentuk amalan perbuatan hamba seperti shalat, puasa, zakat, membaca Al-Quran, dll.
Dalam Konteks Keimanan Tidak semua yang beriman kepada Tauhid Rububiyyah otomatis menjadi seorang muslim Semua yang beriman kepada Tauhid Uluhiyyah otomatis menjadi seorang muslim
Pengakuan Pada Masa Jahiliyah Orang-orang musyrik Arab Jahiliyah umumnya mengakui bahwa Allah adalah pencipta dan pengatur alam Orang-orang musyrik menyekutukan Allah dengan sesembahan lain dalam ibadah mereka
Fokus Dakwah Para Nabi Sudah banyak diakui, sehingga bukan menjadi fokus utama dakwah para nabi Menjadi inti dakwah para nabi dan rasul, yakni ajakan untuk hanya menyembah Allah semata

Pilar-Pilar dalam Tauhid Uluhiyyah

arti kalimat syahadat
arti kalimat syahadat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Tauhid uluhiyyah memiliki beberapa pilar penting yang harus dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan seorang muslim. Ketiga pilar ini saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

  1. Tauhidul Ikhlas (Mengesakan Keikhlasan): Pilar ini menekankan pada pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Segala bentuk ibadah harus hanya ditujukan kepada Allah SWT semata, tanpa ada niat lain selain mencari ridha-Nya.
  2. Tauhidus Shidq (Mengesakan Ketulusan): Pilar ini menekankan pada pentingnya ketulusan dalam menjalankan ibadah. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan syariat Islam dan dilandasi oleh niat yang tulus dan benar.
  3. Tauhid At Thariq (Mengesakan Cara): Pilar ini menekankan pada pentingnya mengikuti cara-cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam beribadah. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW agar diterima oleh Allah SWT.

Ketiga pilar ini saling berkaitan dan harus dijalankan secara seimbang. Keikhlasan tanpa ketulusan dan ketaatan pada sunnah akan sia-sia, begitu pula sebaliknya. Hanya dengan menggabungkan ketiga pilar ini, tauhid uluhiyyah dapat diimplementasikan secara optimal.

Ruang Lingkup Tauhid Uluhiyyah dalam Kehidupan Muslim

arti syahadat
arti syahadat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Tauhid uluhiyyah tidak hanya terbatas pada ritual ibadah formal, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan seorang muslim. Ia menjadi pedoman dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

  1. Penerapan tauhid uluhiyyah dalam niat: Setiap niat yang kita miliki harus dilandasi oleh keikhlasan dan hanya ditujukan untuk mencari ridha Allah SWT. Kita harus menghindari niat yang tercampur dengan kepentingan duniawi.
  2. Implementasi dalam tawakal kepada Allah: Kita harus senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dalam segala hal. Kita harus percaya bahwa Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang beriman dan bertawakal.
  3. Aplikasi dalam nazar dan sumpah: Nazar dan sumpah yang kita ucapkan harus hanya ditujukan kepada Allah SWT. Kita harus menghindari nazar dan sumpah yang sia-sia atau yang melanggar syariat Islam.
  4. Penerapan dalam doa dan istighatsah: Doa dan istighatsah hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT. Kita harus menghindari meminta pertolongan kepada selain Allah SWT.
  5. Manifestasi dalam ritual ibadah sehari-hari: Tauhid uluhiyyah harus tercermin dalam setiap ritual ibadah kita, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Kita harus melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan ikhlas.

Pentingnya Tauhid Uluhiyyah dalam Ajaran Islam

Kaligrafi Syahadat
Kaligrafi Syahadat (Gambar oleh Gordon Johnson dari Pixabay)... Selengkapnya

Tauhid uluhiyyah merupakan inti dari dakwah para rasul. Para rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyeru manusia agar menyembah Allah SWT semata dan menjauhi segala bentuk syirik.

Tauhid uluhiyyah merupakan kunci untuk mendapatkan keimanan yang benar. Hanya dengan mengesakan Allah SWT dalam ibadah, kita dapat mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan ridha-Nya.

Pengabaian tauhid uluhiyyah akan berdampak buruk bagi kehidupan beragama seseorang. Ia dapat menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam kesyirikan dan jauh dari rahmat Allah SWT.

Tauhid uluhiyyah akan berdampak positif terhadap kesempurnaan ibadah seseorang. Ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan hanya ditujukan kepada Allah SWT akan lebih bernilai dan diterima di sisi-Nya.

Pandangan Berbagai Aliran Islam terhadap Tauhid Uluhiyyah

Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran
Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran (freepik)... Selengkapnya

Ahlussunnah wal Jamaah (Asy'ariyah-Maturidiyah) menekankan pentingnya tauhid uluhiyyah sebagai bagian integral dari keimanan. Mereka menolak segala bentuk syirik dan menekankan pentingnya mengesakan Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.

Ibnu Taimiyah dan pengikutnya memiliki pandangan yang berbeda dalam beberapa hal, terutama terkait dengan pembagian tauhid menjadi rububiyyah dan uluhiyyah. Mereka menekankan pentingnya pemisahan yang jelas antara keduanya.

Ulama klasik dan kontemporer memiliki berbagai perspektif tentang tauhid uluhiyyah, namun inti ajarannya tetap sama: mengesakan Allah SWT dalam ibadah.

Meskipun terdapat perbedaan perspektif antar aliran, titik temunya tetap pada pengesaan Allah SWT dalam ibadah. Perbedaan hanya terletak pada penekanan dan pengelompokan konsep tauhid.

Hubungan Tauhid Uluhiyyah dengan Dua Jenis Tauhid Lainnya

[Bintang] Mahasiswa Termuda Asal Surabaya Ini Juga Penghafal Alquran Lho
Mahasiswa Termuda Asal Surabaya Ini Juga Penghafal Alquran Lho. (Ilustrasi: static.independent.co.uk)... Selengkapnya

Tauhid uluhiyyah memiliki hubungan sebab-akibat dengan tauhid rububiyyah. Pengakuan atas keesaan Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta (rububiyyah) seharusnya berimplikasi pada penghambaan dan penyembahan hanya kepada-Nya (uluhiyyah).

Tauhid uluhiyyah juga berkaitan erat dengan tauhid asma' wa sifat. Pengakuan atas nama dan sifat Allah SWT yang sempurna akan semakin memperkuat keyakinan kita untuk mengesakan-Nya dalam ibadah.

Ketiga jenis tauhid ini harus diintegrasikan dalam kehidupan muslim. Mereka saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam pemahaman tentang keesaan Allah SWT.

Pandangan holistik terhadap konsep tauhid dalam Islam menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ketiga jenis tauhid ini secara seimbang. Ketiganya merupakan pilar utama dalam membangun keimanan yang kokoh dan menjalankan ibadah dengan ikhlas.

Implementasi Praktis Tauhid Uluhiyyah dalam Kehidupan Muslim

Tadarus dengan Alquran Berukuran Besar di Yaman
Para jemaah Masjid Agung Sanaa, Yaman bertadarus menggunakan Alquran berukuran besar. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)... Selengkapnya

Dalam ibadah wajib, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, kita harus memastikan bahwa setiap gerakan dan niat kita hanya ditujukan kepada Allah SWT.

Dalam ibadah sehari-hari, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa, kita harus menjaga keikhlasan dan ketulusan niat. Hindari melakukan ibadah karena ingin dipuji atau dilihat orang lain.

Dalam hubungan sosial dan muamalah, kita harus memperlakukan sesama manusia dengan baik dan adil, karena itu merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Berikut checklist evaluasi diri dalam menjaga kemurnian tauhid uluhiyyah:

  • Apakah ibadah saya hanya untuk Allah SWT?
  • Apakah niat saya tulus dan ikhlas?
  • Apakah saya mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam beribadah?
  • Apakah saya menghindari syirik dalam segala bentuknya?

Uluhiyyah dalam ilmu tauhid merupakan konsep yang sangat penting dalam Islam. Ia mengajarkan kita untuk mengesakan Allah SWT dalam segala bentuk ibadah dan menolak segala bentuk syirik. Memahami dan mengamalkan tauhid uluhiyyah akan membawa kita kepada keimanan yang kokoh dan kehidupan yang lebih bermakna.

Mari kita senantiasa berupaya untuk menjaga kemurnian tauhid kita dan mengimplementasikannya dalam setiap aspek kehidupan. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus dan meridhai amal ibadah kita. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang apa yang dimaksud dengan uluhiyyah dalam ilmu tauhid.

Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya