Liputan6.com, Jakarta Dauroh adalah istilah yang mungkin masih jarang didengarkan oleh sebagian orang. Dauroh sendiri merupakan istilah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Bahkan, Allah SWT mengganjar seorang muslim yang menuntut ilmu dengan pahala. Seorang umat Islam yang tidak mau menuntut ilmu bahkan akan berdosa. Ilmu merupakan faktor penting bagi setiap orang dalam meraih kesukesan di dunia dan akhirat.
Advertisement
Dauroh adalah mengkaji suatu permasalahan dari sudut ilmu pengetahuan. Daurah merupakan sarana seorang muslim dalam menambahkan ilmu pengetahuan agama dan membagikan ilmu tersebut kepada orang lain.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (5/5/2023) tentang dauroh.
Pengertian Dauroh
Dauroh adalah istilah yang diambil dari bahasa Arab dara-yadurru-Dauroh, yang artinya pelatihan. Secara bahasa atau secara etimologi, dauroh adalah mengililingi, tempat atau acara. Seentara itu, secara istilah, dauroh adalah acara yang dilakukan untuk mengkaji dan membahas tentang suatu permasalahan dengan didasari dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Daurah adalah salah satu sarana bagi umat islam untuk menambahkan ilmu pengetahuan agama dan menyalurkan ilmu pengetahuan kepada orang lain.
Dauroh adalah kegiatan yang biasanya dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah masyarakat yang relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah, penelitian, kajian Islam, mengkaji suatu masalah dengan mengangkat tema yang dirasa sangat penting untuk lebih mendalami agama Islam.
Dauroh adalah salah satu cara yang digunakan masyarakat dalam mencari ilmu untuk meningkatkan kadar wawasan Islam dalam suatu pelatihan atau kajian keislaman yang diselenggarakan lebih dari satu hari pada masyarakat, baik secara invidu maupun sebagai pemimpin untuk aktivitas islami dan kepentingan dakwah kepada para jamaah.
Jadi, dauroh adalah salah satu media pembelajaran atau penyampaian ilmu dengan mengumpulkan seluruh pendengar atau penerima ilmu, di mana juga ditetapkan sebuah judul atau materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut.
Advertisement
Penjelasan Tentang Dauroh yang Dianggap Bid’ah
Melansir Ponpes Al-Fusha, Istilah dauroh memang tidak ada pada zaman nabi, tetapi praktiknya tentu ada dilakukan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW kerap kali mengadakan dauroh dengan para sahabat, namun dengan nama yang berbeda. Jadi tidak selamanya semua istilah terdapat ada zaman Nabi Muhammad SAW.
Hal ini contohnya dalam ilmu shorof ada isim, fiil, sighat, sedangkan di ilmu tajwid ada idzhar, idgham, dan di ilmu hadis ada taqrir, atsar, rawi, dan sebagainya. Semua istilah tersebut tidak ada pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Jadi, dauroh adalah istilah yang kalau dikatakan bid’ah secara bahasa memang benar, tetapi bukan bid’ah menurut syariat. Maksudnya dauroh bukan bid’ah yang dilarang Rasulullah SAW. Menamakan acara kajian ilmu dengan istilah dauroh hanyalah membuat sebutan untuk suatu yang hakikatnya sudah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW seperti yang telah ketahui bersama oleh umat Islam.
Kumpulan Hadis Tentang Menuntut Ilmu
Kedudukan menuntut ilmu sama derajatnya dengan pergi berperang untuk jihad. Dalam surah At-Taubah, Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122).
Selain itu, ada pula hadis yang diriwayatan dari Abu Darda`:
"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga dan para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya karena senang kepada pencari ilmu, sesungguhnya orang berilmu itu akan dimintakan ampunan oleh (makhluk) yang berada di langit dan di bumi hingga ikan di air, keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan rembulan atas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris pada nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR Abu Dawud no 3641)
Selain hadis yang menganjurkan seorang muslim untuk menuntut ilmu, ada pula hadis-hadis yang mengajak untuk membagikan ilmu tersebut. Sebagaimana Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur'an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat” (QS. Al-Baqarah: 159)
Keutamaan orang-orang yang menuntut ilmu dijelaskan dalam hadis berikut:
“Keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidaklah mewariskan dirham dan dinar, akan tetapi mereka mewarisi ilmu. Maka barang siapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang besar” (HR. Abu Dawud. Dinilai sahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abu Dawud no. 3461)
Advertisement