Liputan6.com, Jakarta Malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling dinantikan umat Islam di seluruh dunia selama bulan Ramadan. Malam ini diyakini memiliki keutamaan yang melebihi seribu bulan, sehingga ibadah yang dilakukan pada malam ini mendapat pahala yang luar biasa besar. Salah satu amalan utama yang dianjurkan adalah sholat sunnah Lailatul Qadar.
Meski tidak diketahui secara pasti kapan malam tersebut datang, banyak ulama dan hadis menyarankan untuk mencarinya di malam-malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir Ramadan. Karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam-malam tersebut, termasuk menunaikan sholat sunnah secara mandiri di rumah. Bagi yang ingin melaksanakannya sendiri, memahami tata cara sholat Lailatul Qadar menjadi hal penting.
Advertisement
“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan,” sabda Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari. Maka dari itu, berikut ini panduan komprehensif untuk melaksanakan sholat Lailatul Qadar secara mandiri, dari niat hingga bacaan doanya.
Advertisement
1. Niat dan Keistimewaan Sholat Lailatul Qadar
Sholat Lailatul Qadar memiliki keistimewaan tersendiri sebagai bentuk ibadah sunnah yang dikerjakan pada malam yang sangat agung. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan, menjadikannya momen langka yang penuh rahmat dan pengampunan.
Untuk memulainya, penting membaca niat dengan benar dan penuh kekhusyukan. Niat dalam hati menjadi penanda bahwa ibadah yang dilakukan memang ditujukan semata karena Allah SWT. Bacaan niat yang umum dipakai ialah:
“Ushalli sunnatan Lailatil Qadri rak’ataini lillaahi ta’aala.”
Artinya: “Aku niat sholat sunnah Lailatul Qadar dua rakaat karena Allah Ta'ala.”
Sebagian ulama juga memperbolehkan pelaksanaan empat rakaat dengan satu kali salam, namun dua rakaat dengan satu salam adalah pendapat yang paling umum diamalkan.
Advertisement
2. Waktu Pelaksanaan yang Dianjurkan
Waktu pelaksanaan sholat Lailatul Qadar cukup fleksibel, selama masih berada di malam hari pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Sholat ini bisa dilakukan setelah sholat Isya dan tarawih, atau pada sepertiga malam terakhir seperti halnya sholat tahajud.
Pelaksanaan di malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan sangat dianjurkan, karena kemungkinan besar Lailatul Qadar hadir di malam-malam tersebut. Namun, tidak ada larangan untuk mengerjakannya di malam-malam genap juga.
Bagi yang memiliki keterbatasan waktu, pelaksanaan setelah tarawih dapat menjadi solusi terbaik. Sementara bagi yang ingin lebih maksimal, melaksanakannya menjelang waktu sahur memberikan ketenangan dan konsentrasi lebih.
3. Urutan Tata Cara Sholat Lailatul Qadar
Tata cara sholat Lailatul Qadar secara umum tidak jauh berbeda dari sholat sunnah lainnya, namun ada beberapa hal khas yang membedakannya. Sholat ini terdiri dari dua rakaat, diawali dengan niat dan diakhiri dengan salam. Berikut tahapan pelaksanaannya:
Rakaat pertama:
- Berdiri tegak menghadap kiblat.
- Membaca niat dalam hati.
- Takbiratul ihram diikuti doa iftitah.
- Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surat Al-Ikhlas sebanyak tujuh kali.
- Rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kembali.
Rakaat kedua:
- Berdiri kembali, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek (Al-Ikhlas sebanyak tujuh kali atau Al-Qadr).
- Melanjutkan dengan rukuk, i’tidal, dua sujud, tasyahud akhir, dan salam.
Sholat ini tidak menggunakan tahiyat awal karena hanya dua rakaat. Jika ditambah jumlah rakaatnya, tetap tidak ada tahiyat awal hingga sebelum salam terakhir.
Advertisement
4. Dzikir dan Doa Setelah Sholat
Usai sholat, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan istighfar. Salah satu dzikir yang dianjurkan adalah membaca “Astaghfirullaha wa atubu ilayh” sebanyak 70 kali. Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Selain itu, doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk malam Lailatul Qadar juga sangat penting untuk dibaca:
اللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.”
Waktu setelah sholat adalah momen terbaik untuk menumpahkan seluruh doa dan harapan, terutama di malam Lailatul Qadar yang penuh berkah dan dikabulkannya doa.
5. Menjaga Kekhusyukan dan Konsistensi
Pelaksanaan sholat Lailatul Qadar sebaiknya dilakukan dengan penuh khusyuk, fokus, dan menghindari gangguan dari sekitar. Matikan notifikasi ponsel dan cari tempat ibadah yang tenang di rumah agar bisa lebih mendalami setiap gerakan dan bacaan dalam sholat.
Meski hanya dua rakaat, namun kualitas bacaan dan niat sangat menentukan diterimanya ibadah. Rasulullah SAW sendiri meningkatkan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan dan membangunkan keluarganya untuk ikut serta.
Menghidupkan malam Lailatul Qadar juga tidak hanya sebatas sholat, tapi juga membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, dan memperbanyak istighfar. Semua itu menambah nilai ibadah dan mendekatkan kita kepada Allah.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Sholat Lailatul Qadar
Q: Apakah sholat Lailatul Qadar harus di masjid?
A: Tidak, sholat ini bisa dilakukan di rumah. Yang penting adalah kekhusyukan dan niat yang tulus.
Q: Berapa rakaat sholat Lailatul Qadar?
A: Umumnya dilakukan dua rakaat. Namun, boleh dilakukan empat rakaat sesuai beberapa pendapat ulama.
Q: Kapan waktu terbaik sholat Lailatul Qadar?
A: Pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir Ramadan, antara setelah Isya hingga sebelum Subuh.
