Perjanjian `Batu Tulis`, Ahok: Tergantung Pihak Mana yang Melihat

Perjanjian yang diteken di Batu Tulis itu berisi dukungan Megawati Soekarnoputri kepada Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.

oleh Widji Ananta diperbarui 17 Mar 2014, 12:39 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2014, 12:39 WIB
PNS Eselon III dan IV DKI Dites Ulang, Ahok: Kita Mau Aduk
Menurut Ahok, selama ini PNS yang berpangkat eselon III dan IV banyak tidak sesuai dengan kemampuannya.

Liputan6.com, Jakarta - Dokumen yang berisi perjanjian antara PDIP dan Partai Gerindra beredar. Perjanjian yang diteken di Batu Tulis itu berisi dukungan Megawati Soekarnoputri kepada Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Basuki Purnama tidak mau ambil pusing. Politisi Partai Gerindra itu mengaku selama ini belum pernah melihat secara langsung perjanjian tersebut.

"Saya tidak tahu itu karena tak pernah lihat. Lagipula, itu tergantung pihak mana yang melihat," kata Ahok di kantor Balaikota Jakarta, Senin (17/3/2014).

Sementara itu, ketika disinggung apakah ada pembicaraan internal partai terkait perjanjian itu, Ahok mengaku tidak pernah mengetahuinya. Hal itu lantaran Ahok tidak pernah dilibatkan dalam rapat internal partai Gerindra.

"Saya kan tidak pernah diajak rapat. Saya sudah diwakafkan di sini," terang Ahok.

Dalam dokumen perjanjian Batu Tulis yang beredar, penanda tangan dari PDIP adalah Megawati Soekarnoputri. Sementara dari Gerindra adalah Prabowo Subianto. Materai bernilai Rp 6.000 berada di atas nama Megawati. Dibubuhi tandatangan oleh Ketua Umum PDIP itu.

Ada 7 butir perjanjian yang tertera dalam dokumen yang beredar itu. Isinya seputar kesepakatan pencalonan Mega-Prabowo dalam Pemilu Presiden 2009. Namun poin ke-7 berbunyi "Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden 2014". (Ismoko Widjaya)

Baca juga:

Setelah Dokumen, Kini Foto Mega-Prabowo di Batu Tulis Beredar

Jokowi Dicapreskan, Prabowo Kecewa

Jokowi Dibebani Perjanjian Batu Tulis, Pengamat: Nggak Fair!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya