Liputan6.com, Jakarta - Usai Pemilu Legislatif 9 April mendatang, Indonesia juga akan memilih presiden yang baru pada 9 Juli 2014. Sejumlah tokoh politik dan parpol menegaskan untuk tidak memilih calon presiden yang bisa disetir seperti boneka atau dapat diatur kekuatan asing.
Hal ini juga diamini oleh sejumlah tokoh Partai Demokrat yang tengah menghadiri kampanye tertutup di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Seperti disampaikan Pramono Edhie Wibowo, salah seorang peserta konvensi capres Partai Demokrat.
"Kalau saya jadi presiden, tidak mau jadi boneka asing atau boneka dalam negeri. Indonesia negara besar, masa indonesia jadi boneka. Amerika tak boleh ikut campur dalam menentukan pemimpin Indonesia, itu hak penuh rakyat Indonesia," jelas Pramono di Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/4/2014) siang.
Soal pemimpin boneka kerap dilontarkan oleh capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dan puisi-puisi yang dibuat oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai perkataan rival politiknya tersebut ada benarnya.
"Jadi rakyat perlu awasi semua capres yang didukung parpol, sebenarnya yang dikatakan Prabowo harus dihormati. Bahkan rekam jejak juga perlu dilihat. Perkataan Prabowo harus disambut positif, jangan capres atau presiden jadi boneka," kata Ruhut.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Melani Suharli. Ia menilai pemimpin Indonesia perlu jiwa nasionalis seperti Bung Karno. "Insya Allah nggak ada capres boneka. Kita hendaknya bersaing secara santun," pungkas Melani.
Sementara itu, hari ini Fadli Zon kembali merilis puisi ciptaannya yang seperti puisi sebelumnya juga penuh dengan sindiran. Berikut kutipan lengkap puisi tersebut:
Sajak tentang boneka
sebuah boneka
berbaju kotak merah muda
rebah di pinggir kota
boneka tak bisa bersuara
kecuali satu dua kata
boneka tak punya wacana
kecuali tentang dirinya
boneka tak punya pikiran
karena otaknya utuh tersimpan
boneka tak punya rasa
karena itu milik manusia
boneka tak punya hati
karena memang benda mati
boneka tak punya harga diri
apalagi nurani
dalam kamus besar boneka
tak ada kata jujur, percaya dan setia
boneka bebas diperjualbelikan
tergantung penawaran
boneka jadi alat mainan
bobok-bobokan atau lucu-lucuan
boneka mengabdi pada sang tuan
siang dan malam
boneka bisa dipeluk mesra
boneka bisa dibuang kapan saja
sebuah boneka
tak punya agenda
kecuali kemauan pemiliknya
Fadli Zon, 3 April 2014
(Raden Trimutia Hatta)