Ketua Umum PAN Hatta Rajasa turut menggembleng para calegnya. Mereka 'dicekoki' Hatta dengan ilmu 5 megatrend perubahan besar dunia.
Hatta yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian menekankan ada 5 megatrend perubahan besar dunia yang harus dihadapi para caleg dalam menghadapi Pemilu 2014 mendatang. Hal ini tentu akan berpengarah dalam pengambilan kebijakan (policy) masa mendatang.
"Jadi yang harus diisi manusia berkualitas harus memahami tantangan dan peluang untuk mengisi di DPR. Kalau tidak, policy yang kita buat bukan jadi bangsa yang unggul, artinya 2014 harus jadi pemenang," kata Hatta di hadapan 550 lebih caleg PAN di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (20/7/2013).
Ia menjelaskan konsep pertama megatrend itu, negara maju di dunia masih sibuk defisit anggaran negara yang besar. Seperti Amerika Serikat yang pertumbuhannya menurun, Eropa juga defisit anggaran sangat krusial, dan ini akan berlangsung cukup lama. Sehingga permintaan dunia menurun.
"Tren kedua, pergeseran ekonomi Barat ke Timur. Sekarang berada di Asia Timur dengan kekuatan China, Jepang, Korea, India, ada ASEAN dan Indonesia," jelas pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan itu.
Ia menuturkan, ada 3 poros kekuatan di Indonesia yakni ASEAN, India, China. Artinya, Indonesia berada di dalam pusaran pertumbuhan tinggi, di atas 6 persen. Hal ini membuktikan Indonesia sudah menjadi kekuatan regional. Indonesia sebagai pemain global mampu menuju emerging country (negara maju), ditambah sebagai angggota G20.
"Jadi kita pemain global. Artinya, 2014 semakin kuat buat kita. Tahun 2014 tahun strategis, untuk sebuah opportunity," jelas Hatta.
Tak Mau Punya Anak
Trend ketiga, sambung dia, perubahan demografik di negara maju di dunia telah mengalami zero growth atau pertumbuhan penduduknya berhenti.
"Mereka tidak lagi berpikir mau punya anak. Tahun 2055 mereka non-produktif. Tapi negara berkembang seperti di Asia, populasi produktif usianya meningkat," tutur pria kelahiran 18 Desember 1953 itu.
Keempat, menurutnya, akan terjadi integrasi ekonomi global. Dan pada 2015 mendatang, Indonesia menjadi masyarakat ASEAN yang terintegrasi. Ia pun minta agar ke depan Indonesia menjadi pelaku ekonomi, bukan menjadi pasar bagi negara lain.
"Kalau negara kita tidak mampu bersaing dengan ASEAN, kita jadi pasar atau pelaku bukan production base. Sampai tahun 2020, kita sudah free movement (masuk perdagangan bebas) dalam masyarakat dunia," ungkap jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Terakhir, urai dia, ekonomi tranformasi dengan sains dan teknologi. Tidak mungkin lagi bangsa ini menjual bahan mentah.
"Tahun 2014 stop bahan mentah dijual ke luar negeri. Kita hanya jadi kuli dan budak kalau jual bahan mentah saja. Kalau tidak ada teknologi, maka diperlukan inovasi yang di dalamnya ada manusia unggul. Jadi itu strategi membangun koonsep bangun negara ini. Kita ingin jadi bangsa unggul, mandiri dan berdaya saing," pungkas Hatta. (Adi/Sss)
Hatta yang juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian menekankan ada 5 megatrend perubahan besar dunia yang harus dihadapi para caleg dalam menghadapi Pemilu 2014 mendatang. Hal ini tentu akan berpengarah dalam pengambilan kebijakan (policy) masa mendatang.
"Jadi yang harus diisi manusia berkualitas harus memahami tantangan dan peluang untuk mengisi di DPR. Kalau tidak, policy yang kita buat bukan jadi bangsa yang unggul, artinya 2014 harus jadi pemenang," kata Hatta di hadapan 550 lebih caleg PAN di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (20/7/2013).
Ia menjelaskan konsep pertama megatrend itu, negara maju di dunia masih sibuk defisit anggaran negara yang besar. Seperti Amerika Serikat yang pertumbuhannya menurun, Eropa juga defisit anggaran sangat krusial, dan ini akan berlangsung cukup lama. Sehingga permintaan dunia menurun.
"Tren kedua, pergeseran ekonomi Barat ke Timur. Sekarang berada di Asia Timur dengan kekuatan China, Jepang, Korea, India, ada ASEAN dan Indonesia," jelas pria kelahiran Palembang, Sumatra Selatan itu.
Ia menuturkan, ada 3 poros kekuatan di Indonesia yakni ASEAN, India, China. Artinya, Indonesia berada di dalam pusaran pertumbuhan tinggi, di atas 6 persen. Hal ini membuktikan Indonesia sudah menjadi kekuatan regional. Indonesia sebagai pemain global mampu menuju emerging country (negara maju), ditambah sebagai angggota G20.
"Jadi kita pemain global. Artinya, 2014 semakin kuat buat kita. Tahun 2014 tahun strategis, untuk sebuah opportunity," jelas Hatta.
Tak Mau Punya Anak
Trend ketiga, sambung dia, perubahan demografik di negara maju di dunia telah mengalami zero growth atau pertumbuhan penduduknya berhenti.
"Mereka tidak lagi berpikir mau punya anak. Tahun 2055 mereka non-produktif. Tapi negara berkembang seperti di Asia, populasi produktif usianya meningkat," tutur pria kelahiran 18 Desember 1953 itu.
Keempat, menurutnya, akan terjadi integrasi ekonomi global. Dan pada 2015 mendatang, Indonesia menjadi masyarakat ASEAN yang terintegrasi. Ia pun minta agar ke depan Indonesia menjadi pelaku ekonomi, bukan menjadi pasar bagi negara lain.
"Kalau negara kita tidak mampu bersaing dengan ASEAN, kita jadi pasar atau pelaku bukan production base. Sampai tahun 2020, kita sudah free movement (masuk perdagangan bebas) dalam masyarakat dunia," ungkap jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Terakhir, urai dia, ekonomi tranformasi dengan sains dan teknologi. Tidak mungkin lagi bangsa ini menjual bahan mentah.
"Tahun 2014 stop bahan mentah dijual ke luar negeri. Kita hanya jadi kuli dan budak kalau jual bahan mentah saja. Kalau tidak ada teknologi, maka diperlukan inovasi yang di dalamnya ada manusia unggul. Jadi itu strategi membangun koonsep bangun negara ini. Kita ingin jadi bangsa unggul, mandiri dan berdaya saing," pungkas Hatta. (Adi/Sss)