Pengamat: Tokoh Muda Belum Cocok Jadi Capres

"Kecuali, tokoh muda tersebut telah memiliki bukti kerja yang nyata dan populer di mata masyarakat," kata pengamat politik Unand Asrinaldi.

oleh Rochmanuddin diperbarui 11 Des 2013, 10:44 WIB
Diterbitkan 11 Des 2013, 10:44 WIB
capres-130604b.jpg
Pengamat politik pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand) Padang Asrinaldi menilai, tokoh muda nasional yang aktif dalam dunia politik saat ini lebih cocok menjadi wapres ketimbang presiden.

Menurut Asrinaldi, para tokoh muda ini memiliki potensi kemampuan praktis dan pengetahuan yang mumpuni, namun masih minim pengalaman menjadi wapres, akan membantu pengembangan dirinya dalam bidang birokrasi.

"Tokoh muda ini ditunjang fisik dan semangat nasionalisme tinggi untuk memperbaiki kondisi bangsanya. Akan tetapi, para tokoh muda ini belum cocok menjadi pemimpin nomor 1 di Indonesia. Kecuali, tokoh muda tersebut telah memiliki bukti kerja yang nyata dan populer di mata masyarakat," kata Asrinaldi di Padang, Rabu (11/12/2013).

Asrinaldi memaparkan, beberapa tokoh muda yang memiliki potensi menjadi capres atau cawapres antara lain Jokowi, Hidayat Nur Wahid, Sri Mulyani, dan Yusril Ihza Mahendra. Menurutnya, Jokowi menempati peringkat pertama dalam kandidat menjadi capres ataupun cawapres saat ini.

Prestasi sebagai mantan Walikota Surakarta beberapa tahun lalu, serta kesuksesan dalam membenahi ibukota Jakarta menurut Asrinaldi merupakan modal Jokowi untuk menjadi pemimpin Indonesia yang baru. Ditambah lagi dengan tingginya popularitas Jokowi dengan tren 'blusukan' di tengah masyarakat.

Bahkan, lanjut Asrinaldi, dalam berbagai persepsi masyarakat, Jokowi dijadikan calon tunggal yang akan menang jika nantinya ikut dalam pemilihan capres maupun cawapres. Sementara itu jika dibanding Jokowi, Hidayat Nur Wahid dan Sri Mulyani tidak sepopuler Jokowi.

Selain keempat tokoh tersebut, lanjut Asrinaldi, masih ada tokoh muda lainnya, yakni Anis Matta atau Anies Baswedan. Kendati, sikap kontroversial Yusril, dan minimnya pengalaman birokrasi Anis Matta maupun Anies Baswedan, menjadikan ketiganya lebih cocok untuk menjadi penasihat atau guru bangsa.

"Lebih dari itu lolosnya dan menangnya tokoh muda nasional ini dalam pemilihan nanti tetap akan ditentukan oleh rakyat," ujar Asrinaldi. (Ant/Rmn/Sss)

[Baca juga: Resmikan Proyek Normalisasi Sungai Bank Dunia, Jokowi: Bismillah]

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya