Liputan6.com, Jakarta - Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur berupaya meningkatkan pelayanan kepada para penumpang selama arus balik Lebaran 2015. Di antaranya dengan mengoperasikan seluruh bus dan angkutan perkotaan atau angkot selama 24 jam, untuk menyambut para penumpang bus yang baru datang dari kampung halaman mereka.
‎"Tentu yang kita siapkan semua PO (Perusahaan Otobus) di Terminal Kampung Rambutan kita intruksikan ‎beroperasi selama 24 jam," ujar Kepala Terminal Kampung Rambutan Laudin Situmorang, Jakarta, Sabtu (25/7/2015).
Laudin menjelaskan, angkot-angkot tersebut semula hanya beroperasi hingga pukul 23.00 WIB. Namun selama menyambut arus balik Lebaran, seluruh angkutan di Kampung Rambutan diperintahkan beroperasi 24 jam, tak terkecuali bus Transjakarta.
"Semua bus kota, mobil angkot, kita perintahkan beroperasi 24 jam. Bus Transjakarta juga kita pastikan beroperasi 24 jam. Semua yang biasanya beroperasi sampai pukul 23.00 kita minta beroperasi 24 jam," jelas dia.
Kebijakan ini, kata Laudin, untuk meningkatkan kenyamanan para pengguna moda transportasi umum di Jakarta. Selain itu, untuk menghindari penumpukan penumpang, terutama bagi mereka yang baru tiba pada malam hari.‎ Apalagi, jumlah penumpang arus balik di Kampung Rambutan tahun ini lebih tinggi.
"Dengan demikian tidak ada penumpukan (penumpang) di Terminal Kampung Rambutan. Semua kita pastikan terangkut hingga tempat tujuan," tegas dia.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, hingga kini atau H+7 Lebaran, para penumpang bus terus berdatangan di Terminal Kampung Rambutan. ‎Telah tercatat 9.667 penumpang tiba di terminal menggunakan 237 armada sejak pagi.
Jumlah tersebut dipastikan terus meningkat, karena terminal terbesar di Jakarta ini beroperasi 24 jam penuh. Apalagi puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+8 Lebaran atau pada Minggu besok 26 Juli 2015.
Penyebab Lonjakan Penumpang
Penyebab Lonjakan Penumpang
Laudin mengatakan jumlah penumpang bus arus balik Lebaran 2015 di Kampung Rambutan menunjukkan peningkatan dari 2014. Peningkatan ini diklaim lantaran pelayanan yang diberikan terus membaik, sehingga kepercayaan publik kepada terminal ini meningkat.
"Ini berarti menunjukkan peningkatan kepercayaan publik. Kenapa? Karena kami pastikan di sini (terminal) tidak ada percaloan," ujar Laudin.
Selain kenyamanan, Laudin juga memastikan keamanan di Kampung Rambutan lebih terjamin. ‎Ia berusaha maksimal agar para penumpang yang menggunakan jasa bus di terminal yang dipimpin merasa puas.
"Kita hilangkan ketidaknyamanan di sini. Kami pastikan tidak ada pedagang asongan yang melakukan pemerasan. Kemudian loket-loket dipastikan sudah ada daftar harga tiket, sehingga tidak ada penyalahgunaan," tegas dia.
Hal senada juga disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi, saat meninjau arus balik di Kampung Rambutan. Ia mengatakan, pelayanan di terminal ini selama Lebaran telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
"Kalau untuk arus balik, di sini (Kampung Rambutan) relatif lebih baik dari sebelumnya. Misalnya, calo sudah tidak ada, pedagang asongan minim. Penumpang juga merasa lebih nyaman karena tidak digeret‎-geret (ditarik-tarik)," ucap dia.
Cris menilai keamanan di sejumlah terminal dan stasiun selama Lebaran cukup terjamin. "‎Pencopetan juga sangat minim. Di Kampung Rambutan sampai saat ini tidak ada laporan (kasus pencopetan)," kata dia.
Kendati, Cris tetap memberikan masukan terkait sejumlah fasilitas yang ‎dirasa masih kurang baik. Seperti, papan informasi di Kampung Rambutan yang masih minim, sehingga masih banyak penumpang yang merasa kebingungan.
"Papan informasi di sini masih sangat minim. Orang mau ke mana atau mau ganti moda transportasi harus tanya ke siapa? Kalau ke petugas bisa diberi jawaban pas. Nah, kan tidak semua orang di terminal tahu," tandas dia.
Cris mengatakan, banyak faktor penyebab meningkatnya jumlah penumpang bus arus balik di Kampung Rambutan ‎tahun ini. Di antaranya, mahalnya biaya mudik menggunakan kendaraan pribadi.
"Ongkos perjalanan dengan kendaraan pribadi kan mahal sekarang. Apalagi tarif tol dan sebagainya ikut naik selama Lebaran. Belum lagi risiko membawa kendaraan sendiri," kata dia.
Banyaknya fasilitas mudik gratis dari sejumlah instansi, lanjut Cris, juga menjadi pemicu meningkatnya penumpang bus pada arus balik Lebaran. Terlebih, jika instansi tersebut tidak menyediakan bus gratis saat arus balik.
"Yang mudik gratis ini mungkin juga memberikan dampak. Kalau mudik gratis dari Kemenhub melalui kereta api atau kapal itu PP (pulang-pergi). Tapi kalau melalui bus oleh stakeholder-stakeholder itu biasanya sekali jalan, mudik saja. Sementara baliknya tidak difasilitasi," jelas dia.
"Ini mungkin salah satu penyebab, kenapa penumpang arus balik di Terminal Kampung Rambutan lebih banyak daripada penumpang arus mudik," pungkas Cris. (Rmn/Mut)
Advertisement