Karamah: Jejak Pondok Pesantren Tua di Tanah Jawa

Di Pulau Jawa, pondok pesantren lahir tak lepas dari peran Wali Songo yang mendirikan masjid sekaligus sebagai pusat kajian keislaman.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jun 2016, 04:45 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 04:45 WIB
Pondok Pesantren Tua
Pondok pesantren lahir tak lepas dari peran Wali Songo.

Liputan6.com, Pasuruan - Kegiatan pendidikan keislaman di Indonesia telah dimulai sejak Islam masuk ke negeri ini. Dari masjid dan surau, pendidikan Islam dibawa ke pondok-pondok tempat murid bisa bermalam dan mengkaji ilmu pengetahuan Islam lebih dalam.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (16/6/2016), istilah pondok pesantren berasal dari kata pesantrian, di mana kata santri berarti murid dan pondok berasal dari kata funduuq yang berarti penginapan.

Di Pulau Jawa, pondok pesantren lahir tak lepas dari peran Wali Songo yang mendirikan masjid sekaligus sebagai pusat kajian keislaman.

Pondok pesantren tertua di Pulau Jawa yang masih ada hingga kini adalah Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1718 oleh Sayyid Sulaiman yang berasal dari Cirebon.

Di Cirebon memang banyak ulama besar dan tentu saja pondok pesantren. Salah satu pondok pesantren tertua di tempat ini adalah Pesantren Buntet yang berdiri pada tahun 1758.

Kiai Muqoyim atau Mbah Muqoyim mendirikan Pondok Pesantren Buntet berawal dari kajian dasar-dasar Al Quran bagi masyarakat Desa Dawuan.

Di Malang, Jawa Timur, ada Pondok Pesantren Miftahul Huda yang juga menjadi pesantren generasi pertama di Pulau Jawa. KH. Hasan Munadi mendirikan pondok pesantren itu pada tahun 1768.

Jika dilihat sekilas, pondok pesantren itu mirip perkampungan, karena berupa deretan rumah dengan sebuah masjid di tengahnya.

Di kalangan masyarakat Malang, pesantren itu lebih dikenal dengan Pesantren Gading. Sebab, lokasinya terletak di Kelurahan Gading Kasri, Klojen, Kota Malang.

Pondok Pesantren Gading terus berkembang. Di masa asuhan generasi ke-3, seluruh santri diizinkan untuk menuntut ilmu di lembaga formal di luar pesantren.

Santri yang berada di pondok pesantren itu pun tidak hanya dari Pulau Jawa. Salah satunya Badi, santri dari Kalimantan.

Zaman yang telah berubah menuntut lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren, untuk melaju menuju pendidikan yang lebih baik. Ini demi menghasilkan kader-kader terbaik untuk agama dan bangsa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya