Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda membayangkan harus berbuka puasa dengan waktu yang berbeda tapi dalam satu lokasi. Ternyata ini bisa saja terjadi.
Seperti yang berlaku di Burj Khalifa. Gedung tertinggi di dunia yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab.
Akibat ketinggian dari gedung ini, membuat harus ada penyesuaian waktu berpuasa untuk para penghuninya.
Advertisement
Lalu, bagaimana cara aturannya yang menjadi keunikan waktu berpuasa di Burj Khalifa? simak ulasannya seperti mengutip bbc.com.
Baca Juga
Gedung yang dibuka pada 2010 ini memiliki ketinggian mencapai 828 meter dan memiliki 160 lantai. Tingginya Burj Khalifa akhirnya berdampak pada pancaran cahaya matahari yang mereka lihat ketika menentukan waktu sahur dan berbuka puasa.
Karena perbedaan ini pula, akhirnya para ulama terkemuka di Dubai memutuskan perbedaan waktu puasa.
“Burj Khalifa memiliki tinggi hampir satu kilometer, yang artinya penghuni di lantai atas masih bisa melihat matahari bersinar ketika waktu senja tiba,” ungkap Ahmad Abdul Aziz al-Hadad, ulama di Dubai.
Akhirnya para ulama sepakat memberikan tiga waktu berbeda, sehingga para penghuni dapat menjalankan puasa sesuai dengan syariat yang ada. Waktu berbuka untuk lantai 80 hingga lantai 150, akan lebih lama dua menit dari pada lantai dasar.
Sedangkan lantai 151 hingga 160 akan menambah waktu puasa 3 menit dibanding lantai dasar, sebelum akhirnya dapat berbuka puasa.
Namun waktu sebaliknya terjadi untuk sahur, karena lantai paling atas melihat mentari pertama kalinya. Sehingga waktu imsak di puncak Burj Khalifa akan lebih cepat 3 menit dari lantai bawah, mengikuti patokan waktu sebelumnya.
Tentunya, peraturan ini menjadi satu-satunya di dunia, bukan?