Tantowi Yahya, Serunya Puasa Ramadan dan Lebaran di Selandia Baru

Tantowi Yahya bercerita soal puasa Ramadan dan lebaran di Selandia Baru tempat dia bertugas sebagai Duta Besar.

oleh Edy Suherli diperbarui 18 Jun 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2018, 17:00 WIB
Tantowi Tahya
Tantowi Yahya memberi sambutan di depan warga Indonesia yang hadir dalam acara salat tarawih di KBRI Welington. (Istimewa)

Bintang.com, Jakarta Jauh di negeri orang membuat Tantowi Yahya memanfaatkan momen berbuka puasa Ramadan bersama dengan warga Indonesia yang bermukim di Wellington dan kota-kota lainnya di Selandia Baru. Begitu juga saat lebaran tiba, sebagai Duta Besar dia membuat acara open house untuk seluruh warga Indonesia dan hendak sillaturahmi menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri.

Seperti apa menjalankan ibadah puasa di negeri Kiwi itu? Begini ceritanya. "Puasa di New Zealand karena sekarang lagi musim dingin, situasinya ringan sekali. Di Wellington imsyaknya jam 06.10 waktu setempat. Sedangkan waktu maghrib jam 17.05. Jadi kita berpuasanya hanya 11 jam hehehe. Sedikit lebih ringan bila dibandingkan dengan puasa di tanah air," katanya kepada Bintang.com yang menghubunginya belum lama ini.

Menurut kakak kandung presenter Helmy Yahya ini, orang Selandia Baru amat toleran pada kaum muslimin yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. Meski kaum muslimin jumlahnya tak sebanyak penduduk Selaindia Baru lainnya, mereka tetap bisa melaksanakan ibadah puasa.

"Orang Selandia Baru terkenal sebagai bangsa yang sangat toleran. Mereka menghormati ummat Islam yang lagi menjalankan ibadah puasa," ungkapnya.

Di bulan yang penuh berkah dan rahmat ini, umat Islam yang berasal dari Indonesia melaksanakan kegiatan seperti suadara mereka yang ada di tanah air. Momen Ramadan dimanfaatkan untuk melaksanakan ibadah dan sekaligus mempererat persaudaraan.

Tarawih di KBRI Wellington
Tarawih keliling dilakukan umat Islam Indonesia yang bermukim di Wellington dan kota-kota lainnya di Selandia Baru. (Istimewa)

Tarawih keliling seperti yang dilakukan umat Islam di Indonesia, juga dilakukan umat Islam asal Indonesia yang berdomisili di Wellington dan kota-kota lainnya di Selandia Baru. "KBRI mendukung Ummat Muslim Indonesia (UMI) di Wellington dan Himpunan Ummat Islam Indonesia Auckland (Humia) yang mengadakan tarawih keliling di bulan Ramadan. Setiap akhir pekan kita keliling dari satu tempat ke tempat lain untuk bukber, maghrib dan tarawih bersama," papar Tantowi Yahya.

Lebaran

Umat Islam Indonesia Selandia Baru
Umat Islam Indonesia Selandia Baru menggelar salat Tarawih di KBRI Wellington. (Istimewa)

Saat ini ada sekitar 5.000-an warga Indonesia yang bermukim di Selandia Baru. Mereka yang sebagian besar muslim itu banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perayayaan dan momen hari besar Islam seperti Ramadan, Lebaran dan sebagainya. "Ada sekitar 5.000-an warga Indonesia di New Zealand dan sebagian besar muslim," ungkapnya.

Selama bertugas sebagai Duta Besar, Tantowi Yahya selalu merayakan momen lebaran di New Zealand. "Dubes kan jaga gawang karena ada open house buat warga kita. Biasanya yang hadir sekitar 300 orang. Mereka tak hanya dari Wellington, tapi juga datangdari berbagai daerah di sini," katanya.

 

Tantowi Yahya
Tantowi Yahya. (Hernowo Anggie/Liputan6.com)

Suasananya lebaran di Selandia Baru, kata Tantowi, cukup semarak. Umat Islam yang ada di sana berkumpul satu sama lain. "Ummat muslim biasanya menyewa ruang pertemuan untuk sholat ied. Setelah itu dilanjutkan dengan makan-makan," lanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya