Temuan Nisan Kuno Kuak Hubungan Islam Indonesia dengan Azerbaijan

Sampai kini, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam dan dari negara mana ajaran Islam masuk ke wilayah nusantara.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 06 Jun 2018, 16:04 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 16:04 WIB
Peneliti Indonesia temukan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan nisan kuno di Aceh dan Barus (Istimewa)
Peneliti Indonesia temukan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan nisan kuno di Aceh dan Barus (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Peneliti dari Universitas Indonesia menemukan sebuah nisan kuno di Provinsi Azerbaijan tengah, tepatnya di daerah Sundu dan Maraza. Nisan yang ditemukan tersebut diperkirakan berasal dari abad 11-12 M. Peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya UI Bastian Zulyeno mengatakan ada kemiripan nisan yang ada di Azerbaijan dengan nisan yang ada di Barus dan Aceh.

"Ini ada kemiripan sekali nisan-nisan di wilayah Barus, Sumatera Utara dan Aceh, dengan nisan yang kami temukan di Azerbeijan," ungkap Bastian dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Rabu (6/6/2018).

Hal ini dikuatkan dengan pendapat Bastian yang mengatakan jika dilihat dari material culture, nisan-nisan tersebut memiliki inskripsi dan simbol simbol sufi seperti sepatu dan lentera, syair-syair Persia yang biasa ditulis pada nisan, yang umumnya terdapat pada pemakaman tokoh sufi atau raja-raja.

Diketahui bahwa masyarakat Islam Indonesia merupakan mayoritas di negerinya dan di dunia, namun sejarah masuk dan berkembangnya agama ini untuk pertama kali di wilayah ini masih menjadi bahan perdebatan.

"Sampai kini, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam serta juga asal pembawa ajaran tersebut," ucap Bastian. 

Sementara, kata bastian, teori-teori yang ada tentang masuknya Islam ke Nusantara atau kepulauan Indonesia, dapat dibagi menjadi dua kategori.

Kategori pertama menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam ke Indonesia telah terjadi pada abad ke-7 M, yang berarti hampir bersamaan dengan meluasnya kekuasaan daulah Islamiyyah di bawah kekuasaan Bani Umayyah (661-750) ke luar wilayah Jazirah Arab yang sekarang disebut sebagai Timur-Tengah.

"Pendukung teori pertama ini antara lain: W.P. Groeneveldt, T.W. Arnold, Syed Naquib Al-Attas, J.C. van Leur, Hamka, dan Uka Tjandrasasmita," kata dia.

Sedangkan kategori teori kedua mengatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah kepulauan Indonesia baru terjadi pada abad ke-13 masehi.

Pendukung dari kategori teori kedua ini antara lain: C. Snouck Hourgronje, R.A. Kern, J.P. Moquette, dan Haji Agus Salim. Artinya Islam menyebar ke Nusantara pada masa Bani Abasiyyah (750-1258 M) menjadi penguasa di Timur Tengah.

Islam Indonesia dari Wilayah Kaukasus?

Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie mengunjungi situs nisan kuno di provinsi Azerbaijan Tengah (Istimewa)
Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie mengunjungi situs nisan kuno di provinsi Azerbaijan Tengah (Istimewa)

Menyambung apa yang disampaikan Bastian, Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie mengatakan, jika merunut pada dua teori terebut.

Islam pada masa periode perkenalan dan penyebaran, datang dari wilayah Kaukasus, khususnya Azerbaijan yang saat itu masuk dalam wilayah Persia raya.

"Hal ini menguatkan tentang gelombang kedatangan Islam di Indonesia, selain dari Jazirah Arab juga dari wilayah kaukasus, Azerbaijan yang dibawa oleh para kaum sufi Asia Tengah yg memang tempat berkembang pesatnya gerakan tareqat," kata Husnan di Azerbaijan.

Husnan dan Bastian pun berharap jika penemuan awal ini dapat membuka riset lebih lanjut yang berkeanaan dengan sejarah awal mulanya islam datang ke Indonesia yang sampai hari ini masih bias informasinya. Khususnya hubungan antara Nusantara-Kaukasus, khususnya Azerbaijan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya