Liputan6.com, Jakarta - Bus salat lima waktu (salawat) telah bertahun-tahun menopang kebutuhan jemaah calon haji untuk beribadah di Makkah, Arab Saudi.
Bus itu menyokong perjalanan pergi-pulang jemaah dari halte terdekat hotel ke Masjidil Haram selama 24 jam.
Baca Juga
Salah satu sopir bus salawat itu bernama Ahmad Dawan. Lelaki asal Tulungagung, Jawa Timur, itu telah mengabdikan diri sebagai sopir bus salawat selama delapan tahun.
Advertisement
Selama masa tugasnya, Ahmad punya pengalaman dan pandangan terhadap perilaku jemaah calon haji. Jemaah calon haji Indonesia, kata dia, lebih sopan dibandingkan dengan negara lain.
"Jemaah Indonesia nurut dan tidak banyak permintaan," ujar Ahmad.
Selain mampu mengamati perilaku jemaah, Ahmad bangga dapat menjadi bagian pelayanan terhadap jemaah haji.
"Suka-duka pasti ada, sukanya adalah bisa mengantarkan jemaah haji Indonesia ke Masjidil Haram," kata Ahmad.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rasakan Pengalaman Pahit
Meski demikian, Ahmad juga merasakan pengalaman pahit saat mendapati jemaah calon haji bukan dari Indonesia. Jemaah dari negara lain selalu minta bus buru-buru berangkat.
"Padahal rekannya masih di jalan, akan masuk ke bus. Saya harus sabar," jelas Ahmad.
Selama musim haji ini, Ahmad tidak bekerja sendiri. Selain sopir rekrutan dari WNI, ada juga beberapa imigran dari Pakistan, India, dan Sudan.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci.
Advertisement