Liputan6.com, Jakarta - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja (PPIH Daker) Makkah telah mematangkan rencana untuk melakukan safari wukuf para jemaah calon haji yang sakit.
Mulai dari personel safari wukuf, rencana kerja operasi, dan panduan ritual ibadah sudah disiapkan.
Baca Juga
"Tidak ada bedanya (wukuf) dengan jemaah normal umumnya," ujar Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah, Ansor Sanusi, di Makkah.
Advertisement
Ansor mengatakan, perbedaan signifikan jemaah calon haji safari wukuf yaitu waktunya yang relatif singkat.
"Caranya memboyong jemaah sakit itu, baik dalam kondisi duduk atau berbaring di kendaraan yang melintasi Padang Arafah saat waktu wukuf berlangsung," ucapnya.
PPIH Daker Madinah, lanjut Ansor, sudah menyiapkan bus dan ambulans untuk membawa jemaah yang sakit ke Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Wukuf Harus Dilakukan
Ansor menegaskan, prosesi wukuf merupakan kegiatan vital jemaah haji. Dirawayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa haji adalah wukuf di Arafah (al Hajju Arafah).
Sehingga, kata dia, haji seseorang belum dianggap sah bila tidak wukuf di Arafah. Wukuf dilaksanakan pada pada 9 hingga 10 Dzulhijjah.
"Tetap hadir di Arafah (jemaah yang sakit) dengan segala ritual haji di dalamnya, bimbingan pembacaan talbiyah, doa, dzikir, bacaan Alquran, mendengarkan khutbah wukuf dan sholat Dzuhur dan Ashar, jamak takdim secara qasar," papar Ansor.
Pada musim haji tahun lalu, kata Ansor, jumlah jemaah yang ikut safari wukuf sebanyak 112 orang.
" Kriteria jemaah yang disafari wukufkan menjadi domain Kemenkes, antara lain pasien yang sakit dengan status rawat inap di KKIH (Klinik Kesehatan Ibadah Haji) Mekah," jelas Ansor.
Â
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement