Liputan6.com, Jakarta Manfaat silaturahmi saat lebaran menjadi hal yang paling banyak dicari saat hari raya. Saat lebaran, silaturahmi menjadi agenda utama yang dijalankan. Mengunjungi sanak saudara, memohon maaf pada teman dan sahabat menjadi kegiatan yang selalu dilakukan saat lebaran.
Baca Juga
Advertisement
Momen kembali suci saat lebaran dimanfaatkan umat muslim untuk saling bermaafan dan menyambung kembali tali silaturahmi yang terputus. Manfaat silaturahmi saat lebaran tak hanya sekadar menjalin hubungan baik antar manusia, kegiatan ini juga memupuk keimanan seseorang pada Allah SWT.
Manfaat silaturahmi saat lebaran begitu nyata dirasakan. Dengan silaturahmi, rasa persaudaraan makin erat dan tak ada lagi permusuhan dan kebencian. Bersilaturahmi adalah bagian dari kebutuhan seseorang sebagai manusia. Menjaga hubungan baik dengan sesama memang sangat dianjurkan, terlebih dengan kerabat dan saudara.
Silaturahmi juga merupakan amalan yang amat dianjurkan oleh Allah dan Rasulullah. Tak heran, begitu banyak manfaat silaturahmi saat lebaran yang didapat. Apa saja manfaat silaturahmi saat lebaran?
Berikut manfaat silaturahmi saat lebaran yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/6/2019).
Mengenal silaturahmi
Sebelum memahami lebih jauh mengenai manfaat silaturahmi saat lebaran, ada baiknya untuk mengenali silaturahmi secara dasar. Kata silaturahmi berakar dari bahasa Arab, yaitu shilah, yang berarti hubungan atau relasi, dan rahim berarti kerabat atau kasih sayang. Silaturahmi dimaknai sebagai hubungan kekerabatan atas dasar kasih sayang.
Menjaga silaturahmi sangat penting. Allah SWT telah berfirman dalam QS Al Anfaal ayat 63 yang berbunyi,
"Kalau kalian tidak mengerjakan apa yang Aku perintahkan itu (yaitu untuk berukhuwah, bersilaturahmi) tentu akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar."
Berbagai perintah untuk menjalankan silaturahmi juga tertuang dalam beberapa ayat Alquran dan hadis. Ayat tersebut diantaranya adalah:
Allah Ta’ala memerintahkan untuk menyambung tali silaturahim, dalam firman-Nya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36).
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk menyambung silaturahim, dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam” (HR. Bukhari).
Advertisement
Mendekatkan diri Pada Allah
Menyambung tali silaturahmi merupakan salah satu bentuk kecintaan dan ketakwaan seorang hamba. Hal tersebut dibuktikan dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”
Silaturahmi sebagai tanda keimanan juga diungkapkan melalui sabda Rasulullah:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (Hadis Riwayat Abu Hurairah)
Menyambung tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?” Ia menjawab: iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu”
Dengan begitu, silaturahmi menjadi ajang mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini karena Allah memerintahkan hambaNya untuk menjaga keutuhan antar sesamanya. Allah juga menjanjikan pahala bagi siapa saja yang mampu menjaganya dan Dia juga tidak segan memberikan peringatan bagi mereka yang memutus keutuhan tali silaturahmi.
Memperluas rezeki
Dengan bersilaturahmi, seseorang dapat memperluas rezeki orang lain dengan bantuan yang diberikan. Allah SWT. pun menjanjikan kemudahan dan pahala bagi siapa saja yang mampu memperpanjang tali silaturahmi dan memudahkan urusan saudaranya.
Janji Allah tersebut tertuang dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah:
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Bersedekah kepada keluarga lebih diutamakan daripada bersedekah kepada orang lain. Mengunjungi sanak saudara dan bersedekah adalah salah satu perbuatan mulia dan memiliki faedah yang besar. Hal ini tertuang pada hadis yang berbunyi:
“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
Advertisement
Kunci masuk surga
Karena keutamaan silaturahmi begitu besar, Allah menjanjikan pintu surga bagi hamba yang menjalankannya. Hal ini sesuai pada hadis yang berbunyi:
“Engkau menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam satu riwayat:
“Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga.”
Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim)