Kisah Bilal bin Rabbah, Muazin Pertama yang Dicintai Rasulullah

Bilal adalah muazin bersuara merdu yang membuat hati umat muslim tergetar dengan suara azannya.

oleh Fadjriah Nurdiarsih diperbarui 19 Mei 2020, 04:45 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 04:45 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bilal bin Rabbah masuk Islam ketika masih menjadi budak Bani Jumal di Kota Mekkah. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam, dia disiksa secara terus menerus.

Sang majikan meminta Bilal meninggalkan Islam dan kembali kepada orang-orang Quraisy. Dia juga berjanji akan membebaskan Bilal dari pekerjaannya. Namun Bilal menolak.

Majikan Bilal bernama Umayah bin Khalaf semakin meradang. Ia terus menghujani siksaan terhadap Bilal dengan batu panas.

Hingga suatu siang menjelang waktu zuhur, Bilal diseret orang Quraisy ke padang pasir lagi. Meskipun telah berhari-hari disiksa, Bilal tetap sabar, tenang dan tak goyah imannya.

Saat penyiksaan berlangsung, tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang. Dia membeli Bilal. Umayah bin Khalaf sangat senang.

"Bawalah ia! Demi Lata dan Uzza, seandainya harga tebusannya tidak lebih dari satu uqiyah, pastilah ia akan kulepas juga!" kata Umayah.

Tak berselang lama, Abu Bakar menghadap Rasulullah. Dia menyampaikan kabar gembira tentang kebebasan Bilal. Rasulullah menyambut baik kabar tersebut.

 

Muazin pertama dalam Islam

Setelah kaum Muslimin hijrah dan menetap di Madinah, Rasulullah mensyariatkan azan untuk melakukan salat. Rasulullah kemudian menunjuk Bilal sebagai muazin pertama dalam Islam.

Bilal mulai mengumandangkan azan. Suaranya terdengar merdu dan empuk. Bilal mengisi hati kaum Muslimin dengan keimanan, mengisi telinga dengan keharuan.

Setelah Rasulullah wafat, Bilal mewakafkan dirinya di medan perang. Namun Abu Bakar sempat melarang. Abu Bakar ingin Bilal tetap menjadi muazin bagi kaum Muslimin.

"Siapa lagi yang akan menjadi muazin bagi kami nanti?" tanya Abu Bakar dengan air mata berlinang.

"Saya tidak akan menjadi muazin lagi bagi orang lain setelah Rasulullah," jawab Bilal.

Bilal mengumandangkan azan terakhir ketika Umar bin Khattab datang ke Syria. Orang-orang menggunakan kesempatan tersebut dengan memohon kepada Umar agar meminta Bilal menjadi muazin untuk satu salat saja.

Umar langsung memanggil Bilal dan memintanya menjadi muazin saat waktu salat tiba. Bilal pun naik ke menara dan mengumandangkan azan.

Para sahabat yang pernah mendengar suara azan Bilal semasa hidup Rasulullah menangis. Umar bin Khattab juga menangis tersedu-sedu karena mengingat kenangan-kenangan bersama Nabi Muhammad.

 

Sumber : Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya