Pembatasan COVID-19 Longgar, Ramadhan 2022 Muslim Bangladesh Lebih Tradisional

Ramadhan 2022 menjadi lebih nyaman untuk Muslim di Bangladesh, sebab aturan COVID-19 mulai dilonggarkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi sajian kurma ketika berbuka puasa/ Pixels
Muslim di Bangladesh kembali mengadakan Ramadhan dengan lebih lelusa karena aturan COVID-19 dilonggarkan. Ilustrasi sajian kurma ketika berbuka puasa/ Pixels

Liputan6.com, Dhaka - Ramadhan 2022 di Bangladesh berbeda dari dua tahun terakhir. Pemerintah sudah melonggarkan aturan COVID-19, sehingga mobilitas masyarakat lebih lancar untuk mengadakan Ramadhan secara tradisional. 

Dilansir VOA Indonesia, Jumat (22/4/2022), Muslim di Bangladesh menikmati suasana Ramadhan yang lebih normal setelah menghadapi berbagai restriksi terkait pandemi yang membatasi berbagai kegiatan selama dua tahun ini.

Pasar-pasar kembali sibuk, orang-orang dapat bepergian menengok keluarga dan sahabat, dan masjid-masjid kembali dapat menyelenggarakan jamuan berbuka puasa atau iftar dengan hadirin dalam jumlah besar.

Kawasan perbelanjaan Pasar Baru dipenuhi pembeli. Warga Bangladesh di negara berpenduduk mayoritas Muslim ini sibuk berbelanja hadiah dan sepatu untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Ini perbedaan nyata daripada suasana dua tahun belakangan, sewaktu pandemi Virus Corona membuat pemandangan seperti itu terhenti.

Tetapi setelah jumlah kasus harian dan kematian baru akibat COVID-19 terus turun, pemerintah Bangladesh mencabut berbagai restriksi. Mengenakan masker masih diwajibkan di ruang publik tetapi peraturan itu lebih banyak diabaikan di berbagai penjuru Bangladesh.

Perhatian kini beralih pada persiapan merayakan Lebaran.

Warga Dhaka, Husneara Begum, mengatakan,"Sungguh, saya senang sekali. Saya tidak dapat menikmati Idul Fitri selama dua tahun terakhir. Kali ini saya akan merayakannya sesuai keinginan saya. Saya akan bertemu kerabat dan mengunjungi rumah mereka. Beberapa ada yang berkunjung ke rumah mereka di desa, dan ada juga yang tetap tinggal di Dhaka. Ini membuat saya gembira.”

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Khawatir Inflasi

Menu Ramadan
Inflasi bisa berdampak ke kenaikan harga makanan.

Inflasi tinggi menyusul lonjakan harga BBM dan bahan makanan, menimbulkan situasi yang sedikit lebih sulit sepanjang Ramadan.

Sementara orang-orang mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan yang lebih sibuk daripada biasanya, banyak yang mengatakan kenaikan harga semakin memprihatinkan, terutama bagi pembelanja yang anggarannya terbatas.

Bisnis juga bersikap hati-hati. Mereka berharap meraup kembali sebagian laba yang hilang akibat penutupan selama pandemi, tetapi jalan masih panjang untuk itu. 

Pemilik toko L-Mohammad, Mohammed Nazibul Islam, mengatakan,"Harga produk dinaikkan untuk mengatasi sejumlah masalah ekonomi. Ini terjadi karena masa dua tahun belakangan. Produksi berhenti tetapi pengeluaran kami tidak. Gaji staf, tagihan listrik toko, tidak berhenti.

"Kami harus membayarnya meskipun toko-toko tutup. Kami harus menutupnya dengan uang kami sendiri. Kita sedang dalam masa pemulihan. Bukan hanya saya, tetapi semua pengusaha menghadapi masalah serupa. Syukurlah, ini berjalan lancar. Tetapi kami tidak dapat pulih sepenuhnya kali ini. Perlu waktu.”

 

Pasar Kaget di Dhaka

FOTO: Denyut Aktivitas di Bangladesh saat Pencabutan Lockdown
Mobilitas di Dhaka kembali aktif usai pelonggaran aturan COVID-19.

Sahara Sabnom, seorang eksekutif teknologi informasi, mengatakan dua tahun ini merupakan masa yang sulit baginya. Tetapi sewaktu ia bersiap untuk berbagi aneka buah dan makanan lezat lainnya, ia merasa lebih optimistis akan masa depan.

"Semua orang takut akan virus corona selama dua tahun terakhir. Kami juga takut. Saya bekerja di rumah sakit dan anak saya masih kecil. Kami hidup dalam ketakutan. Saya kehilangan pekerjaan. Tetapi dengan izin Allah, situasi negara membaik. Kasus virus corona telah berkurang. Saya mendapat pekerjaan baru. Insyaa Allah, kami akan merayakan Idul Fitri dengan gembira. Saya akan berbelanja untuk semua. Saya tidak dapat mudik ke kampung saya selama dua Idul Fitri terakhir dan rindu merayakannya bersama orang tua saya. Kali ini saya berharap dapat pulang kampung. 

Di Dhaka, pasar-pasar kaget untuk berbuka puasa ramai dikunjungi. Aneka buah dan makanan disiapkan untuk dibagikan begitu azan berkumandang.

 

Bisa Gelar Iftar Lagi Setelah 2 Tahun Pandemi COVID-19 dengan Kasus Tinggi

Ilustrasi puasa, bulan Ramadan
Ilustrasi puasa, bulan Ramadan

Setiap hari selama Ramadan, ribuan Muslim berkumpul di masjid nasional Dhaka untuk sholat, memohon rahmat, berkah dan ampunan.

Setelah sholat, makanan juga disajikan di masjid bagi mereka yang tidak mampu membeli makanan berbuka.Ini adalah kembalinya kegiatan rutin Ramadan yang disambut gembira.

Sekretaris Komite Masjid Baitul Mokarram Mizanur Rahman Manik, mengemukakan,"Karena peraturan pemerintah selama pandemi dalam dua tahun terakhir ini, kami tidak dapat menyelenggarakan iftar. Tahun ini, peraturan telah dilonggarkan, kami dapat kembali memulai ini.”

INFOGRAFIS: Kenaikan Harga Pangan Pada Ramadan 2021 (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis kenaikan pangan selama Ramadhan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya