Minum 1 Liter Air Masing-Masing Saat Sahur dan Buka Puasa Cegah Infeksi Saluran Kemih

Menjaga hidrasi tubuh selama berpuasa yakni dengan cara minum 1 liter air saat sahur dan 1 liter lagi ketika berbuka puasa, menjadi salah satu upaya agar pasien tidak terkena infeksi saluran kemih.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2022, 06:15 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay
Ilustrasi Air Minum/ Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pasien infeksi saluran kemih (ISK) disarankan untuk memenuhi asupan cairan selama Ramadhan. Salah satunya dengan mengonsumsi 1 liter air ketika sahur, seperti disampaikan spesialis urologi dr Adistra Imam Satjakoesoemah.

Adistra mengatakan, konsumsi satu liter air masing-masing ketika sahur dan berbuka puasa penting dilakukan pasien ISK meski terkadang hal itu membuat tak nyaman.

"Kalau saya sarankan, pasien saat saat sahur dan berbuka cukupi kebutuhan hidrasi, misalnya 1,5 hingga 2 liter. Saat sahur minum 1 liter saja. Saya tahu pasti tidak enak, terkencing-kencing pas day time," ujar dokter yang berpraktik di RS Medistra dalam sebuah webinar, dilansir Antara.

Menurutnya, menjaga hidrasi tubuh selama berpuasa yakni dengan cara minum 1 liter air saat sahur dan 1 liter lagi ketika berbuka puasa, menjadi salah satu upaya agar pasien tidak terkena infeksi saluran kemih.

"Ini salah satu kita menjaga supaya tidak terkena infeksi. Saat berbuka dipenuhi lagi 1 liter sisanya," kata Adistra.

Infeksi saluran kemih (ISK), merujuk pada Mayo Clinic, bisa terjadi pada bagian mana pun dari sistem kemih yakni ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Sebagian besar infeksi melibatkan saluran kemih bagian bawah, kandung kemih, dan uretra. 

Infeksi biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke salurah kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak di kandung kemih. Minum banyak cairan, terutama air putih bisa membantu mengencerkan urine dan memastikan Anda akan buang air kecil lebih sering sehingga bakter bisa keluar dari saluran kemih sebelum terjadi infeksi. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sering Berkemih Gejala Penyakit Berbeda

Sementara itu, sering berkemih menurut Adistra bisa jadi termasuk penyakit berbeda. Misalnya ada masalah pada fungsi kandung kemih sehingga menyebabkan sering buang air kecil atau disebut dengan overactive bladder (OAB). Kondisi ini, kata Adistra, paling sering dialami perempuan dan sebaiknya segera dikonsultasikan pada dokter jika mengalaminya.

"Nanti, mengenai masalah seringnya kencingnya sendiri, itu bisa juga penyakit berbeda, pada wanita yang sering terjadi overactive bladder. Baiknya kalau ada masalah kencing sebaiknya periksakan diri ke urolog, nanti ada terapi khusus," kata Adistra.

Infeksi saluran kemih lebih sering dialami oleh perempuan. Bahkan kemungkinan untuk mengalami kondisi ini pada perempuan adalah 1:2. Mengutip WebMD, ahli mengatakan, banyak perempuan yang terkena infeksi saluran kemih berulang. Terkadang kondisi tersebut dialami selama bertahun-tahun.

Kemungkinan pria untuk mengalami infeksi saluran kemih adalah 1 banding 10 dalam hidup mereka.

Adapun gejala ISK yakni:

  • sensasi panas ketika buang air kecil
  • rasa ingin buang air kecil yang sering muncul, meskipun urine yang keluar sedikit
  • urine berwarna pekat atau berdarah dengan aroma tidak biasa
  • merasa lelah demam atau kedinginan (ini merupakan pertanda bahwa infeksi telah mencapai ginjal)
  • rasa nyeri atau tertekan di bagian belakang atau bawah perut

Jenis ISK

Seperti telah disinggung sebelumnya, infeksi saluran kemih bisa terjadi di bagian mana pun pada saluran tersebut. Setiap tipe ISK memiliki nama yang berbeda, tergantung pada bagian mana infeksi menyerang.

  • Sistitis (kandung kemih): Anda mungkin merasa sering ingin buang air kecil, atau mungkin merasa sakit saat buang air kecil. Anda mungkin juga mengalami sakit perut bagian bawah dan urin keruh atau berdarah.
  • Pielonefritis (ginjal): Ini dapat menyebabkan demam, menggigil, mual, muntah, dan nyeri di punggung bagian atas atau samping.
  • Uretritis (uretra): Ini dapat menyebabkan keluarnya cairan dan rasa terbakar saat Anda buang air kecil.

Diagnosis infeksi saluran kemih dilakukan dengan tes urine untuk mengetahui apakah ada bakteri penyebab ISK.

Bila dokter mencurigai adanya masalah pada saluran kemih, Anda mungkin disarankan untuk menjalani tes ultrasound, CT scan, atau scan MRI.

Umumnya pengobatan infeksi saluran kencing dengan pemberian antibiotik oleh dokter. Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai yang diresepkan dokter. Jangan hentikan meminum obat yang diresepkan jika obat belum sepenuhnya habis.

Minum banyak air juga membantu mengeluarkan bakteri dari dalam tubuh. Dokter juga mungkin akan memberikan pereda nyeri. Ini akan membantu meredakan nyeri ketika mengalami ISK.

 

Penyebab ISK

Infeksi saluran kemih menjadi alasan utama mengapa dokter menyuruh wanita untuk membilas atau menyeka organ intim dari depan ke belakang setelah berkemih.

Letak uretra, tabung yang menampung air kencing dari kandung kemih ke luar tubuh, dekat dengan anus. Bakteri dari usus besar, seperti E. coli, terkadang bisa keluar dari anus dan masuk ke uretra. Dari sana, mereka dapat melakukan perjalanan ke kandung kemih Anda dan, jika infeksi tidak diobati, dapat terus menginfeksi ginjal Anda, dilansir WebMD.

Wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria. Hal itu membuat bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih. Berhubungan intim juga bisa menyebabkan memasuknya bakteri ke dalam saluran kemih. Karenanya disarankan untuk segera membersihkan diri selepas bercinta dengan pasangan.

Beberapa wanita lebih mungkin terkena ISK karena faktor gen mereka. Selain itu, bentuk saluran kemih pada beberapa wanita juga membuat mereka berpeluang lebih besar untuk terinfeksi.

Adapun wanita dengan diabetes mungkin berisiko lebih tinggi terkena ISK karena sistem kekebalan mereka yang lemah membuat mereka kurang mampu melawan infeksi. Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko Anda diantaranya perubahan hormon, multiple sclerosis, dan apa pun yang memengaruhi aliran urine, seperti batu ginjal, stroke, dan cedera tulang belakang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya