Liputan6.com, Jakarta - Pendidikan seksual penting diajarkan sejak dini untuk anak dan remaja. Dengan edukasi seks ini, diharapkan anak-anak sudah sejak dini menyadari berbagai hal mengenai seksual dasar, hingga lanjutan.
Pada tingkat anak-anak, tentu saja yang diperkenalkan adalah berbagai identifikasi mendasar mengenai organ vital, aqil baligh, dan sebagainya. Baru ketika umur cukup, akan diajarkan tingkat lanjutannya.
Advertisement
Melalui pendidikan seks yang baik, harapannya setelah anak tumbuh dewasa ia dapat memahami apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan terkait aktivitas seksualnya.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, seks adalah bagian dari kehidupan manusia yang tak terpisahkan. Dengan pendidikan seks yang baik, maka kehidupan seksual seseorang juga akan menjadi baik pula. Tentu saja, ini adalah untuk pasangan menikah, atau halal.
Dalam khazanah Islam, dikenal berbagai kitab pendidikan seks dan rumah tangga. Misalnya, kitab Qurrotul Uyun karya Syekh Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun, Uqudul Lujain karya Syekh Nawawi al-Bantani, Dhau’ al-Misbah fi Bayani Ahkam an-Nikah karya KH. Hasyim Asy’ari, Fathul Izar karya Agus Abdullah Fauzi, Irsyadu Zaujain karya Muhammad Utsman dan lainnya.
Dari kitab-kitab edukasi seks tersebut, tampaknya kitab Qurratul Uyun-lah yang menjadi primadona. Kitab ini menjadi favorit para santri. Salah satunya, karena ada penjelasan bersenggama secara eksplisit, termasuk doa, foreplay, hinga posisi seks terbaik. Berikut adalah ulasan kitab Qurrotul Uyun.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Waktu hingga Etika Bersenggama
Mengutip laman NU, Qurrotul Uyun merupakan kitab berbentuk syarah dari nazham (Syair) yang ditulis oleh Syekh Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun. Sebagaimana kitab syarah pada umumnya, Syekh Tahami menyajikan ulasan yang memahamkan secara runut pada tiap bait-bait.
Tetapi, Syekh Tahami memiliki kelihaian dan keluwesan bahasa yang benar-benar mudah ditangkap oleh pembaca. Qurrotul Uyun menyajikan pembahasan senggama secara lengkap dan gamblang, mulai dari pemilihan waktu yang tepat, tata cara foreplay yang dianjurkan, bagaimana posisi yang unggul dan doa-doa yang harus dibaca.
Beberapa hal yang dibahas dalam kitab Qurratul Uyun di antaranya:
1. Waktu Berhubungan Intim
Waktu terbaik untuk seorang suami-istri berbulan madu atau bersenggama adalah setelah Isya’, boleh juga dilakukan setelah Maghrib sebelum Isya’. Hendaknya suami melarang siapapun berhenti atau duduk di dekat pintu kamarnya, agar tidak ada yang mengganggu saat bersenggama.
Doa yang dibaca oleh suami-istri setelah sepakat akan bersenggama adalah 'Allahumma Jannibna as-Syaithan wa Jannibis Syaithana ma Razaqtana'.
2. Etika Bersenggama
Etika yang harus dipenuhi oleh seorang suami-istri adalah kebersihan badan dan hatinya sebelum bersenggama. Hendaknya keduanya sudah bertobat dari dosa-dosanya selama ini.
Setelah suci batinnya, suami-istri juga dalam keadaan suci lahiriahnya baik itu dengan mandi dan wudlu terlebih dahulu. Keadaan suci lahir batin ini mencerminkan terpenuhinya agama dalam kehidupan rumahtangga, sebagaimana dimaksudkan dalam hadis Nabi:
"Barangsiapa telah menikah, maka ia sejatinya telah menyempurnakan setengah agamanya. Maka hendaknya bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya". (HR. Muslim).
Saat bersuci inilah, hendaknya si suami membasuh kedua tangan dan kakinya dan istrinya dalam satu wadah (ember) air. Lalu suami membaca Asmaul Husna dan shalawat Nabi, kemudian air bekas basuhan itu disiramkan ke setiap sudut rumah. Hal ini dapat menjadi wasilah hilangnya keburukan dan was-was setan.
2. Melakukan Kesunahan
Seyogyanya, sebelum berhubungan suami istri, memulai dengan kesunnahan, seperti memakai parfum, mendahulukan kaki kanan saat memasuki kamar lalu mengucapkan: ‘Bismillahi wassalamu ‘ala Rasulihis salamu ‘alaikum.
Selanjutnya mengerjakan shalat dua rakaat atau lebih banyak. Lalu membaca surat al-Fatihah sebanyak tiga kali, surah al-Ikhlas sebanyak tiga kali, shalawat Nabi tiga kali, bertasbih dan berdoa kepada Allah. Setelah itu, hendaknya si suami menghadap istri, lalu letakkan tangan di atas ubun-ubun istrinya sambil berdoa:
“Ya Allah, aku memohon kebaikan kepada-Mu dan kebaikan tabiat yang telah Engkau tetapkan kepadanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istri dan keburukan tabiat yang telah Engkau tetapkan baginya.”
Lalu membacakan surat-surat Al-Qur’an seperti al-Waqi’ah, an-Nashr, Al-Insyirah ataupun Ayat Kursi. Doa-doa ini lebih baik dibaca setiap hari bukan saat hendak bersenggama saja.
Advertisement
Foreplay hingga Posisi Terbaik Seks
4. Foreplay
Hendaknya didahului dengan foreplay plus dzikrullah, yakni sewaktu mulai senggama, membelai badan istri sambil berdzikir, membelai leher istri dan mememeluknya lalu membaca “Ya Raqib” tujuh kali dipungkasi dengan “Fallahu khairun hafidzhan wahuwa arhamur rahimin.” Bacaan ini merupakan peringatan untuk menjaga diri.
5. Kepercayaan Diri
Hendaknya si suami percaya diri dan tidak grogi, lalu merangkai kata-kata rayuan yang indah, agar si istri tidak resah dan takut diajak bersenggama. Buatlah hati si istri berbunga-bunga agar dirinya ceria dan riang gembira. Sebab, malam pertama merupakan peristiwa baru dan pastinya diselingi pertanyaan, apakah senggama sakit atau nikmat?
Di samping itu suami hendaknya menyuapi istrinya tiga kali suapan. Dan hendaknya si suami menjauhi makanan yang dapat melemahkan syahwatnya, seperti makanan yang asam, bawang, mentimun, kedelai dan lainnya.
6. Posisi Bersenggama
Ihwal posisi bersenggama, menurut para ulama posisi paling baik adalah si suami di atas dan istri di bawah, lalu pinggul istri diganjal dengan bantal. Lalu suami bisa penetrasi pada vaginanya dengan tempo sesuka hatinya.
Sebelum memasukkan zakar ke dalam vagina hendaknya suami membaca basmalah. Boleh juga si suami mendatangi istri dari arah belakang (doggy style), zakar tetap dimasukkan pada vagina dari arah belakang.
Haram hukumnya memasukkan zakar pada dubur, apapun alasannya. Dan hendaknya si suami membuat si istri mencapai klimaks atau orgasme dalam setiap persenggamaan. Hendaknya suami mampu bersenggama hingga tiga atau empat kali orgasme agar istrinya benar-benar terpuaskan.
7. Etika Ronde Kedua
Ketika hendak mengulangi senggama setelah ejakulasi pertama, hendaknya menunggu beberapa saat agar zakar benar-benar sudah lemas, lalu membasuhnya dengan air yang sedang, bukan air dingin, agar terasa segar kembali.
Bisa juga si suami wudlu atau mandi terlebih dahulu. Lalu mengulangi senggamanya berkali-kali.
Sedangkan si istri tidak dianjurkan membasuh vaginanya karena bisa melonggarkan dan menurunkan gairah seksnya. Cukup dilap saja dengan kain bersih.
Begitulah sebagian adab bersenggama yang dipaparkan oleh Syekh Tahami. Selain itu, masih banyak pembahasan lainnya. Hubungan suami istri memiliki sisi-sisi yang menarik disimak dan perlu belajar panjang sebelum benar-benar mampu memasukinya.
Apabila seorang calon suami belum belajar kitab ini, rasa-rasanya ia tak akan menemukan indahnya teknik-teknik bercinta sekaligus menangkap hikmah dan rahasia di balik kenikmatan berumahtangga yang sudah dipelajari panjang lebar dalam kehidupan kaum Muslimin sepanjang sejarah.
Syekh Tahami memamaparkan dengan sangat baik dan menggugah bagaimana suami istri bisa menikmati keharmonisan rumahtangga. Akhirnya, kitab ini menjadi salah satu rujukan utama bagi para santri untuk memahami bagaimana cara membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Wallahu ‘Alam bishawab.
(Sumber: Alif.id via nu.or.id)
Tim Rembulan