1 Abad NU, Ini Doa Ketum PP Muhammadiyah untuk Nahdlatul Ulama

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat kepada Nahdlatul Ulama (NU) atas usianya yang memasuki 100 tahun. Haedar juga berdoa untuk kebaikan organisasi Islam terbesar di Indonesia ini di momentum 1 Abad NU.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 07 Feb 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2023, 16:30 WIB
Pertemuan PBNU dan Muhammadiyah-Said Aqil Siradj-Haedar Nashir
Ketum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir memberi keterangan di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3). Pertemuan membahas implementasi Islam yang damai dan toleran menuju Indonesia berkeadilan dalam menyongsong tahun politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat kepada Nahdlatul Ulama (NU) atas usianya yang memasuki 100 tahun. Haedar juga berdoa untuk kebaikan organisasi Islam terbesar di Indonesia ini di momentum 1 Abad NU.

"Selamat Satu Abad NU, semoga Allah melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya," kata Haidar dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa (7/2/2023).

Terkait tema Harlah 1 Abad NU “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru", Haedar berharap NU menjadi ormas Islam Indonesia yang bangkit dan digdaya. 

“Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar bukan hanya pada kekuatan ragawi tetapi juga ruhani dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama," ucapnya.

Memasuki abad kedua, Haedar Nashir juga berharap NU semakin hadir memperbarui dan membangkitkan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia menuju keunggulan berlevel Khaira Ummah sebagaimana pesan Al-Qur'an.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Pilar Strategis

Haedar menuturkan, NU dan Muhammadiyah merupakan pilar strategis Islam Indonesia. Keduanya memahat pandangan dan praktik keagamaan yang kokoh, moderat, dan berorientasi Islam rahmatan Lil-‘alamin.

Kedua organisiasi ini menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan serba utama bagi sesama kaum muslimin sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam.

“Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika," tutur Haedar.

Menurut Haedar, NU dan Muhammadiyah memiliki kekhasan masing-masing yang dapat bersinergi. NU dengan semangat merawat tradisi dan Muhammadiyah dengan orientasi reformasi budaya bisa sinergi dan menjelma menjadi penjaga bangunan keindonesiaan yang mengintegrasikan agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa sebagai nilai utama dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya