3 Peristiwa Penting Islam di Bulan Sya’ban, Peralihan Kiblat hingga Penyerahan Amal

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban menyebutkan tiga peristiwa penting di bulan Sya’ban. Yakni peralihan kiblat, penyerahan amal, dan penurunan ayat tentang anjuran berselawat kepada Rasulullah SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 22 Feb 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 06:30 WIB
Masjid Indah di Dunia:
Jamaah haji mengelilingi Ka’bah dengan menjaga jarak di Masjidil Haram, kota suci Mekkah, Arab Saudi (31/07/2020) (Kementerian Media Saudi / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap bulan dalam kalender Hijriah terdapat peristiwa-peristiwa penting di baliknya. Misalnya, pada Rabiul Awal ada peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW dan Rajab ada Isra Mi’raj yang menghasilkan perintah kewajiban menunaikan salat lima waktu.

Peristiwa-peristiwa penting juga ada di bulan Sya’ban. Bulan ini dikenal dengan malam Nisfu Sya’ban, malam yang dianjurkan umat Islam untuk berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT.

Pada malam Nisfu Sya’ban Allah SWT akan mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang bermusuhan. Hal ini sebagaimana keterangan hadis berikut.

“Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR at-Thabrani dan Ibnu Hibban)

Selain malam Nisfu Sya’ban, sebenarnya masih ada peristiwa penting lainnya di bulan Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban menyebutkan tiga peristiwa penting di bulan Sya’ban.

Ketiga peristiwa tersebut yaitu peralihan kiblat, penyerahan amal, dan penurunan ayat tentang anjuran berselawat kepada Rasulullah SAW. Berikut adalah uraian setiap peristiwa di bulan Sya’ban yang dikutip dari situs NU, Selasa (21/2/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


1. Peralihan Kiblat

Suasana Masjidil Haram Usai Pembatasan COVID-19 Dilonggarkan
Jemaah haji mengelilingi Ka'bah tanpa menjaga jarak untuk pertama kalinya sejak awal pandemi virus corona di Masjidil Haram , di kota suci umat Islam Mekkah, Arab Saudi, Minggu (17/10/2021). Masjidil Haram di Kota Makkah Arab Saudi beroperasi dengan penuh. (AP Photo/Amr Nabil)

Kiblat pertama kali umat Islam bukanlah Ka’bah di Masjidil Haram, tapi ke Masjidil Aqsa. Selama 16-17 bulan umat Islam berkiblat ke Masjidil Aqsa. 

Kemudian ada peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram yang terjadi pada bulan Sya’ban. Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban. 

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.  

 قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ 

Artinya: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”


2. Penyerahan Amal kepada Allah

Ilustrasi doa, harapan, Islami
Ilustrasi doa, harapan, Islami. (Image by jcomp on Freepik)

Semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT pada bulan Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadits riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW. 

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” 

Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.” 

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh. Menurut Sayyid Muhammad Alawi, penyerahan amal kepada Allah SWT tidak selalu di bulan Sya’ban. 

Ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Sya’ban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan. Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.


3. Penurunan Ayat tentang Anjuran Berselawat kepada Rasulullah SAW

Ilustrasi muslim, Islami
Ilustrasi muslim, Islami. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Menurut Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya serta Ibnu Hajar Al-Asqalani, ayat tentang anjuran berselawat kepada Rasulullah SAW diturunkan pada bulan Sya’ban tahun ke-2 Hijriah. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Ahzab.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab ayat 56)

Karena ayat tersebut, Ibnnu Abi Shai Al–Yamani menamakan Sya’ban sebagai Syahru sholaati ‘ala Nabiyi shalallahu alaihi wassalam atau bulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. 

Wallahu’alam.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya