Tatkala Muslim Mengungsi ke Gunung Thur karena Ganasnya Ya'juj dan Ma'juj Jelang Kiamat

Pada zaman Ya’juj Ma’juj banyak kaum muslimin yang menderita, hidup serba susah dan sengsara, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang meninggal, karena sullit mendapatkan makanan dan air

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi hari kiamat
Ilustrasi hari kiamat. (Sumber cuplikan video End Time Prophecies)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tanda kiamat adalah munculnya Ya'juj dan Ma'juj. Ya'juj Ma'juj akan bertebaran di dunia dan berbuat kerusakan.

Saat Ya'juj dan Ma'juj merajalela, umat manusia akan mengalami kesusahan berkepanjangan. Pada zaman Ya’juj Ma’juj banyak kaum muslimin yang menderita, hidup serba susah dan sengsara, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang meninggal, karena sullit mendapatkan makanan dan air.

Semua tanaman dan air habis dilalap oleh Ya’juj Ma’juj. Karena itu, kaum muslimin bersama dengan Nabi Isa AS mengungsi ke gunung Thur untuk menyelamatkan diri dari kerusakan yang dilakukan oleh Ya’juj Ma’juj:

Di gunung itupun kaum muslimin lama-kelaman juga kesulitan makanan, persediaan bekal yang dibawanya habis. Untuk turun ke gunung tidak mungkin, di samping tidak ada makanan di bawah, juga khawatir akan menjadi mangsa Ya’juj Ma’juj.

Akhirnya, satu-satunya jalan adalah memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala. Nabi Isa AS dan kaum Muslimin kemudian berdoa kepada Allah agar Ya'juj Ma’juj dimusnahkan.

Allah kemudian mengabulkan do'a Nabi Isa dan kaum muslimin tersebut, dengan menurunkan ulat yang banyak sekali untuk mengerogoti leher Ya’juj Ma’juj. Ada yang berpendapat, Allah menurunkan penyakit hidung pada Ya’juj Ma’juj. Dalam waktu singkat seluruh Ya’juj Ma’juj mati secara bersamaan, tidak ada yang tersisa.

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa matinya Ya’juj Ma’juj itu disebabkan amukan angin taufan, yaitu angin yang pernah digunakan untuk membinasakan kaum ‘Ad. Akibat dari besarnya tiupan angin tersebut, dalam waktu satu jam Ya’juj Ma’juj sudah mati semua tidak ada yang tersisa.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Musnahnya Ya'juj dan Ma'juj

Nabi Isa AS dan kaum muslimin kemudian bersyukur kepada Allah atas pertolongan-Nya. Namun mereka masih dinahapkan oleh kesulitan yang lain, yaitu banyaknya bangkai Ya'juj Ma‘juj yang berserakan di mana-mana, apa lagi bangkai-bangkai tersebut sudah membusuk yang baunya menusuk hidung.

Lalu Nabi Isa AS dan kaum musiimin berdoa kepada Allah agar bangkai-bangkai Ya’juj Ma’juj itu dihilangkan dari permukaan bumi. Tidak begitu lama do'a mereka dikabulkan. Allah mengutus ribuan burung yang besarnya seperti unta. Burung-burung ini menyambar setiap bangkai Ya’juj Ma’juj sampai habis tidak tersisa, lalu bangkai-bangkai dibuang di tempat yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Dalam riwayat yang lain disebutkan: Bangkai-bangkai Ya’juj Ma’juj itu dibuang di tengah samudera, kemudian dimakan oleh ikan sampai ikan-ikan yang ada di samudera menjadi gemuk-gemuk, karena belum pernah menemukan makanan daging yang begitu banyaknya."

Melihat adanya pertolongan Allah ini Nabi Isa AS dan kaum muslimin memanjatkan syukur kepada-Nya. Namun masih ada lagi masalah yang mengharuskan memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah, yaitu banyaknya kotoran tahi yang ditinggalkan oleh Ya’juj Ma’juj, kotoran ini berserakan di mana-mana, hampir tidak ada tempat yang tidak dikotori olen Ya’juj Ma’juj.

Untuk itu, Nabi Isa dan kaum muslimin berdoa lagi kepada Allah, memohon diberi pertolongan agar permukaan bumi ini bersih dari kotoran Ya’juj Ma’juj. Allah lalu menurunkan hujan yang lebat sekali, akhirnya dalam waktu singkat kotoran-kotoran Ya’juj Ma’juj ini hilang dari permukaan bumi terbawa oleh air hujan.

Ada sebagian Mufassir mengatakan: Bau busuknya kotoran Ya’juj Ma’juj ini tujuh tahun baru bisa hilang.

 

Zaman Keemasan Usai Musnahnya Ya'juj dan Ma'juj

Seluruh peristiwa di atas telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdaNya:

Maka Yajuj Majuj dikirim oleh Allah, mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi. Barisan muka mereka melalui danau Tibris, lalu mereka meminum air danau tersebut sampai habis. Kemudian barisan terakhir lewat pula di situ, lalu mereka mengatakan: “Bahwa di sini dulu pernah ada air’.

Nabi Isa dan kawan-kawannya terkepung (oleh Yajuj Majuj sampai kekurangan makanan), sehingga sebuah kepala sapi bagi masing-masing mereka lebih berharga dibandingkan dengan seratus dinar bagi setiap orang di hari itu.

Kemudian Nabi Isa a.s. dan kawan-kawannya berdo’a (supaya Yajuj Ma‘juj binasa). Lalu Allah mengirimkan kepada mereka penyakit hidung kepada Yajuj Majuj, maka di waktu pagi mereka mati semuanya sekaligus.

Selanjutnya Nabi Isa dan kawan-kawannya turun dari bukit (Thur) ke dalam negeri, dan didapatinya sudah tidak ada tempat terluang sejengkal pun, melainkan telah dipenuhi oleh bangkai busuk (Yajuj Majuj). Nabi lsa dan kawan-kawannya selanjutnya berdo‘a kepada Allah (supaya bangkai Yajuj Ma juj itu dihilangkan).

Allah lalu mengirim burung-burung yang besarnya seperti unta, kemudian disambarlah bangkai-bangkai (Yajuj Majuj) itu dan dilemparkan ke tempat yang dikehendaki Allah. Selanjutnya Allah menurunkan hujan lebat, yang tidak membuyarkan sebuah rumahpun yang terbuat dari tanah liat dan bulu onta (maksudnya dapat menghanyutkan seluruh kotoran Yajuj Majuj yang masih ada), lalu dibasuhnya bumi sehingga bersih seperti kaca.

Sesudah itu, kepada bumi diperintahkan : “Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkatanmu !” Maka pada saat itu, sekumpulan orang kenyang karena memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh kulitnya, rezeki mereka penuh dengan berkah, sehingga seekor unta bunting cukup mengenyangkan sekumpulan orang.

Dalam keadaan seperti ini, Allah mengirimkan angin baik dan melalui ketiak mereka. Maka diambillah nyawa setiap orang beriman dan setiap orang muslim. Akhirnya tinggallah orang-orang jahat, bercampur baur seperti khimar (artinya tidak tahu malu). Maka di kala itulah terjadi kiamat. (HR. Muslim).

Setelah itu, kehidupan kaum muslimin semakin baik, semakin aman dan tentram, bahagia dan rizqinya penuh dengan berkah, sampai-sampai makan kurma satu sudah kenyang. Pada saat itu Nabi Isa menjalankan syari’ah Rasulullah SAW dalam menata kehidupan masyarakat Islam, dan banyak juga orang kafir yang masuk Islam setelah melihat kebenaran ajaran-ajarannya.

Di mana-mana tampak kerukunan, ketentraman dan kedamaian umat, jarang terjadi kejahatan dan penganiayaan, yang ada adalah kesatuan dan persatuan umat dalam mengabdi dan berbakti kepada Allah SWT. Akan tetapi masa seperti ini amatlah singkat dan tidak berlangsung lama, hanya berlangsung selama ditunggu Nabi Isa a.s.(*)

(Sumber: Haqiqi Alif. 100 Berita dari Kubur. Jombang: Lintas Media, tanpa tahun, via laduni.id)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya