Liputan6.com, Jakarta - Usai hari kiamat, manusia akan dibangkitkan dan menghadapi yaumul hisab. Kemudian, ada hari yang disebut sebagai yaumul jaza, atau hari pembalasan.
Peristiwa dalam momen genting seusai itu adalah menyeberangi shiratal mustaqim, sebuah jembatan atau jalan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam.
Advertisement
وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ
"Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan." (QS. Maryam : 71)
Baca Juga
Mengutip laman jabar.kemenag.goid, maksud kata ”mendatangi” ialah melintas di atas neraka jahannam dengan menyeberangi jembatan. Semua orang beriman, pasti mengalaminya. Kabar baiknya, Allah Swt akan menjamin keselamatan bagi mereka yang imannya dan orang-orang bertaqwa.
Sebaliknya, orang-orang zalim dan munafik akan jatuh tergelincir ke dalam neraka jahannam saat melintasinya. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW menggambarkan keadaan jembatan dimaksud :
وَلِجَهَنَّمَ جِسْرٌ أَدَقُّ مِنْ الشَّعْرِ وَأَحَدُّ مِنْ السَّيْفِ عَلَيْهِ كَلَالِيبُ وَحَسَكٌ يَأْخُذُونَ مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَالنَّاسُ عَلَيْهِ كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ وَالْمَلَائِكَةُ يَقُولُونَ رَبِّ سَلِّمْ رَبِّ سَلِّمْ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَمَخْدُوشٌ مُسَلَّمٌ وَمُكَوَّرٌ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ
“Dan neraka jahanam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim.” (Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah). Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR.Ahmad)
Menurut hadis tersebut, ada yang menyeberanginya dengan selamat namun harus mengalami luka-luka dikarenakan terkena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik tubuhnya. Ada pula mereka yang gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset, tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan.
Dalam momen itu, para Nabi dan Rasul mendoakan umatnya agar selamat menyeberang hingga Surga. Pun dengan para malaikat yang mendoakan orang beriman atau mukmin.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Nasib Orang-Orang Munafik
Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan di atas neraka jahanam, setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya.
"Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan dan ‘amal perbuatan kami dari riya, lisan kami dari dusta dan pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa yang disembunyikan hati,".
Setiap orang yang beriman berharap dirinya masuk ke dalam golongan yang selamat menyeberanginya dan dijauhkan dari azab api neraka. Seorang mukmin mesti mengupayakan agar dirinya kelak memiliki cahaya agar mampu menyeberangi kegelapan dan panasnya neraka.
Sebab pada saat akan menyeberangi jembatan tersebut setiap orang dibekali Allah cahaya agar mampu melihat jalan yang sedang ditelusurinya di atas jembatan tersebut.
Cahaya bagi orang-orang munafik mendadak dipadamkan Allah, maka mereka akan panik dan memohon kepada orang-orang beriman agar dibagi sebagian cahaya yang setia menemaninya. Sungguh gambaran mengerikan yang dengan jelas diuraikan Allah di dalam ayat-ayat berikut ini:
”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mu'min) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS. Al-Hadid : 11-15)
Tim Rembulan
Advertisement